Andi Harun-Saefuddin Zuhri Terima Dukungan Gerindra, Mayoritas Parpol Terbentuk di Pilkada Samarinda 2024

Samarinda, Sekaltim.co – Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda, Andi Harun dan Saefuddin Zuhri, menerima SK Model B Persetujuan Parpol KWK di Kantor DPD Partai Gerindra Kaltim pada Senin, 26 Agustus 2024, malam.

Dukungan ini diserahkan langsung oleh Sekretaris DPD Partai Gerindra Kaltim, Seno Aji, didampingi Ekti Imanuel dan jajaran pengurus lainnya.

Dengan dukungan Gerindra ini, potensi kotak kosong di Pilkada Samarinda 2024 semakin terbuka lebar. Andi Harun menegaskan bahwa kini hanya Partai Golkar yang belum menentukan dukungannya.

“Hampir semua (parpol) sudah (menyerahkan B1.KWK). Hanya tinggal Partai Golkar saja yang belum ada suratnya, tetapi roman-romannya ke kita. Kalau berbeda, ya itu sebagai realitas politik,” ujar Andi Harun.

Terhitung sudah 37 kursi dukungan yang telah dikantongi pasangan ini. Rinciannya sebagai berikut:
1. Partai Gerindra: 9 kursi
2. PDIP: 6 kursi
3. PKS: 5 kursi
4. Partai Nasdem: 5 kursi
5. PAN: 4 kursi
6. Partai Demokrat: 4 kursi
7. PKB: 2 kursi
8. PPP: 1 kursi
9. Partai Gelora: 1 kursi

Menyikapi potensi kotak kosong yang semakin nyata, Andi Harun menegaskan bahwa ia tidak pernah merencanakan atau mengarah ke skenario tersebut. “Saya tidak pernah mengarah ke sana. Tidak surprise juga dan tidak membayangkan sebesar ini dukungannya. Bayangan saya ada 3 pasang calon, tapi perkembangannya dalam 5 bulan terakhir ini, banyak kejutan yang saya dapat,” jelasnya.

Terkait jalur independen yang sebelumnya dipilih, Andi Harun menjelaskan bahwa hal tersebut sejak awal diposisikan sebagai alternatif. Menurutnya, parpol tetap menjadi jalur utama karena substansinya tidak berbeda dengan jalur independen, dan mayoritas parpol dianggap telah menangkap suara publik.

“Pilihan untuk mendaftarkan ke jalur independen tentunya jangan sampai gagal mencalonkan diri karena tidak mendapat parpol. Apalagi, tergambarkan survei di atas 88,6 persen masih menginginkan saya menjabat,” ungkap Andi Harun.

Ia menangkap adanya kekhawatiran di masyarakat tentang kemungkinan dirinya tidak mendapat dukungan parpol. Hal ini mendorong masyarakat untuk bergerak menyediakan alternatif melalui jalur independen.

Andi Harun mengungkapkan bahwa sebelumnya banyak parpol yang tidak menunjukkan indikasi mendukungnya, namun tiba-tiba berubah haluan. Pembukaan pendaftaran parpol dianggapnya sebagai penghormatan setinggi-tingginya, yang akhirnya membuatnya merasa harus mendaftar.

“Prosesnya begitu dinamis, ada kalkulasi, tapi kenyataan jelang injury time, dukungan mayoritas parpol ke kita. Nah itu yang saya maksudkan, parpol akhirnya membuat keputusan sesuai dengan keinginan suara publik. Saya berterima kasih sebesar-besarnya,” tegasnya.

“Saya mensyukuri, keputusan parpol berkesesuaian dengan suara mayoritas masyarakat,” imbuh Andi Harun.

Situasi politik di Samarinda menjelang Pilkada 2024 ini menunjukkan dinamika yang menarik. Di satu sisi, dukungan yang sangat besar terhadap pasangan Andi Harun-Saefuddin Zuhri dari berbagai parpol mencerminkan tingginya kepercayaan terhadap kinerja dan visi mereka.

Namun di sisi lain, potensi kotak kosong yang semakin nyata juga menimbulkan pertanyaan tentang kompetisi demokratis dalam pemilihan kepala daerah.

Meski Andi Harun-Saefuddin Zuhri mendapatkan dukungan mayoritas parpol, proses politik masih terus berjalan. Masih ada kemungkinan munculnya calon lain atau perubahan konstelasi politik menjelang batas akhir pendaftaran. Partai Golkar yang belum menentukan sikap juga bisa menjadi faktor penentu dalam dinamika politik Samarinda ke depan. (*)

 

Exit mobile version