
NTB, Sekaltim.co – Gedung DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Jalan Udayana, Kota Mataram, hangus terbakar pada Sabtu 30 Agustus 2025 siang. Kobaran api membumbung tinggi hingga melalap seluruh ruangan kantor wakil rakyat.
Peristiwa Gedung DPRD NTB terbakar ini terjadi setelah ribuan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Rakyat NTB merangsek masuk ke dalam gedung usai memaksa pintu gerbang selatan yang sudah jebol akibat demo sebelumnya.
Situasi semakin mencekam ketika massa mulai melempari gedung dengan batu, membakar kursi, hingga akhirnya meludeskan bangunan DPRD NTB.
Kabag Umum Humas DPRD NTB, Muhamad Erwan, mengungkapkan bahwa demonstrasi kali ini benar-benar tidak terkendali.
“Demo siang ini tidak terkendali sehingga massa aksi melakukan perusakan, termasuk penjarahan dan pembakaran. Saat ini kantor DPRD NTB terbakar,” ujarnya dikutip dari Kompas.
Kebakaran besar mulai terlihat sejak pukul 13.00 WITA, bermula dari lantai dua lalu menjalar cepat ke lantai tiga. Sekitar pukul 13.33 WITA, api semakin membesar hingga melahap bagian atap.
Asap hitam pekat membumbung tinggi, membuat langit Kota Mataram mendadak gelap. Sesekali terdengar suara ledakan dari dalam gedung yang terbakar.
Massa juga membawa sejumlah perabotan ke luar gedung, merusaknya, bahkan melakukan penjarahan. “Semua dibakar dan dijarah. Nanti saya rincikan apa saja, termasuk komputer,” kata Ketua Fraksi PKB DPRD NTB, Lalu Pelita Putra.
Anggota Fraksi Gerindra, Ali Al Khairy, juga menegaskan hal yang sama. “Benar ada pembakaran dan penjarahan, itu bisa dilihat dari foto dan video yang beredar,” ucapnya.
Ribuan mahasiswa bersama pengemudi ojek online (ojol) sejak pagi sudah menggelar aksi di depan Polda NTB di Jalan Langko, lalu bergerak ke Kantor DPRD NTB.
Mereka menolak RUU KUHAP, menuntut penghapusan tunjangan anggota dewan, serta menyuarakan solidaritas untuk Affan Kurniawan, driver ojol yang tewas di Jakarta setelah dilindas mobil taktis Brimob.
Kericuhan di Mataram juga dipicu buntut protes kenaikan gaji anggota DPR RI yang disebut mencapai Rp3 juta per hari. Isu tersebut memantik kemarahan massa aksi, hingga berujung pada pembakaran gedung wakil rakyat NTB.
“Sebagian besar tuntutan sudah disampaikan Ketua DPRD NTB ke DPR RI, karena kewenangan ada di pusat,” terang Ali Khairy.
Massa mulai berdatangan sejak pukul 12.30 WITA usai demonstrasi di Polda NTB. Suasana kian mencekam sekitar pukul 13.30 WITA, saat massa yang tidak menemukan anggota dewan di dalam gedung langsung memicu aksi pembakaran.
Meski aparat kepolisian sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, aksi itu tak membuat demonstran mundur. Mereka tetap bertahan di depan kantor DPRD NTB sambil meneriakkan yel-yel ‘Revolusi’.
Selain di Mataram, aksi unjuk rasa serupa juga terjadi di sejumlah wilayah lain. Di Denpasar, Bali, massa aksi sempat bentrok dengan aparat setelah mencoba masuk ke Mapolda Bali. Sementara di Lombok, mahasiswa dan pengemudi ojol juga menggelar aksi solidaritas dengan isu serupa.
Gedung DPRD NTB terbakar ini masih terus dipantau oleh aparat mengingat gelombang protes ini membawa isu nasional yang melibatkan sentimen publik luas. (*)



