Samarinda, SEKALTIM.CO – Pembangunan terowongan Samarinda yang membelah bukit Gunung Manggah di Sultan Alimuddin terus menunjukkan progres positif. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi masalah kemacetan lalulintas di wilayah tersebut, khususnya di kawasan Gunung Manggah Jalan Sultan Alimuddin, Kecamatan Sambutan Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim).
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, memastikan proyek terowongan Samarinda tersebut berjalan sesuai target dengan melakukan tinjauan pada Senin, Desember 2023.
Andi Harun menilai progres pembangunan terowongan Samarinda ini sangat signifikan, mencapai 18,9 persen dari target awal 17 persen. Andi Harun pun menyatakan kegembiraannya dan mengungkapkan bahwa progres pekerjaan hari ini melebihi target awal yang telah ditetapkan.
“Kita senang karena dari pemantauan dan peninjauan kita ternyata malah ada plus dari target pekerjaan yang perhari ini sesuai target pekerjaan sebesar 18.9 persen,” ujar Wali Kota Samarinda kepada wartawan di sela kunjungannya.
Dari keterangan Site Operational Manager, Billy Adrian, diketahui sebuah metode yang diterapkan dalam pembangunaan terowongan. Menurutnya, pembangunan terowongan Samarinda ini menggunakan Metode New Austrian Tunnelling Method (NATM).
Metode ini menggunakan dua tahapan perkuatan, yaitu temporary support dengan pemasangan baja dan penggunaan berbagai elemen seperti trowel, wermes, sokrit, rokbold, forpoling, dan payprovedan.
Billy Adrian menambahkan, selanjutnya perkuatan permanen dilakukan dengan lapisan beton tebal 50 cm berkekuatan mutu tinggi. Metode ini minim getaran dan bising, mengingat pengerjaan dilakukan di dalam tanah dan tidak mengganggu masyarakat jika dilakukan pada malam hari.
“Jadi, dalam metode terowongan yang kita gunakan ini adalah metode New Austrian Tunnelling Method (NATM) dengan dua tahapan perkuatan, yaitu temporary support mencakup pemasangan baja dan penggunaan berbagai elemen seperti trowel, wermes, sokrit, rokbold, forpoling, dan payprovedan permanent support. Kita minim getaran dan bising karena kita ada di dalam tanah, jadi tidak mengganggu masyarakat jika pengerjaan malam,” ujar Billy Adrian.
Project Manager PT Pembangunan Perumahan (PT PP) sebagai pelaksana pembangunan terowongan, Danang Hadiatmokho, memastikan keamanan proyek terhadap masyarakat yang tinggal di atas terowongan. Perencanaan telah dilakukan dengan penelitian awal dan perhitungan desain.
Pihak PU dan pelaksana proyek berkomitmen untuk memastikan keselamatan warga di sekitar terowongan.
“Perencanaannya sendiri kita sudah melakukan penelitian di awal, jadi kita lakukan perhitungan secara desain. Pihak PU dan kita juga sebagai pelaksana proyek memastikan bahwa warga yang ada di sekitar terowongan dapat tinggal secara aman,” ungkap Danang Hadiatmokho.
Proyek pembangunan terowongan ini direncanakan sebagai jalan satu arah dengan lebar 11 meter dan panjang 400 meter. Pembangunan terowongan Samarinda ini menggunakan anggaran sebesar Rp395 miliar.
Proyek ini diharapkan selesai dan dapat beroperasi pada bulan Oktober 2024 mendatang. (*)