Gempa 6,5 Magnitudo Guncang Simeulue Aceh, Bangunan Fasilitas Publik Rusak

Aceh, Sekaltim.co – Gempa bumi 6,5 Magnitudo mengguncang Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh, Kamis 27 November 2025, siang. Getaran kuat terjadi sekitar pukul 11.56 WIB dengan pusat gempa berada 55 km barat daya Sinabang, pada koordinat 2,43° LU – 95,87° BT, dengan kedalaman 10 km.
Guncangan besar ini disusul sembilan gempa susulan yang intensitasnya lebih kecil, tetapi tetap dirasakan masyarakat di berbagai titik di Simeulue dan wilayah Aceh lainnya.
“Hingga laporan ini disusun, jumlah korban dan pengungsi masih dalam pendataan, sementara kerugian materiil serta kerusakan fasilitas publik juga masih dievaluasi,” demikian keterangan tertulis BNPB, Kamis.
Getaran gempa ceh di Simeuleu kuat menyebabkan kerusakan parah di beberapa fasilitas publik. Dua bangunan yang dilaporkan mengalami kerusakan berat yakni:
– Gedung Serbaguna Simeulue
– Masjid Darussalam Kampung Aie, Kecamatan Simeulue Tengah
Reruntuhan bangunan tidak hanya menghalangi akses warga, tetapi juga menimbulkan kepanikan besar, terutama karena gempa terjadi pada siang hari ketika aktivitas warga masih berlangsung.
Di Gedung Serbaguna, musibah terjadi ketika sedang berlangsung pertandingan Pra–Pekan Olahraga Aceh (PORA) cabang Karate. Belasan atlet yang berada di lokasi dikabarkan tertimpa reruntuhan dan mengalami luka-luka.
Mereka langsung dievakuasi menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Selain bangunan roboh, satu gudang penyimpanan minyak tanah milik warga dilaporkan mengalami kebakaran akibat guncangan. Api sempat membesar sebelum berhasil ditangani warga dan aparat setempat.
Hingga siang hari, beberapa titik lain dilaporkan mengalami kerusakan menengah hingga ringan, dan proses pendataan masih berlangsung.
Laporan sementara menyebutkan terdapat 12 orang mengalami luka-luka. Korban berasal dari berbagai kabupaten di Aceh, antara lain:
* Aceh Timur
* Aceh Barat
* Aceh Besar
* Banda Aceh
* Aceh Selatan
* Nagan Raya
* Aceh Tenggara
* Simeulue
Sebagian besar mengalami luka akibat tertimpa runtuhan bangunan. BPBD menyebut jumlah korban dapat bertambah karena proses pendataan masih dilakukan.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya menjelaskan bahwa gempa ini terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi,” ujar Daryono.
Gempa dangkal seperti ini biasanya menghasilkan guncangan kuat dan berpotensi merusak bangunan, seperti yang terjadi di Simeulue.
BMKG memastikan tidak ada potensi tsunami, tetapi mengimbau warga tetap waspada terhadap gempa susulan.
BPBD Kabupaten Simeulue bersama TNI, Polri, dan relawan segera turun ke lapangan untuk melakukan:
– Pendataan kerusakan dan korban
– Evakuasi warga terdampak
– Peninjauan lokasi bencana
– Koordinasi lintas instansi
– Penanganan darurat untuk para atlet Pra PORA
Posko sementara disiapkan di sejumlah titik untuk menampung masyarakat yang memilih mengungsi karena khawatir gempa susulan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat:
– menyiapkan rencana evakuasi keluarga,
– mengamankan benda-benda yang mudah jatuh atau terbakar,
– mengutamakan keselamatan,
dan hanya mengikuti informasi dari kanal resmi BMKG dan BNPB.
BNPB juga mengingatkan agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, mengingat banyak beredar kabar palsu pasca gempa. (*)









