ANEKANEWS SEKALTIM

Kabar Terbaru Badak Pahu Kalimantan Timur Asyik Bermain di Kubangan Lumpur

Pahu Si Mungil Bercula Satu dari Kalimantan yang Mempesona

Sekaltim.co – Kabar terbaru datang dari badak pahu Kalimantan Timur yang asyik bermain lumpur di kubangan. Kabar ini menjadi kisah yang menghangatkan hati dari tengah lebatnya hutan Kalimantan yang tersembunyi tentang perjuangan konservasi dan harapan bagi masa depan satwa langka.

Inilah cerita tentang Pahu, si badak Kalimantan yang mungil namun penuh semangat, yang kini menjadi simbol harapan bagi kelangsungan spesiesnya yang terancam punah.

Berkubang dalam Kebahagiaan

Pada Selasa, 10 September 2024, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur mengunggah sebuah video yang menjadi sorotan di kalangan pencinta alam. Video hitam putih hasil tangkapan kamera trap ini memperlihatkan momen langka dan menggemaskan: Pahu, si badak betina, sedang asyik bermain lumpur di kubangan.

“Sobat, badak pahu lagi membuat air kubangan agar sesuai tingkat kekentalannya, jadi bisa main lumpur deh,” tulis BKSDA Kaltim dalam keterangan video tersebut, seolah mengajak kita semua untuk ikut merasakan keceriaan Pahu.

Namun, di balik adegan menggemaskan ini, tersimpan rahasia penting tentang perilaku alami badak Kalimantan. BKSDA Kaltim menjelaskan bahwa berkubang bukanlah sekadar kegiatan main-main bagi Pahu. “Bagi badak, salah satu aktivitas penting yang dilakukan adalah berkubang,” ungkap mereka.

Lebih dari Sekadar ‘Spa’ Alami

Berkubang, bagi Pahu dan badak-badak lainnya, memiliki fungsi vital yang jauh melampaui kesenangan semata. “Kenapa Badak Pahu perlu berkubang? Selain untuk menjaga suhu tubuh, juga untuk menjaga kelembapan kulit nih, jadi seperti luluran gitu sobat,” jelas BKSDA Kaltim.

Proses berkubang ini bukan hanya tentang menjaga kesehatan kulit. Bagi badak Kalimantan seperti Pahu, lumpur juga berfungsi sebagai pelindung alami dari gigitan parasit yang bisa membawa penyakit. Sungguh, alam telah merancang mekanisme perlindungan diri yang begitu cerdas bagi makhluk-makhluk ciptaan-Nya.

Musim Hujan: Waktu untuk Berinovasi

Saat musim hujan tiba, kubangan Pahu menjadi lebih cair. Namun, jangan kira ini menghentikan aktivitasnya. Justru, ini menjadi kesempatan bagi Pahu untuk “berolahraga” dengan cara yang unik. Ia akan menggali sisi-sisi kubangan menggunakan culanya, sebuah kegiatan yang tidak hanya memperbesar area bermainnya tetapi juga membantu mengentalkan lumpur.

“Terkadang, musim hujan adalah kesempatan yang baik bagi badak Pahu untuk membuat kubangan baru,” ungkap BKSDA Kaltim. Bayangkan betapa kreatifnya Pahu, merancang dan membangun ‘rumah bermain’ barunya sendiri!

Pahu: Si Mungil yang Menakjubkan

Meski terlihat kecil dan menggemaskan, Pahu menyimpan kekuatan yang mengejutkan. Sebagai anggota spesies badak terkecil di dunia, berat Pahu bisa mencapai 380 kg. “Kebayang gak nih sob, diajak main gendong-gendongan dengan Pahu?” canda BKSDA Kaltim dalam salah satu unggahan media sosial mereka.

Namun di balik sosoknya yang menggemaskan, Pahu menyimpan tanggung jawab besar. Ia adalah salah satu dari sedikit badak Kalimantan yang tersisa, menjadikannya kunci penting dalam upaya konservasi spesiesnya.

Para Penjaga Setia Pahu

Kelangsungan hidup Pahu tidak lepas dari dedikasi para keeper di Suaka Badak Kelian (SBK) Kutai Barat, Kalimantan Timur. Salah satunya adalah Pak Felis, yang setiap hari dengan teliti mengamati perilaku Pahu, mulai dari kebiasaan makan, pola berkubang, hingga rutinitas hariannya.

“Para keeper harus mengamati dan mencatat dengan teliti setiap perilaku badak Pahu,” jelas seorang perwakilan SBK. Catatan-catatan ini kemudian menjadi jurnal harian yang sangat berharga, membantu para peneliti dan dokter hewan dalam memahami kebutuhan Pahu secara lebih mendalam.

Harapan di Tengah Ancaman Kepunahan

Keberadaan Pahu menjadi sinar harapan di tengah ancaman kepunahan yang dihadapi badak Kalimantan. Pada Juni 2024, SBK menerima kunjungan tim ahli dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan sistem reproduksi Pahu.

Dr. drh Muhammad Agil, M.Sc.Agr, Kepala Dokter Hewan Program Teknologi Reproduksi Berbantuan (ART), menjelaskan bahwa tim mereka telah melakukan proses pengambilan sel telur Pahu melalui fertilisasi in-vitro menggunakan teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) pada tahun sebelumnya.

Langkah-langkah ini menjadi bagian dari upaya besar untuk melestarikan spesies badak Kalimantan.

Pelajaran dari Pahu

Kisah Pahu bukan sekadar cerita tentang seekor badak. Ini adalah narasi tentang harapan, perjuangan, dan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Melalui Pahu, kita diingatkan akan keajaiban alam yang masih tersisa di hutan-hutan kita, dan tanggung jawab kita untuk melestarikannya.

Setiap kubangan lumpur yang dibuatnya, setiap langkah mungilnya di Suaka Badak Kelian, adalah pengingat akan keindahan dan keunikan satwa Indonesia yang harus kita jaga bersama.

Pahu mungkin tidak menyadarinya, tapi ia telah menjadi duta bagi spesiesnya, mengajarkan kita tentang ketangguhan, adaptasi, dan pentingnya hidup selaras dengan alam.

Saat kita mengakhiri cerita ini, bayangkanlah Pahu yang sedang berkubang dengan riang di lumpur hangatnya. Dalam keceriaannya, tersimpan harapan bagi masa depan badak Kalimantan dan pesan penting bagi kita semua: bahwa dalam menjaga kelestarian alam, setiap individu, sekecil apapun, memiliki peran yang tak tergantikan. (*)

Simak berita Sekaltim.co lainnya di tautan Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button