Dua Sastrawan Kaltim Raih Penghargaan Kemendikbudristek 2024
Samarinda, SEKALTIM.CO – Kantor Bahasa Kalimantan Timur mengumumkan dua sastrawan Kalimantan Timur telah terpilih sebagai penerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2024. Kedua sastrawan tersebut adalah Syafruddin Pernyata dan Sunaryo Broto.
Pengumuman ini disampaikan melalui keterangan tertulis Kantor Bahasa Kaltim pada Jumat 21 Juni 2024. “Berdasarkan Pengumuman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek Nomor 0955/I2/BS.00.02/2024, Sastrawan Kalimantan Timur, Bapak Syafruddin Pernyata dan Bapak Sunaryo Broto terpilih sebagai Penerima Penghargaan dari Kemendikbudristek bersama 68 orang sastrawan dari seluruh Indonesia,” demikian bunyi keterangan tersebut.
Syafruddin Pernyata: Dari Jurnalis hingga Birokrat
Syafruddin Pernyata, lahir pada 28 Agustus 1958, merupakan sosok multitalenta yang telah berkiprah di berbagai bidang. Perjalanan karirnya dimulai sebagai jurnalis, kemudian menjadi birokrat, hingga akhirnya dikenal sebagai sastrawan produktif di Kalimantan Timur.
Pendidikan dasar Syafruddin ditempuh di SD Al Khairiyah Samarinda, dilanjutkan ke Pendidikan Guru Agama Samarinda untuk jenjang menengah. Ia kemudian melanjutkan studi S1 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jenjang pendidikan tertingginya adalah Program Magister Ilmu Sastra (Linguistik) di Universitas Padjadjaran Bandung.
Karir jurnalistik Syafruddin dimulai saat mengelola majalah dinding di kampus Universitas Mulawarman Samarinda tahun 1976. Setahun kemudian, ia menjabat sebagai Pemimpin Redaksi media kampus Al Manar. Pengalaman jurnalistiknya semakin matang saat menjadi Pemimpin Redaksi surat kabar Sampe (1978-1999) dan koresponden Harian Angkatan Bersenjata (1982-1987).
Dalam dunia birokrasi, Syafruddin pernah menjabat berbagai posisi strategis di Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Mulai dari Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Badan Perpustakaan Daerah, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi, hingga Kepala Dinas Pariwisata sebelum masa purnabaktinya sebagai PNS pada tahun 2018.
Sebagai sastrawan, Syafruddin telah menghasilkan berbagai karya sastra, termasuk kumpulan puisi, buku motivasi, dan novel. Beberapa karyanya antara lain “Harga Diri” (kumpulan puisi), “Belajar dari Universitas Kehidupan” (motivasi), “Nanang Tangguh & Galuh Intan” (novel), dan “Aku Mencintaimu Shanyuan” (novel).
Sunaryo Broto: Dari Teknik Kimia ke Dunia Sastra
Sunaryo Broto, lahir di Karanganyar, Solo, pada 7 April 1965, memiliki latar belakang yang unik sebagai sastrawan. Ia merupakan lulusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada (1991) dan meraih gelar Magister Manajemen dari Universitas Mulawarman (2005).
Karir profesional Sunaryo dimulai di PT Pupuk Kaltim sejak 1992 hingga masa pensiunnya pada April 2021. Selama bekerja, ia aktif dalam berbagai kegiatan pers dan jurnalistik di lingkungan perusahaan.
Minat Sunaryo terhadap dunia sastra telah tumbuh sejak masa kuliah. Ia pernah menjadi pengurus Majalah Mahasiswa UGM, Balairung (1986-1987) dan mendirikan Majalah Mahasiswa Teknik Kimia UGM, Entropi (1987).
Sebagai sastrawan, Sunaryo telah menghasilkan berbagai karya yang meliputi puisi, cerpen, esai, dan catatan perjalanan. Beberapa karyanya yang telah dibukukan antara lain “Catatan Haji Sebuah Hati” (2007), “Tentang Waktu” (kumpulan puisi, 2010), “Pertemuan di Kebun Raya” (kumpulan cerpen, 2010), dan “Perjumpaan di Candi Prambanan” (kumpulan cerpen, 2016).
Karya-karya Sunaryo telah mendapat pengakuan di tingkat nasional. Namanya tercantum dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” terbitan Yayasan Hari Puisi Jakarta 2017. Ia juga pernah menjadi juara 2 Lomba Penulisan Outobiografi Pelaku Sastra di Kaltim dan Kaltara (2018), serta mendapat nominasi Tokoh Kebahasaan 2019 Kategori Penggiat Literasi Kaltim-Kaltara.
Penghargaan dari Kemendikbudristek ini menjadi bukti nyata kontribusi dan dedikasi Syafruddin Pernyata dan Sunaryo Broto dalam mengembangkan dunia sastra di Kalimantan Timur. Keduanya telah membuktikan bahwa latar belakang yang beragam dapat memperkaya khazanah sastra Indonesia.
Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para sastrawan muda di Kalimantan Timur untuk terus berkarya dan mengharumkan nama daerah di kancah sastra nasional. Kantor Bahasa Kalimantan Timur, sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra di daerah, tentu akan terus mendukung upaya-upaya serupa di masa mendatang. (*)