Kukar, SEKALTIM.CO – Hingga Desember 2023, Bendungan Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) belum juga teraliri air. Sarana di bendungan tersebut tampak belum beroperasi sama sekali. Hal itu tampak saat Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik Pj. Gubernur meninjau Bendungan Marangkayu di kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kamis 7 Desember 2023.
Menurut Akmal Malik, pembangunan Bendungan Marangkayu tersebut terkendala pembebasan lahan karena adanya tumpang tindih. Namun, kendala tersebut akan diselesaikan secara bertahap tanpa menghambat rencana operasionalnya.
“Memang ada kendala di sisi tumpang tindih lahan dengan PTPN, dan beberapa perusahaan. Kita akan komunikasikan secara bertahap,” ujar Akmal Malik.
Dalam kunjungan tersebut, Akmal Malik berharap Bendungan Marangkayu di Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar) dapat segera beroperasi, sehingga manfaatnya dapat dirasakan masyarakat sekitar.
“Kita berharap Bendungan Marangkayu ini dapat segera berfungsi karena sangat penting bagi masyarakat di wilayah Marangkayu Kutai Kartanegara maupun Bontang,” tegas Akmal usai melakukan peninjauan Bendungan Marangkayu, Kukar pada Kamis, 7 Desember 2023.
Akmal Malik menjelaskan, keberadaan Bendungan Marangkayu yang terletak di Desa Sebuntal itu nantinya memiliki sejumlah manfaat. Antara lain, menopang irigasi lahan pertanian guna mendukung ketahanan pangan Kaltim. Selain itu, Bendungan Marangkayu ini juga menjadi instrumen pengendali banjir dan sumber air baku serta sumber air bagi masyarakat di Marangkayu dan sekitarnya maupun Bontang.
“Bahkan nantinya, waduk ini bisa dikembangkan sebagai obyek wisata,” ujar Akmal Malik seperti dikutip dari siaran pers Pemprov Kaltim.
Target April 2024, Bendungan Marangkayu Difungsikan dengan Penggenangan Lahan
Pj Gubernur Kaltim mengatakan, Bendungan Marangkayu ditargetkan dapat difungsikan pada April 2024 dengan melakukan penggenangan lahan pada tahap pertama. Untuk itu, dirinya meminta semua pihak, termasuk masyarakat untuk mendukung dan mengawal agar Bendungan Marangkayu yang menjadi salah satu proyek strategis nasional di Kaltim ini, dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Mari bersama-sama kita dukung pembangunan bendungan ini, memang tidak ada kondisi ideal di lapangan. Yang penting adalah kita fungsionalkan dulu,” imbuhnya.
Semua pihak harus mengerti keterbatasan yang ada agar bendungan bisa segera dimanfaatkan. Bagi pemilik lahan yang terkena pembebasan juga diminta mengerti untuk kemaslahatan bersama.
“Kita akan komunikasikan dengan BPN sehingga permasalahan yang ada dapat diselesaikan,” ungkap Akmal.
Menurutnya, ketersediaan sumber air untuk lahan pertanian memang menjadi permasalahan, tidak hanya di Marangkayu tetapi juga di daerah lain seperti Paser dan Penajam Paser Utara. “Akibatnya banyak lahan-lahan produktif di Kaltim tidak bisa dimanfaatkan, bahkan terancam menjadi lahan sawit semua,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur Kaltim juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan semua pihak termasuk tokoh-tokoh masyarakat Marangkayu dan sekitarnya yang hadir dalam peninjauan itu. “Terima kasih bapak ibu semuanya atas dukungannya. Semoga bendungan ini dapat segera kita rasakan manfaatnya,” harapnya.
Kepala Dinas PUPR Kaltim, Aji Firnanda mengatakan, pihaknya pada tahun anggaran 2024 mendatang, telah mengalokasikan untuk pembebasan lahan seluas 28 hektar. “Lahan itu nanti untuk saluran irigasi,” pungkasnya.
Bendungan Marangkayu merupakan bagian dari rencana pembangunan irigasi untuk mengairi lahan pertanian termasuk wilayah Marangkayu dan sekitarnya. Dengan pembangunan irigasi ini, diharapkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut bisa meningkat. Selain itu, ketersediaan pangan lokal juga bisa terjaga.
Dengan terpenuhinya sumber air seperti irigasi, luas lahan pertanian di Kaltim mencapai ribuan hektar bisa dimaksimalkan dan mampu mengatasi persoalan pengairan lahan pertanian. Sayangnya pembangunan Bendungan Marangkayu ini terhambat oleh masalah pembebasan lahan.
Bendungan multiguna ini direncanakan memiliki manfaat besar, tidak hanya untuk irigasi tapi juga sebagai pengendali banjir, sumber air baku, dan bahkan tempat wisata. Pembangunan bendungan ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk mengembangkan wilayah Kaltim bagian tengah.
Dengan difungsikannya Bendungan Multiguna Marangkayu pada April 2024 nanti, diharapkan sektor pertanian Kaltim bisa ikut bergairah. Apalagi ditopang dengan ketersediaan air irigasi yang mencukupi melalui saluran dari bendungan nantinya. (*)