Samarinda, SEKALTIM.CO – Operasi pasar beras di Samarinda Kalimantan Timur aktif dilakukan Pemerintah Kota Samarinda di beberapa tempat strategis. Pada Jum’at 1 Maret 2024, operasi pasar beras dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda, tepatnya di Lapangan Parkir Balaikota Jalan Kesuma Bangsa.
Ratusan pegawai dan masyarakat umum tampak tertib antre dalam operasi pasar beras di Samarinda yang dari Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda. Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Marnabas, bahkan turun langsung memimpin operasi pasar ini yang menyiapkan stok sebanyak 5 ton.
Marnabas menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik mengenai ketersediaan stok beras. Menurutnya, stok beras di Samarinda masih berlimpah, dengan 2 ribu ton di Bulog dan 8 ribu ton di distributor.
“Jadi sebenarnya stok kita itu banyak. Di Bulog ada 2 ribu ton dan di distributor ada 8 ribu ton. Jadi cukup,” ungkap Marnabas melalui Kominfonews, .
Pada tanggal 25, 26, dan 27 Februari 2024 lalu, Disdag Samarinda juga telah menerjunkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 259 Ton. Hal ini dilakukan untuk menjangkau masyarakat yang tidak tercatat dan tidak sempat memperoleh beras.
Marnabas juga menjelaskan bahwa operasi pasar beras di Samarinda telah dilakukan di beberapa tempat, termasuk Harapan Baru, Pasar Merdeka, Sungai Dama, Lempake, Segiri, dan hari ini di Balai Kota. Operasi pasar ini tidak hanya untuk pegawai pemkot, tetapi juga terbuka bagi masyarakat umum.
Setelah operasi pasar beras ini, pihaknya berencana untuk melanjutkan kegiatan serupa di tempat lain, termasuk Sambutan. Marnabas menegaskan bahwa semua kalangan masyarakat disasar dalam upaya mengatasi kelangkaan beras untuk operasi pasar beras yang dijual dengan harga Rp10.250 per kilogram.
“Setelah ini direncanakan lusa (Selasa) kami ke Sambutan lagi. Jadi berkeliling,” imbuh Marnabas.
Sementara itu, secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (PPKUKM) Provinsi Kaltim, Heni Purwaningsih, juga turut meninjau ketersediaan stok dan harga beras di beberapa pasar di Balikpapan dan Samarinda beberapa waktu lalu.
Heni Purwaningsih membenarkan telah terjadi kenaikan harga beras karena belum pulihnya dampak El Nino. Kondisi ini berakibat terhadap bergesernya musim panen.
Menurut Heni Purwaningsih, hal ini menyebabkan harga beras cukup mahal karena sentra-sentra beras nasional belum memasuki masa panen.
Meskipun demikian, Heni menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang. Berdasarkan pemantauan harga dan monitoring Dinas, ketersediaan stok beras di gudang BULOG, distributor, dan pasar tradisional cukup dan diprediksi akan cukup hingga waktu lebaran.
“Saya berharap kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu melakukan aksi borong, tidak perlu panic buying. Berbelanjalah dengan bijak, dan berbelanjalah sesuai dengan kebutuhan,” ungkap Heni melalui keterangan tertulis, Jumat 1 Maret 2024.
Pemerintah memperkirakan bahwa pada bulan Maret atau April sudah memasuki masa panen raya, yang diharapkan dapat menurunkan harga beras. Harga beras pun diperkirakan akan mulai turun, meskipun tingkat penurunannya masih terbatas karena beberapa sentra produksi beras baru saja memasuki masa panen.
“Sebagai informasi, di Pusat Pasar Induk Beras Cipinang sebagai barometer harga beras nasional bahwa harga beras sudah mulai turun. Sudah ada beberapa sentra produksi beras yang sudah panen, akan tetapi belum panen secara massal jadi tingkat penurunannya masih kecil.” ungkap Heni. (*)