Pertanyakan Status AMA, Buchori Hasan: Kritik Semua Paslon Jika Memang Seorang Aktivis
SEKALTIM.CO – Dunia perpolitikan Kalimantan Timur (Kaltim) semakin memanas menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024. Teranyar, seorang aktivis muda baru-baru ini dilaporkan ke Polda Kaltim atas dugaan ujaran kebencian.
Andi Muhammad Akbar, adalah sosok aktivis vokal yang tengah menjadi sorotan publik usai mengeluarkan kritik tajam terhadap salah satu pasangan calon (paslon), Rudy Mas’ud.
Kritik yang dilontarkannya itu memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Salah satunya, mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Samarinda, Buchori Hasan. Dia dengan tegas mendukung langkah yang diambil tim kuasa hukum Rudy-Seno.
“Saya mendukung, karena sebagai respons dari pernyataan Andi Muhammad Akbar yang terindikasi adanya dugaan ujaran kebencian terhadap salah satu paslon,” ujarnya, Senin (21/10/2024).
Mengapa demikian, menurut Buchori, walau kritik itu penting dalam berdemokrasi, narasi yang digunakan Andi Muhammad Akbar harus dijaga agar tidak menyulut kebencian.
Di sisi lain, ia juga mempertanyakan status dari Andi Muhammad Akbar ketika mengkritik paslon bersangkutan. Apakah sebagai aktivis seperti yang diklaim, ataukah sebagai salah satu timses.
“Hari ini yang kita lihat, narasi-narasi dia itu sebagai paslon bukan aktivis. Kalau aktivis, harusnya dia mengkritik semua paslon yang ada, bukan hanya berfokus pada satu paslon saja. Jika netral sebagai aktivis, ya kritik dong yang satu lagi.”
Dalam pandangan Buchori, narasi-narasi yang disampaikan Andi Muhammad Akbar tampak mengarah kepada provokasi. Hal ini dianggap dapat merusak citra baik proses demokrasi di Kaltim dan menimbulkan dampak negatif di mata masyarakat.
“Kita harus ingat, siapapun boleh mengritik, tapi harus jelas koridornya dia sebagai apa. Ini kan satu paslon saja yang dikritisi, apalagi kita lihat ada indikasi provokatif dan kalimat yang pemilihan narasinya kurang tepat.”
Ketika narasi provokatif mengemuka, dampak sosialnya akan terasa luas. Kritik yang bersifat menyerang justru menciptakan kegaduhan di kalangan masyarakat, memunculkan pro dan kontra yang tidak sehat.
Atas dasar itu, Buchori menyampaikan kepada semua pihak agar bisa menahan diri dan tidak memprovokasi salah satu paslon. Sehingga, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 terasa damai tanpa perpecahan.
“Lebih baik memberikan edukasi positif pada masyarakat, tidak memberikan narasi-narasi provokatif apalagi sampai merugikan salah satunya. Kita harusnya bertaruh soal gagasan program yang dibawa masing-masing paslon, agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat kelak.”
Diakhir kata, ia menyerukan agar semua pihak berkomitmen untuk menciptakan Pilkada yang damai tanpa perpecahan. Demokrasi sehat itu terang dia, memerlukan kontribusi dari setiap individu untuk menyuarakan pendapat dengan cara yang konstruktif dan menyejukkan.
“Pesta demokrasi harus dibangun dengan narasi yang menyejukkan, tidak menyerang secara personal atau memicu pertikaian. Mari ciptakan Pilkada damai, jangan terprovokasi, ini hanya kontestasi lima tahunan.”
Untuk diketahui, suasana semakin memanas ketika Andi Muhammad Akbar dilaporkan oleh kuasa hukum Rudy-Seno sebab pernyataannya yang dianggap menyerang personal melalui media online.
Dari berbagai berita yang tersebar di media online, Andi Muhammad Akbar tidak henti-hentinya menyoroti rekam jejak Rudy Mas’ud, mulai dari menyinggung isu sensitif seperti politik dinasti dan utang ratusan miliar.