Berau, SEKALTIM.CO – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan atau DLHK Kabupaten Berau terus berupaya menekan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bumi Batiwakkal. Pasalnya, jumlah sampah terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di Berau.
Salah satu langkah yang dilakukan DLHK Kabupaten Berau adalah dengan mewajibkan seluruh pegawai DLHK menjadi nasabah bank sampah. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Kepala DLHK Berau nomor 660.23/493/DLHK-II/2023 tentang kewajiban menjadi nasabah bank sampah.
Kepala DLHK Kabupaten Berau, Mustakim Suharjana mengatakan dengan menjadi nasabah bank sampah, pegawai diharuskan memilah dan menyetorkan sampah rumah tangga yang masih memiliki nilai jual. Tujuannya untuk mengurangi volume timbulan sampah yang masuk ke TPA.
“Untuk menekan volume sampah ke TPA, harus ada pemilahan sampah bernilai jual agar masyarakat termotivasi menjadi nasabah bank sampah,” ujar Mustakim saat pembukaan penerimaan nasabah bank sampah di DLHK, Jumat 12 Januari 2024, dikutip dari keterangan tertulis.
Menurut Mustakim, dengan mencontohkan di internal DLHK Kabupaten Berau terlebih dahulu, diharapkan masyarakat Berau dapat terdorong ikut memilah dan menyetorkan sampah ke bank sampah. Sehingga, timbulan sampah yang masuk TPA bisa berkurang.
“ASN kami dahulukan menjadi nasabah bank sampah, untuk memberikan contoh positif dan edukasi kepada masyarakat. Harapannya, ke depan masyarakat juga mengikuti,” imbuhnya.
Hingga saat ini, DLHK Kabupaten Berau aktif melakukan sosialisasi pengelolaan sampah ke sekolah, dinas, dan masyarakat luas. Beberapa wilayah seperti perumahan dan komunitas tertentu sudah menerapkan bank sampah mandiri.
“Target kami, semua wilayah membentuk kelompok bank sampah. Jangan lihat nilainya, tapi manfaatnya bagi lingkungan dan tambahan penghasilan,” jelas Mustakim.
Ke depan, DLHK Kabupaten Berau menargetkan minimal 24 bank sampah aktif di Kabupaten Berau, dengan penekanan di lingkungan sekolah. Dengan demikian, kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah dapat meningkat.
“Harapannya, volume sampah ke TPA bisa berkurang karena yang bernilai ekonomis tidak dibuang lagi. Masyarakat juga menikmati nilai jual sampah,” pungkas Mustakim. (*)