Potensi Besar Kelapa Kaltim, Dari Tren Menurun Menuju Kebangkitan Industri Perkebunan
Samarinda, Sekaltim.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengambil langkah strategis untuk membangkitkan kembali industri perkebunan kelapa yang sempat mengalami penurunan signifikan. Hal ini terungkap dalam Webinar Bincang Komoditas Perkebunan Lestari (Bingka) Kalimantan Timur Seri 8 yang digelar Selasa, 22 Oktober 2024.
“Sudah saatnya Kalimantan Timur berfokus untuk membangkitkan kembali minat masyarakat terhadap tanaman perkebunan unggulan, khususnya kelapa dalam,” tegas Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, Ence Achmad Rafiddin Rizal, dalam pembukaan webinar bertema “Potensi Diversifikasi Usaha Tanaman Kelapa Untuk Peningkatan Pendapatan Petani.”
Data dari Badan Karantina Kementerian Pertanian menunjukkan posisi strategis Indonesia sebagai produsen dan eksportir kelapa butir terbesar dunia periode 2016-2020. Kontribusi Indonesia mencapai 58,37% dari total volume ekspor kelapa global, dengan nilai ekspor mencapai 61,9 ribu ton. Negara tujuan ekspor utama meliputi Tiongkok, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura.
Tidak hanya kelapa bulat, produk turunan kelapa juga menunjukkan potensi pasar yang menjanjikan. Bungkil kelapa mencatat volume ekspor 15,2 ribu ton dengan negara tujuan India, Tiongkok, Vietnam, Malaysia, dan Jepang. Sementara kopra mencapai 9,4 ribu ton dengan pasar utama Korea Selatan, Bangladesh, India, Pakistan, dan Filipina.
Namun, kondisi perkebunan kelapa di Kalimantan Timur justru menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, produksi kelapa mengalami penurunan drastis dari 20.382 ton pada 2008 menjadi hanya 7.843 ton pada 2023. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit dan tanaman kelapa yang sudah tua serta rusak.
Meski demikian, Kalimantan Timur masih memiliki potensi besar untuk pengembangan industri kelapa. Beberapa wilayah potensial meliputi Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Muara Jawa, Samboja, dan Marang Kayu), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan (Kecamatan Penajam dan Balikpapan Timur), serta Kabupaten Berau yang memiliki garis pantai panjang.
Manajer Senior Program Terestrial YKAN, Niel Makinuddin, menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangkitkan kembali minat terhadap komoditas kelapa. “Kita perlu keroyokan atau kolaborasi untuk membangkitkan minat dan perhatian terhadap komoditas potensial ini,” ujarnya. Pengembangan komoditas unggulan ini sejalan dengan visi pembangunan hijau Kalimantan Timur.
Webinar Bingka Kaltim yang diselenggarakan melalui kerja sama Forum Komunikasi Perkebunan Berkelanjutan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menghadirkan narasumber berkompeten. Di antaranya Viva Satriani dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dan Ismail Maskromo dari Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN.
Hadir pula secara luring Artha Mulya selaku Ketua Perkumpulan Pengusaha Pangan dan Kuliner Nusantara Kaltim, serta Rusni Febriyanti yang menjabat sebagai Ketua Koperasi Produsen Kriya Inovasi Mandara Kabupaten Penajam Paser Utara. Para pemangku kepentingan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya revitalisasi industri kelapa di Kalimantan Timur.
Dengan potensi pasar yang besar dan dukungan berbagai pihak, industri kelapa Kalimantan Timur diharapkan dapat bangkit kembali dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah sekaligus mendukung visi pembangunan hijau provinsi. (*)