Sekaltim.co – Suasana studio Metro TV malam itu, Jumat 22 November 2024, begitu intens saat dua pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur periode 2024-2029 berhadapan dalam debat pamungkas.
Paslon nomor urut 01, Isran Noor-Hadi Mulyadi, dengan balutan pakaian putih bersih, berhadapan dengan paslon nomor urut 02, Rudy Mas’ud-Seno Aji, yang mengenakan jaket biru muda.
Debat ketiga yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube KPU Kaltim ini mengangkat tema krusial “Ekonomi, Pendapatan Daerah, Kebudayaan, dan Lingkungan.”
Pendekatan Teknis Paslon 01
Paslon nomor urut 01 memilih pendekatan yang sangat teknis dan terstruktur. Isran Noor, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, mempersilakan wakilnya, Hadi Mulyadi, untuk memaparkan visi-misi mereka. “Lanjut wakil gubernur yang membacakannya,” kata Isran Noor.
Presentasi mereka fokus pada “Delapan Program Tuntas Isran-Hadi” yang mencakup target-target konkret dan terukur. Hadi Mulyadi memulai dengan visi misi yang telah disampaikannya pada debat sebelumnya.
Program unggulan yang dipaparkan meliputi:
1. Peningkatan APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota menjadi Rp250 triliun
2. Pengembangan UMKM dan koperasi
3. Peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan
4. Pengembangan layanan kesehatan
5. Peningkatan beasiswa Kaltim Tuntas dari Rp1,3 triliun menjadi Rp2,5 triliun
6. Penuntasan infrastruktur jalan provinsi hingga 100%
7. Pembangunan rumah layak huni
8. Penanganan pengangguran
Pendekatan Naratif Paslon 02
Kontras dengan paslon 01, pasangan Rudy Mas’ud-Seno Aji memilih pendekatan yang lebih personal dan naratif.
Seno Aji membuka dengan kisah perjuangan hidupnya sebagai mantan sopir angkot yang kuliah sambil bekerja. Seno kemudian menceritakan Rudy Mas’ud di masa lalunya sebagai penjual kue untuk menyambung hidup dan membantu keluarga. Semua itu dilakukan demi mewujudkan cita-cita hingga keduanya mencapai posisi sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur saat ini.
“Masih terbayang 30 tahun yang lalu. Saya sejak kuliah menyambi sebagai sopir angkot. Kerja dari pagi sampai malam untuk menyambung kuliah. Begitu juga Pak Rudy, berjualan kue dari warung ke warung demi menyambung hidupnya untuk sekolah demi semata-mata untuk ibu dan keluarga. Ibu selalu berpesan agar kami kuliah kami sekolah yang tinggi supaya bisa memperbaiki hidup kita dan membantu orang lain. Alasan itulah, Bapak Ibu sekalian, mendorong kami untuk maju menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur,” ungkap Seno.
Di balik pengenalan ringkas tentang sisi personal paslon 02, ada sejumlah visi yang disampaikan dengan gaya storytelling yang kuat.
Visi itu menekankan:
– Pelestarian budaya Kerajaan Kutai melalui teknologi modern
– Implementasi aplikasi SAKTI (Satu Akses untuk Kalimantan Timur)
– Pengembangan sektor manufaktur berkelanjutan
– Transformasi lahan eks tambang menjadi lumbung pangan
– Visi Kaltim hijau untuk generasi mendatang
“Sekarang saatnya kita memanfaatkan keterbukaan informasi dan teknologi kecerdasan buatan untuk melestarikan budaya demi meningkatkan pariwisata Kalimantan Timur. Yang paling utama adalah melalui aplikasi Sakti (satu akses untuk Kalimantan Timur) yang bisa mendekatkan warga dengan pemerintah,” kata Rudy menyambung penyampaikan Seno Aji.
“Bayangkan saja kelak anak cucu kita akan hidup di Kalimantan Timur yang hijau subur Makmur. Mereka akan menikmati ikan segar dari laut kita. Mereka akan menghirup udara bersih dari hutan kita. Kami hanyalah perantara dalam mewujudkan harapan dan impian Bapak Ibu semuanya untuk masa depan Kalimantan Timur yang lebih baik menuju generasi emas 2045,” kata Rudy.
Beda Konsep, Beda Gaya
Kedua paslon menawarkan pendekatan berbeda dalam pengembangan ekonomi daerah. Perbedaan gaya penyampaian kedua paslon juga memberikan dimensi menarik dalam dinamika Pilgub Kaltim 2024.
Pendekatan teknis Isran-Hadi menunjukkan pengalaman dan pemahaman mendalam terhadap birokrasi dan administrasi pemerintahan.
Sementara gaya naratif Rudy-Seno menyentuh sisi emosional pemilih dengan mengedepankan koneksi personal dan visi transformatif. Namun tujuan yang ingin dicapai adalah perbaikan demi masa depan Kaltim yang lebih baik.
Isran-Hadi fokus pada target kuantitatif dengan peningkatan APBD dan pengelolaan sumber daya alam, sementara Rudy-Seno menekankan transformasi ekonomi berkelanjutan dan digitalisasi.
Dalam dimensi budaya, paslon 02 memberikan perhatian khusus pada pelestarian warisan Kerajaan Kutai melalui teknologi modern, sedangkan paslon 01 menekankan penguatan kelembagaan adat dan regulasi perlindungan budaya.
Kedua paslon menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan meskipun dengan pendekatan berbeda. Isran-Hadi menekankan program penurunan emisi gas rumah kaca, sementara Rudy-Seno fokus pada transformasi lahan eks tambang dan konservasi hutan.
Format Debat
KPU Kaltim menyajikan debat paslon Pilgub Kaltim pamungkas ini dengan enam segmen yang dirancang untuk menguji pemahaman dan kemampuan kedua paslon dalam mengelaborasi visi misi mereka. Mulai dari pemaparan program kerja hingga sesi tanya jawab interaktif, format ini memberikan kesempatan bagi kedua paslon untuk saling mengkritisi dan menanggapi.
Segmen kedua dan ketiga difokuskan pada penajaman visi misi melalui pertanyaan dari tim panelis. Sementara segmen keempat dan kelima memberikan ruang bagi kedua paslon untuk saling bertanya dan menanggapi, menciptakan dinamika debat yang lebih hidup.
Debat pamungkas Pilgub Kaltim 2024 telah memberikan gambaran jelas tentang karakter dan pendekatan masing-masing paslon dalam memimpin Kalimantan Timur. Perbedaan gaya penyampaian antara pendekatan teknis Isran-Hadi dan naratif-visioner Rudy-Seno memberikan pilihan berbeda bagi masyarakat Kaltim dalam menentukan arah pembangunan daerah lima tahun ke depan.
Terlepas dari perbedaan gaya, kedua paslon menunjukkan komitmen kuat untuk memajukan Kalimantan Timur melalui program-program yang komprehensif di bidang ekonomi, pendapatan daerah, kebudayaan, dan lingkungan. Masyarakat Kaltim kini dihadapkan pada pilihan antara melanjutkan pembangunan dengan pendekatan terukur atau beralih ke visi transformatif yang menjanjikan perubahan fundamental. (*)