Narasi Politik Dinasti tak Relevan Lagi, Rusmadi Serukan Pemilih Fokus pada Visi Misi!
SEKALTIM.CO – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso, baru-baru ini menyoroti soal narasi ‘politik dinasti’ yang kerap kali dibawa dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu), Pemilihan Legislatif (Pileg), maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Narasi politik dinasti dalam pemilihan tidak seharusnya menjadi isu yang diperdebatkan, karena menurutnya, tidak ada aturan hukum yang melarang seseorang mencalonkan diri berdasarkan hubungan kekerabatan.
Dalam pandangannya, isu politik dinasti ini justru menunjukkan pemahaman yang kurang mendalam mengenai prinsip demokrasi sejati. Yang mana maksudnya, setiap warga negara Indonesia memiliki hak konstitusional yang sama untuk memilih dan dipilih.
“Jika kita melarang seseorang mencalonkan diri hanya karena ia memiliki hubungan darah dengan pejabat tertentu, maka sesungguhnya itu adalah pelanggaran hak asasi manusia,” ujarnya, dengan merujuk pada perlindungan hak dalam UUD 1945.
Demokrasi kata dia, seharusnya dilihat dari sudut pandang kualitas, bukan kekerabatan. Menurutnya, banyak orang-orang berbicara tentang siapa yang pantas maju dan menang. Padahal seharusnya, yang menjadi bahan pertimbangan adalah kualitas dan program kerjanya.
“Visi misi dan program-program yang telah ditawarkan itu seharusnya dipertimbangkan, jadi bicaranya bukan soal hubungan darah atau kekerabatan. Demokrasi itu bukan tentang siapa yang Anda kenal, tapi soal siapa yang bisa memberikan solusi tepat bagi masyarakat.”
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat Kaltim khususnya Kota Samarinda, untuk fokus pada substansi Pilkada. Maka, berhentilah untuk mempersoalkan hal-hal yang sudah tidak relevan lagi seperti politik dinasti.
“Sekarang ini yang penting adalah seberapa baik program-program yang ditawarkan oleh para calon, apakah mereka bisa membawa kemajuan atau tidak.”
Menurut mantan sekretaris daerah provinsi (sekdaprov) Kaltim ini, memperdebatkan isu-isu seperti ini adalah kemunduran, terutama di era modern. Alangkah baiknya untuk dapat melihat calon berdasarkan kemampuannya.
“Jika kita terus mengangkat narasi tak relevan ini, maka kita justru gagal mengarahkan perhatian pada hal-hal yang sangat penting, diantaranya seperti, bagaimana kandidat bisa membawa perubahan dan membangun daerah.”
Di akhir pernyataannya, Rusmadi Wongso pun berharap agar masyarakat di Kota Samarinda dan Kaltim bisa lebih bijak dalam menilai calon pemimpin dimasa yang akan datang.
“Hak setiap orang untuk mencalonkan diri itu dilindungi undang-undang, tapi hak rakyat untuk memilih siapa yang terbaik itulah yang paling penting. Lebih baik fokus saja pada program, visi, dan misi, bukan hal-hal yang tidak lagi relevan.”
Dengan pernyataan itu, Rusmadi berusaha mendorong masyarakat untuk lebih rasional dalam memilih pemimpin, berfokus pada kemampuan dan integritas calon ketimbang hubungan kekerabatan.
“Di Pilkada ini, yang menentukan masa depan adalah program-program yang ditawarkan oleh kandidat, bukan siapa yang berhubungan dengan siapa,” tegasnya.
“Pilkada adalah pesta yang riang gembira tidak saling menohok satu dengan yang lain apalagi sintimen terkait dengan ras, suku, putra daerah bukan putra daerah itu sudah bukan zamanya lagi,” tutupnya.