Kutim, SEKALTIM.CO – Pada akhir tahun 2023, sebuah video menghebohkan masyarakat terkait individu orangutan terluka yang berkeliaran di sekitar daerah Jalan Poros Sangatta – Simpang Perdau, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Video tersebut kemudian menjadi viral di media sosial, memunculkan keprihatinan dan antusiasme dari berbagai pihak.
Tim WRU Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dengan sigap merespons situasi tersebut. Pada hari Senin, 1 Januari 2024, melalui SKW II Tenggarong, mereka berhasil menyelamatkan satwa orangutan tersebut. Tindakan cepat ini tidak hanya mencerminkan dedikasi tim terhadap konservasi satwa liar, tetapi juga menggambarkan peran positif dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Hari Selasa, 2 Januari 2024, menjadi langkah awal menuju pemulihan bagi orangutan tersebut. Satwa tersebut sudah berada di Pusat Rehabilitasi Orangutan di Berau untuk menjalani pemeriksaan medis menyeluruh. Langkah ini krusial untuk memastikan kondisi kesehatan dan mendeteksi setiap potensi masalah kesehatan yang perlu ditangani.
Pada hari Kamis, 4 Januari 2024, tim medis melakukan tindakan penjahitan pada bagian mulut satwa. Hal ini menjadi langkah konkret untuk memulihkan luka-luka yang diderita. Proses observasi akan terus dilakukan untuk memantau perkembangan lebih lanjut.
Keterangan tertulis pihak BKSDA Kaltim pada 11 Januari 2024 menyatakan bahwa saat ini, Orangutan menunjukkan aktivitas yang sangat baik, mencerminkan progres positif dalam proses penyembuhan.
“Saat ini, orangutan sangat aktif bergerak, agresif. Nafsu makan dan minum juga sangat baik,” demikian keterangan tertulis pihak BKSDA Kaltim, pada 11 Januari 2024.
Evakuasi ini melibatkan The Centre for Orangutan Protection (COP) dn BKSDA Kaltim berterima kasih kepada COP yang turut serta membantu dalam proses penyelamatan ini. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk COP, sangat berarti dalam memastikan keberhasilan penyelamatan dan pemulihan satwa liar yang terluka.
Sebelum penyelamatan dilakukan, keberadaan orangutan ini sempat terekam dalam video warga pada 31 Desember 2023. Video tersebut dengan cepat menyebar di media sosial, menciptakan kesadaran akan kondisi yang dialami oleh satwa tersebut.
“Jalan poros sangatta-bengalon (kutai timur). Engak adakah ini instansi pemerintahan atau lembaga terkait yang bisa nanganin ini orang hutan. Kasian mulutnya luka-luka di pinggir jalan poros Sangatta-Bengalon kelaparan. Dishare biar viral dapat perhatian dari pemerintah setempat,” demikian caption video yang ditulis oleh akun Pastell Maha.
Orangutan ini terlihat melintas di sekitar Jalan Poros Sangatta – Simpang Perdau arah Bengalon Kutai Timur Kalimantan Timur. Informasi dari saksi mata menunjukkan bahwa wajah orangutan ini terlihat hancur dan penuh luka. Meskipun penyebab pasti belum diketahui, banyak yang menduga bahwa kawasan ini dekat dengan tambang dapat menjadi faktor pengaruh terhadap kondisi satwa liar.
Dalam keterangan resmi BKSDA Kaltim pada 11 Januari 2024, diungkapkan bahwa saat ini, Orangutan menunjukkan perkembangan positif. Aktivitas yang sangat baik, tingkat agresivitas yang normal, serta nafsu makan dan minum yang baik menjadi indikator keberhasilan dalam proses penyembuhan.
“Mari kita bersama-sama mendoakan agar satwa tersebut pulih sepenuhnya dan dapat kembali ke habitatnya yang aman,” demikian keterangan BKSDA Kaltim.
Penyelamatan dan pemulihan orangutan terluka di Kalimantan Timur menjadi bukti nyata bahwa upaya konservasi harus terus dilakukan. Keberhasilan tim WRU BKSDA Kalimantan Timur, dukungan COP, dan peran masyarakat dalam menyebarkan informasi melalui media sosial membawa dampak positif dalam memperjuangkan hak hidup satwa liar. (*)