Balikpapan, SEKALTIM.CO – Calon Presiden Republik Indonesia nomor 3, Ganjar Pranowo, menarik perhatian dengan komitmennya untuk mengurangi dampak industri ekstraktif di Kalimantan Timur, yang akan menjadi lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dalam wawancara saat kunjungan ke Balikpapan, Selasa 5 Desember 2023 Ganjar membahas rencananya untuk transisi ke energi hijau dan menilai ulang industri-industri besar di kawasan tersebut.
Capres Ganjar Pranowo juga menyatakan sejumlah langkah konkret untuk menjaga lingkungan dan mewujudkan visinya sebagai pemimpin yang peduli terhadap keberlanjutan.
Ganjar Pranowo dan Rencana Kunjungan ke IKN
Capres Ganjar Pranowo, dalam sebuah konferensi pers di Kota Balikpapan, Kaltim, menyatakan niatnya untuk mengunjungi Ibu Kota Nusantara yang kini berada di Penajam Paser Utara (PPU). Meskipun belum merinci waktu pasti kunjungannya, Ganjar menegaskan komitmennya untuk melibatkan diri dalam pembangunan dan kegiatan di IKN. Langkah ini menunjukkan keterlibatan Ganjar dalam mengamati dan mendukung proyek strategis nasional.
Kegiatan Kampanye dan Keterlibatan Ganjar di Kaltim
Capres Ganjar Pranowo juga melakukan sejumlah kegiatan kampanye di Kota Balikpapan. Mulai dari blusukan ke Pasar Baru hingga menyantap sarapan di Kedai Depot Miki, Ganjar secara langsung mendengarkan aspirasi masyarakat setempat. Kunjungannya ke Pondok Pesantren Syaichona Cholil dan makan malam bersama tokoh setempat menunjukkan kesediaannya untuk bersilaturahmi dan memahami isu-isu lokal.
Komitmen Lingkungan Ganjar Pranowo
Dalam pertemuan dengan Tim Pemenangan Daerah (TPD), Caleg Koalisi, dan Relawan di Balikpapan, Ganjar Pranowo menegaskan komitmennya untuk mengurangi dampak industri ekstraktif di Kalimantan Timur. Pernyataan ini menjadi poin penting dalam visi Ganjar sebagai pemimpin yang responsif terhadap tantangan lingkungan. Ganjar menyatakan bahwa transisi energi menuju sumber daya yang ramah lingkungan menjadi prioritasnya.
Transisi ke Energi Hijau
Capres Ganjar Pranowo yang merupakan Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) ini menyampaikan rencananya untuk secara bertahap menyiapkan transisi energi ke arah yang lebih berkelanjutan jika terpilih sebagai Presiden RI.
Dia menekankan pentingnya beralih ke energi hijau, yang tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga mengurangi dampak negatif ekstraksi sumber daya alam. Langkah ini menunjukkan pemahaman mendalam Ganjar akan urgensi perlindungan lingkungan.
“Kami siapkan transisi energinya biar ekstraksi ini pelan-pelan bisa kami kurangi, terus kemudian tidak merusak,” ujar Ganjar.
Pengelolaan Industri Ekstraktif dan Pemilahan
Ganjar Pranowo memberikan pandangan yang jelas terkait pengelolaan industri ekstraktif di Kalimantan Timur. Dia mengakui bahwa pemilahan industri mana yang harus diperhatikan lebih lanjut dan mana yang harus mengikuti pola baru menjadi kunci untuk menjaga lingkungan yang berskala global. Dengan memanfaatkan teknologi dan sumber daya manusia yang baik, Ganjar bertekad untuk mengurangi dampak ekstraktif yang merugikan.
Kembali Menilai Industri Besar di Kalimantan Timur
Selain fokus pada energi hijau, Ganjar Pranowo juga berkomitmen untuk menilai ulang industri-industri besar yang beroperasi di Kalimantan Timur. Dia menyoroti masalah industri ilegal yang dapat merusak lingkungan dan menekankan perlunya proses yang baik dalam industri legal. Pemahaman ini mencerminkan ketajaman Ganjar dalam merumuskan solusi yang holistik terhadap masalah lingkungan.
“Biasanya yang menjadi problem adalah yang ilegal. Kalau legal, prosesnya akan sangat baik apakah amdalnya maupun kontrol rutin,” ujar Ganjar.
Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan
Ganjar Pranowo mengakui bahwa kesadaran masyarakat terkait perubahan iklim masih perlu ditingkatkan. Untuk itu, dia mendorong pendidikan dasar yang menyeluruh terkait lingkungan hidup. Ganjar menyatakan bahwa memasukkan isu-isu lingkungan ke dalam kurikulum pendidikan dan melibatkan guru-guru sebagai agen perubahan adalah langkah kunci dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Pendidikan, tidak ada yang lain. Bisa dititipkan pada kurikulum guru-guru dengan sebuah isu yang baru dan anak muda sekarang sudah sangat aware pada isu itu,” ujarnya.
Ekonomi Sirkular dan Edukasi
Dalam penutupnya, Ganjar Pranowo mengusulkan pendekatan ekonomi sirkular yang memahami ekonomi hijau dan biru. Dia menyebutkan bahwa pendidikan mengenai ilmu-ilmu baru ini perlu disosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat. Ganjar mengingatkan bahwa ilmu ini merupakan kunci untuk menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan.
Dengan visi dan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan, Ganjar Pranowo memperlihatkan diri sebagai pemimpin yang responsif terhadap perubahan global. Rencananya untuk mengurangi dampak industri ekstraktif di Kalimantan Timur dan memajukan energi hijau menandai langkah konkrit dalam mewujudkan Indonesia yang lebih berkelanjutan. Ganjar Pranowo bukan hanya seorang calon presiden, tetapi juga sosok yang peduli terhadap masa depan alam dan generasi mendatang. (*)