Kukar, Sekaltim.co – Kota Raja Tenggarong mulai merasakan geliat persiapan pesta adat dan budaya Erau Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Menjelang pelaksanaan Erau Adat Pelas Benua 2024 yang akan berlangsung pada 21-29 September, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura telah menggelar serangkaian acara sakral dan religius sebagai bagian dari tradisi turun-temurun.
Ritual Sakral Beluluh Awal Sultan
Pada Rabu pagi, 18 September 2024, Sultan Kutai Aji Muhammad Arifin melaksanakan Ritual Sakral Beluluh Awal Sultan di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Ritual ini merupakan pembuka rangkaian acara Erau Adat Pelas Benua dan memiliki makna spiritual yang mendalam bagi keluarga Kesultanan.
Beluluh Awal Sultan adalah upacara pembersihan diri secara spiritual yang dilakukan oleh Sultan sebelum memimpin rangkaian acara Erau.
Ritual ini dipercaya dapat membersihkan jiwa dan raga Sultan, sehingga siap secara lahir dan batin untuk memimpin pesta adat yang akan berlangsung selama sembilan hari ke depan.
Haul Jamak dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Sehari sebelumnya, pada Selasa 17 September 2024, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura menggelar acara Haul Jamak para Raja dan Sultan, yang dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah.
Acara yang berlangsung di Kedaton Kesultanan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dan masyarakat setempat.
Pangeran Noto Nogoro Heriansyah, yang mewakili Sultan Aji Muhammad Arifin, menyampaikan apresiasi atas kehadiran semua pihak dalam acara tersebut.
“Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh hadirin dalam acara Haul Jamak ini. Momentum ini sangat penting untuk mendoakan para leluhur yang telah meletakkan pondasi Kesultanan,” ujarnya.
Pangeran Noto Nogoro juga menekankan pentingnya mendoakan para pendahulu Kesultanan. “Mudah-mudahan pendiri-pendiri dan almarhum/almarhumah ditempatkan di sisi Allah SWT,” tambahnya dengan penuh harap.
Ziarah ke Makam Leluhur
Sebagai bagian dari persiapan Erau Adat Pelas Benua 2024, Kesultanan Kutai sebelumnya telah melaksanakan ziarah ke makam leluhur di Kutai Lama, Anggana. Ziarah ini mencakup kunjungan ke makam Sultan Mahkota Islam dan Adji Dilanggar yang hidup pada abad ke-15 dan ke-16.
Ziarah ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga bentuk penghormatan dan pengingat akan sejarah panjang Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Dengan mengunjungi makam para leluhur, keluarga Kesultanan dan masyarakat diingatkan akan perjuangan dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan selama berabad-abad.
Peran Pemkab Kukar
Asisten I Pemkab Kukar, Akhmad Taufik Hidayat, yang hadir dalam acara Haul Jamak, menyampaikan doa dan harapannya agar para pendahulu serta Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
Ia juga menekankan pentingnya mewarisi nilai-nilai luhur dan melanjutkan perjuangan para pendahulu.
“Kami berharap pondasi pembangunan yang telah diletakkan oleh para Raja dan Sultan dapat terus dilanjutkan demi mewujudkan Kutai Kartanegara yang sejahtera dan bahagia,” ujar Taufik.
Pernyataan ini mempertegas sinergi antara pemerintah daerah dan Kesultanan dalam upaya membangun dan melestarikan warisan budaya Kutai Kartanegara.
Menjelang pelaksanaan Erau Adat Pelas Benua 2024, berbagai persiapan terus dilakukan. Selain ritual dan acara keagamaan, pihak Kesultanan juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berbagai elemen masyarakat untuk memastikan kelancaran acara. (*)