ANEKAPERKARA

Cloudflare Alami Gangguan Global, Layanan Digital Dunia Tumbang Dua Jam

Sekaltim.co – Gangguan besar pada layanan Cloudflare down alami gangguan dan membuat internet global sempat lumpuh pada Selasa 18 November 2025, waktu setempat. Lonjakan lalu lintas yang tidak biasa menyebabkan sistem internal perusahaan mengalami crash dan menimbulkan gangguan luas pada berbagai platform digital, mulai dari X (Twitter), Spotify, hingga OpenAI ChatGPT. Ribuan situs lain yang bergantung pada Cloudflare juga terdampak, dengan peningkatan laporan 500 Internal Server Error selama dua hingga tiga jam sejak pukul 07.00 pagi ET.

Cloudflare mengonfirmasi usai down dan mengalami gangguan dengan keterangan adanya lonjakan trafik tak wajar mulai pukul 11.20 pagi waktu Inggris. Perusahaan yang menjadi tulang punggung keamanan dan performa internet dunia, melalui Juru bicara perusahaan menyebut bahwa penyebab utama belum dapat dipastikan, namun tim teknis langsung diterjunkan untuk memastikan lalu lintas kembali stabil.

“Kami belum mengetahui penyebab lonjakan lalu lintas ini. Fokus kami memastikan seluruh lalu lintas dapat kembali terlayani tanpa kesalahan sebelum melakukan investigasi lebih dalam,” ujar pihak Cloudflare dalam keterangannya.

Dampak gangguan ini terasa luas. Layanan enkripsi Warp sempat dimatikan di London, menyebabkan pengguna di kawasan tersebut mengalami kegagalan koneksi. Sementara itu, aktivitas pemeliharaan yang telah dijadwalkan di pusat data Tahiti, Los Angeles, Atlanta, dan Santiago belum dipastikan berkaitan dengan insiden ini.

Para ahli turut menyoroti kejadian tersebut sebagai bukti betapa besar ketergantungan internet global terhadap beberapa perusahaan infrastruktur kunci. Profesor Keamanan Siber Alan Woodward dari Surrey Centre for Cyber Security bahkan menyebut Cloudflare sebagai “perusahaan terbesar yang belum pernah Anda dengar”, mengingat perannya yang sangat vital namun sering luput dari perhatian publik.

Woodward menjelaskan bahwa Cloudflare berperan sebagai penjaga gerbang internet yang melindungi jutaan situs dari serangan DDoS—upaya pembanjiran trafik oleh pihak jahat untuk menjatuhkan layanan. Karena itu, ketika terjadi gangguan di sistem inti Cloudflare, imbasnya langsung terasa secara global.

“Kita melihat betapa sedikitnya perusahaan-perusahaan yang memegang peran sentral dalam infrastruktur internet. Ketika satu saja mengalami masalah, dampaknya langsung terlihat luas,” katanya. Ia juga menilai kecil kemungkinan gangguan ini disebabkan serangan siber, mengingat Cloudflare didesain untuk meminimalkan risiko Single Point of Failure (SPOF).

Gangguan Cloudflare ini terjadi kurang dari sebulan setelah pemadaman besar di Amazon Web Services (AWS), mempertegas pentingnya diversifikasi dan ketahanan sistem digital dunia.

Layanan Cloudflare yang sempat mengalami gangguan dan down kini berangsur pulih jelang tengah hari waktu setempat menandai akhir gangguan yang menjadi pengingat betapa rapuhnya infrastruktur internet global di balik kehidupan digital modern. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button