PPU, SEKALTIM.CO – Tiga hari setelah banjir besar melanda wilayah sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN), Rabu 26 Juni 2024 kemarin, situasi berangsur membaik dengan surutnya air di seluruh area terdampak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Penajam Paser Utara (PPU), Budi Santoso, dalam laporannya kepada Bupati PPU menyatakan, Rabu 26 Juni 2024 melalui keterangan tertulis, bahwa “Secara keseluruhan kondisi terkini Tinggi Muka Air (TMA) di wilayah terdampak sudah surut dan tidak terdapat genangan air di halaman rumah.”
Banjir yang terjadi pada Senin 24 Juni 2024 dini hari lalu telah memengaruhi empat desa dan kelurahan di Kecamatan Sepaku, yaitu Desa Karang Jinawi, Desa Suka Raja, Kelurahan Sepaku, dan Desa Bukit Raya.
Total dampak banjir lebih besar dari perkiraan awal, dengan 316 rumah terendam, memengaruhi 331 Kepala Keluarga (KK) atau 1.216 jiwa.
Budi Santoso melaporkan, incian dampak banjir per desa adalah sebagai berikut:
1. Desa Karang Jinawi: 68 rumah (68 KK / 238 jiwa)
2. Desa Suka Raja: 115 rumah (130 KK / 425 jiwa)
3. Kelurahan Sepaku: 117 rumah (117 KK / 498 jiwa)
4. Desa Bukit Raya: 16 rumah (16 KK / 55 jiwa)
Penyebab banjir dikaitkan dengan peringatan dini BMKG pada Senin 24 Juni 2024, pukul 00.17 WITA dan 03.25 WITA tentang potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Kecamatan Sepaku.
Hujan intensitas tinggi yang terjadi dari pukul 21.00 WITA hingga 05.00 WITA keesokan harinya menyebabkan meluapnya air sungai dan drainase, berdampak pada naiknya tinggi muka air di rumah-rumah warga di area rendah dan sekitar bantaran sungai.
Meski air telah surut, upaya penanganan dan pemulihan terus dilakukan oleh berbagai pihak.
Budi Santoso merinci beberapa langkah yang telah dan sedang dilakukan:
1. Pemantauan berkala kondisi TMA di lokasi banjir.
2. Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh Kementerian PUPR, PT. IHM, dan Manggala Agni Daops Paser dengan dukungan PDAM Kec. Sepaku.
3. Renovasi dan pemberian material bangunan untuk rumah korban terdampak, termasuk rumah Bapak Roslin di RT. 03 Kelurahan Sepaku.
4. Pembersihan dan penyemprotan lumpur di rumah-rumah warga terdampak.
5. Fogging dan pemeriksaan kesehatan oleh Tim Krisis Kementerian Kesehatan.
6. Kunjungan Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat.
7. Persiapan penyerahan bantuan kemanusiaan untuk korban terdampak.
Tim gabungan yang terlibat dalam penanganan pasca-banjir meliputi BPBD PPU, Otorita IKN, Kementerian PUPR, Tim Krisis Kementerian Kesehatan, Dinas Sosial PPU, PT. IHM, Manggala Agni Daops Paser, Satpol PP PPU, pihak kecamatan dan kelurahan, serta aparat keamanan setempat.
Melihat besarnya dampak banjir ini, BPBD PPU merekomendasikan perlunya normalisasi aliran sungai dan pembersihan drainase sebagai langkah preventif untuk mencegah bencana serupa di masa depan. (*)