Banjir Segah Berau, Pemkab Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem Desember 2025

Berau, Sekaltim.co – Banjir kembali merendam sejumlah kampung di Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, naik sejak Minggu 7 Desember 2025. Debit air Sungai Segah yang terus naik membuat kawasan pemukiman dan fasilitas publik tak luput dari genangan. Hingga Selasa pagi, 9 Desember 2025, ketinggian air di Kampung Gunung Sari sudah mencapai paha orang dewasa, menandai kondisi banjir yang berpotensi memburuk.
Banjir di Segah bukan fenomena baru. Warga menyebut bencana ini seperti “siklus tahunan” yang hampir selalu muncul menjelang akhir tahun. Meski begitu, hujan dengan intensitas tinggi dan prediksi cuaca ekstrem sepanjang Desember membuat pemerintah daerah memilih langkah cepat dan antisipatif.
Wakil Bupati Berau, Gamalis, turun langsung ke Kampung Gunung Sari untuk meninjau lokasi terdampak. Didampingi Forkopimcam Segah, ia menyusuri jalanan yang tergenang, mengecek fasilitas publik, serta berdialog dengan warga dan aparat kampung.
“Alhamdulillah, fasilitas kesehatan seperti puskesmas tidak terimbas banjir karena lokasinya di dataran yang lebih tinggi,” jelas Gamalis.
Sebagian besar rumah warga yang terdampak merupakan rumah panggung, sehingga genangan tidak langsung masuk ke area hunian. Namun Gamalis menekankan bahwa kondisi ini tetap memerlukan kewaspadaan tinggi, terlebih debit air menunjukkan tren naik.
Ia mengingatkan masyarakat agar tidak menganggap remeh banjir kali ini. Meski belum separah tahun lalu, ancaman banjir besar selalu ada, apalagi dengan situasi cuaca yang sulit diprediksi.
“Pemerintah daerah sudah menyiapkan langkah antisipasi, mulai penyuluhan hingga pengamanan wilayah rawan banjir. Jika air terus naik, kita harus siap menghadapi kemungkinan terburuk,” ujar mantan anggota DPRD Kaltim itu.
Gamalis juga menyoroti pentingnya membangun infrastruktur mitigasi bencana. Ia memastikan rencana pembangunan posko bencana permanen di kampung rawan banjir telah masuk tahap perencanaan dan akan mulai direalisasikan tahun depan.
Menurutnya, pendekatan reaktif setiap tahun hanya membuat kerugian berulang. Posko bencana permanen akan menjadi pusat koordinasi, penyimpanan logistik, hingga lokasi evakuasi sementara.
“Kami harus membangun infrastruktur yang bisa dimanfaatkan maksimal sebelum bencana terjadi,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pembangunan posko dilakukan bertahap, menyesuaikan kemampuan anggaran daerah, tetapi kawasan rawan seperti Segah tetap menjadi prioritas.
Gamalis optimistis langkah tersebut akan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan mempercepat penanganan saat banjir datang.
“Kami memastikan OPD terkait tetap siaga dan bergerak cepat di lapangan. Kondisi seperti ini memang hampir selalu terjadi setiap tahun, sehingga penguatan koordinasi dan mitigasi menjadi sangat penting,” katanya.
Camat Segah, Noor Alam, menjelaskan bahwa banjir kali ini relatif terkendali, namun tetap berdampak pada beberapa fasilitas umum. Sektor pendidikan menjadi salah satu yang paling terdampak. SD 001 Gunung Sari terpaksa meliburkan siswa karena sejumlah ruang kelas terendam.
“Alhamdulillah warga sudah terbiasa menghadapi banjir tahunan ini. Yang penting tetap waspada dan terus berkoordinasi dengan pemerintah,” ujarnya.
Ancaman cuaca ekstrem semakin nyata menyusul pergeseran bibit siklon yang memengaruhi wilayah utara Kalimantan Timur. Fenomena ini berpotensi meningkatkan curah hujan secara drastis.
Banjir Segah Berau membuat pemerintah mengimbau masyarakat tetap waspada. Kesiapsiagaan sejak dini dinilai penting untuk meminimalkan risiko. Mulai dari memeriksa kondisi rumah panggung, menyiapkan barang penting di tempat aman, hingga memastikan jalur evakuasi dapat diakses jika banjir kembali meningkat. (*)









