PPU, SEKALTIM.CO – Hujan deras yang mengguyur wilayah Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU) pada Senin dini hari 24 Juni 2024 lalu telah memicu banjir besar di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).
Meski kawasan IKN sendiri tidak terkena dampak langsung, ratusan rumah di desa-desa sekitarnya terendam air, memengaruhi kehidupan hampir seribu jiwa.
Peristiwa ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan infrastruktur di sekitar IKN dalam menghadapi tantangan alam.
Data Banjir di Sekitar IKN
Data menunjukkan bahwa banjir telah merendam 223 rumah dan mempengaruhi 884 jiwa di wilayah tersebut. Tinggi muka air (TMA) di halaman rumah mencapai 1 hingga 1,5 meter, sementara di dalam rumah berkisar antara 50 hingga 80 sentimeter.
Empat desa dan kelurahan di Kecamatan Sepaku terdampak parah, yaitu Desa Karang Jinawi, Desa Suka Raja, Kelurahan Sepaku, dan Desa Bukit Raya.
Tim gabungan dari BPBD dan berbagai instansi lainnya telah diterjunkan ke lokasi untuk membantu proses evakuasi dan penanganan darurat.
BPBD PPU dalam laporannya menyebutkan telah melakukan langkah pembersihan saluran drainase untuk mempercepat surutnya air, serta mengevakuasi warga dan barang-barang berharga.
Meski air berangsur surut, dampak banjir masih sangat terasa. Banyak keluarga terpaksa dievakuasi, dengan sebagian besar barang-barang mereka rusak atau hilang. Situasi ini semakin mengkhawatirkan mengingat warga harus mandiri dalam proses evakuasi.
Muhammad Sukadi Kuncoro, Kepala BPBD PPU, saat dihubungi awak media belum dapat memberikan keterangan secara rinci terkait faktor-faktor penyebab luapan sungai. Namun, dia menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menangani situasi dan membantu warga terdampak.
“Dari data yang dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, sebanyak empat desa dan kelurahan di Kecamatan Sepaku terdampak banjir, yakni di Desa Karang Jinawi (7 RT), Desa Bukit Raya (3 RT), Desa Suka Raja (1 RT), dan Kelurahan Sepaku (3 RT), serta jumlah korban terdampak banjir di wilayah tersebut berjumlah 223 kepala keluarga (884 jiwa),” demikian keterangan Pemerintah Desa Bukit Raya, 25 Juni 2024.
Analisis Cuaca Kawasan IKN
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini pada pukul 00.17 Wita dan 03.25 Wita, memperingatkan potensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang di Kecamatan Sepaku.
Intensitas hujan yang tinggi ini menyebabkan sungai dan drainase meluap, menggenangi permukiman di dataran rendah dan sepanjang bantaran sungai.
Erma Yulihastin, pakar Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), juga mengungkapkan potensi hujan saat musim kemarau di Kalimantan, khususnya di wilayah Penajam Paser Utara.
“Untuk wilayah Penajam Paser Utara di lokasi IKN, secara sifat musim akan mengalami hujan secara konsisten sepanjang kemarau, dengan kata lain tidak ada kemarau di wilayah tersebut pada tahun ini,” jelasnya pada 24 Juni 2024.
Mengingat IKN direncanakan menjadi lokasi perayaan HUT RI ke-79, Erma menekankan pentingnya persiapan menghadapi skenario terburuk iklim.
“Persiapan jalur darat menuju IKN harus diperkuat, bahkan juga perlu dipikirkan jalur alternatif jika terjadi banjir,” sarannya. Dia juga menyoroti pentingnya pemetaan daerah dan jalur evakuasi bencana, serta memastikan pasokan air bersih, listrik, dan cadangan makanan.
Peningkatan curah hujan di sebagian besar Pulau Kalimantan dan wilayah IKN sudah mulai dirasakan sejak dasarian kedua atau pertengahan Juni.
Peningkatan tersebut sejalan dengan hadirnya fenomena penjalaran gelombang intra musiman yang berkaitan pada aktivitas musim panas di Asia, atau dikenal dengan istilah Boreal Summer Intraseasonal Oscillation (BSISO).
Harapan Warga dan Upaya Pemerintah
Masjid Jami Al Amin Pasar Rabu Desa Suka Raja Kecamatan Sepaku, menjadi saaran luapan hingga ke badan jalan dan mengakibatkan kemacetan akibat kendaraan berjalan lambat. Nampak petugas keamanan mengatur arus lalu lintas agar kendaraan dapat berjalan dengan lancar.
Arman Jais, salah satu warga Sepaku, kepada Tempo Witness, berbagi pengalamannya, “Ini terjadi pada hari libur dan hujan baru saja turun semalam. Di kampung tidak begitu deras, tetapi di bagian hulu sungai Sepaku sangat deras.”
Arman berada di rumah saat banjir melanda, namun dia menyaksikan puluhan rumah tergenang air, sawah-sawah terendam, dan jalan utama dilanda banjir.
Sementara warga berjuang menghadapi banjir, Plt. Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), M. Basuki Hadimuljono, dan Plt. Wakil Kepala Otorita IKN, Raja Juli Antoni, melakukan kunjungan kerja ke Kantor Otorita IKN di Balikpapan dan kawasan KIPP, 24-25 Juni 2024.
Mereka kemudian meninjau progres pembangunan infrastruktur penunjang di wilayah Nusantara, termasuk Bendungan Sepaku Semoi, lokasi pembangunan IPA, SPAM Sepaku, dan berbagai infrastruktur di KIPP seperti Kantor Presiden dan Memorial Park.
“Kunjungan ini sangat penting bagi kami untuk memantau secara langsung perkembangan pembangunan di lapangan dan mendengarkan aspirasi serta masukan dari staf-staf kami,” ujar Basuki. “Kami ingin memastikan bahwa seluruh tim bekerja dengan satu tujuan, yaitu membangun Nusantara yang cerdas, hijau, dan merata dalam pembangunan di Indonesia.”
Di sisi lain, Pusat Monitoring Telekomunikasi, Pos, dan Penyiaran (PMT) Kominfo memastikan tidak ada dampak banjir terhadap akses telekominikasi seluler.
“Kementerian Kominfo melalui Pusat Monitoring Telekomunikasi, Pos dan Penyiaran (PMT) terus berkoordinasi dengan operator seluler untuk mengetahui perkembangan terbaru terkait gangguan layanan telekomunikasi akibat terjadinya Banjir di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur sejak Minggu 23 Juni 2024,” demikian keterangan tertulis PMT Kominfo di Jakarta, 25 Juni 2024.
Pihak PMT menjelaskan, berdasarkan hasil Koordinasi tersebut, diketahui bahwa tidak ada Base Transceiver Station (BTS) yang terdampak akibat kejadian tersebut dan saat ini seluruh layanan telekomunikasi milik operator selular berjalan normal.
PMT berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan kualitas layanan telekomunikasi pasca terjadinya banjir di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dan bekerja sama dengan operator seluler serta pemerintah daerah, untuk menangani setiap gangguan telekomunikasi yang mungkin terjadi sehingga memastikan layanan telekomunikasi tetap berkualitas dan dapat diandalkan bagi masyarakat. (*)