KubarMahakam Ulu

Mahakam Ulu Tawarkan Solusi Plastik Organik Pati Singkong di PEDA 2025

Kubar, Sekaltim.co – Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) Kalimantan Timur (Kaltim) mencuri perhatian publik lewat inovasi berbasis kearifan lokal yang ramah lingkungan melalui plastik organik dari pati singkong.

Dalam ajang Pekan Daerah (PEDA) KTNA XI yang digelar di Barong Tongkok, Kutai Barat, 21–27 Juni 2025, Mahulu menampilkan dua inovasi unggulan dari masyarakat desa.

Salah satu inovasi paling mencolok datang dari Kampung Lutan Kecamatan Long Hubung berupa plastik organik biodegradable berbahan dasar pati singkong.

Produk ini diklaim ramah lingkungan dan dapat terurai secara alami dalam waktu singkat. Bahan utamanya dari pati singkong dan limbah kulit buah naga.

“Plastik yang kami ciptakan ini bukan hanya plastik yang hanya untuk membungkus kemasan, tapi memiliki manfaat jangka panjang. Selain ramah lingkungan, ini juga bisa sebagai keamanan produk suatu pangan, karena dia bisa mendeteksi kebusukan makanan,” kata Sigit Partama, Sekretaris Desa Lutan.

Ia menjelaskan bahwa plastik tersebut tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu mendeteksi kebusukan pada daging ayam potong.

“Untuk bahan pendeteksi kebusukan daging ayam kita menggunakan limbah kulit buah naga merah,” ungkapnya.

Kepala Desa Lutan, Sukani Jaya, plastik ini sudah berhasil diproduksi secara lokal dengan peralatan sederhana. Bahkan, kantong plastik tersebut telah diuji dalam beberapa prototipe yang bisa digunakan sebagai tas kresek dan kemasan pangan.

“Inovasi ini kami luncurkan saat PEDA KTNA XI,” tambahnya bangga.

Inovasi plastik organik pati singkon ini diharapkan dapat menjawab persoalan peningkatan sampah di Kaltim. Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat peningkatan signifikan sampah plastik di Kaltim.

Dari 850 ribu ton timbulan sampah, 19,3 persennya berupa plastik. Angka ini naik dari sebelumnya 16 persen.

Melihat kondisi ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim terus mengampanyekan gaya hidup sadar sampah.

Plastik organik pati singkong ini sebagai solusi alternatif pengurangan plastik konvensional.

Produk ini merupakan kelanjutan dari inovasi sebelumnya yang memenangkan lomba Gelar Teknologi Tepat Guna (GTTG) Kaltim 2023 di Bontang. Saat itu, pemuda dari Kampung Lutan membuat alat penyuling air dengan tenaga panas matahari untuk wilayah terpencil.

Selain plastik organik pati singkong, Mahakam Ulu juga menampilkan inovasi pengolahan limbah kulit kakao menjadi pakan ternak. Limbah pertanian yang biasanya dibuang kini dapat dimanfaatkan menjadi pakan berkualitas tinggi guna mendukung usaha peternakan lokal.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji telah menutup resmi PEDA XI pada 27 Juni 2025, seraya mengapresiasi semangat gotong royong dan inovasi yang ditampilkan peserta. “Inilah wajah masa depan pertanian dan lingkungan Kaltim,” ucapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button