Kukar, SEKALTIM.CO – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mencatatkan pencapaian positif dalam pembangunan desa. Melalui Lokakarya Pemutakhiran Hasil Pendataan Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2024 yang digelar di Ballroom Hotel Grand Elty Singgasana, Senin 22 Juli 2024, terungkap bahwa Kukar kini telah terbebas dari status desa tertinggal.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, mengungkapkan perkembangan signifikan dalam status desa-desa di wilayahnya.
“Saat ini, Kukar tidak lagi memiliki desa berstatus tertinggal atau sangat tertinggal. Yang ada hanyalah desa berkembang, maju, dan mandiri,” ujarnya dengan bangga.
Data terbaru menunjukkan transformasi mengesankan dari 193 desa di Kukar. Sebanyak 87 desa telah mencapai status mandiri, 83 desa berstatus maju, dan hanya tersisa 23 desa berkembang.
Capaian ini melampaui target yang ditetapkan sebelumnya dan menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam mengakselerasi pembangunan desa.
Arianto menambahkan, “Target kami di tahun 2025 adalah mendorong 8 desa lagi menjadi desa mandiri dan 10 desa menjadi maju. Dengan demikian, pada 2025 nanti, status desa di Kukar hanya akan terdiri dari dua kategori: desa maju dan mandiri.”
Lokakarya yang diinisiasi oleh DPMD Kukar ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk tenaga ahli P3MD, gugus tugas pendamping desa Kukar Idaman, Pendekar Idaman, para pendamping desa, camat beserta aparaturnya, serta OPD terkait. Kolaborasi multi-stakeholder ini mencerminkan pendekatan holistik yang diterapkan Kukar dalam pembangunan desa.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, yang membuka acara tersebut, menekankan signifikansi IDM dalam penilaian dan penetapan status perkembangan desa.
“IDM terbagi dalam lima tingkatan, mulai dari desa sangat tertinggal hingga desa mandiri. Hingga 2023, kami telah berhasil mengeliminasi kategori desa sangat tertinggal dan tertinggal,” jelasnya.
Edi juga menyoroti pentingnya pemutakhiran IDM tahunan sebagai landasan perencanaan dari tingkat desa hingga nasional.
“Proses ini sangat bergantung pada skala prioritas yang direkomendasikan oleh pengelola IDM nasional melalui Kementerian Desa PDTT,” tambahnya.
Lebih lanjut, Bupati Edi menegaskan bahwa keberhasilan implementasi IDM memerlukan sinergi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“IDM bukan sekadar angka, tapi merupakan cerminan kinerja Pemerintah Daerah dalam meningkatkan akses warga desa terhadap layanan dasar dan publik,” ujarnya.
IDM sendiri mengukur tiga dimensi utama: ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penilaian ini mencakup berbagai indikator seperti kesehatan, pendidikan, modal sosial, permukiman, ekonomi, dan ekologi.
Dengan pendekatan komprehensif ini, Kukar berhasil mendorong pemerataan pembangunan hingga ke pelosok desa.
Keberhasilan Kukar dalam mentransformasi status desanya tidak lepas dari strategi inovatif yang diterapkan.
Program-program pemberdayaan masyarakat, peningkatan infrastruktur, dan pengembangan ekonomi kreatif menjadi kunci dalam mengangkat taraf hidup masyarakat desa.
Lokakarya IDM 2024 ini menjadi momentum penting bagi Kukar untuk melakukan evaluasi komprehensif dan merumuskan strategi ke depan. Dengan capaian yang telah diraih, Kukar optimis dapat mewujudkan visinya sebagai kabupaten dengan desa-desa yang mandiri, maju, dan berkelanjutan. (*)