
Jakarta – Suasana di Masjid SMAN 72 Komplek Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara mendadak berubah mencekam setelah terdengar ledakan pada Jumat, 7 November 2025 sekitar pukul 12.30 WIB.
Suara keras ledakan dari dalam masjid SMAN 72 membuat jamaah panik dan berhamburan keluar. Hingga kini, penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Pasca kejadian, puluhan korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Cempaka Putih, Jakarta.
Berdasarkan data sementara dari posko layanan, total ada 39 korban yang dirawat.
Sebanyak 14 orang masih menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), sementara 25 pasien lainnya telah diperbolehkan pulang.
Sabtu 8 November 2025, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo datang langsung menjenguk korban di RSI Cempaka Putih.
Ia didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri dan Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro**.
Dalam kunjungannya, Kapolri menyampaikan rasa keprihatinan mendalam atas peristiwa tersebut.
“Polri akan mengusut tuntas penyebab ledakan serta memberikan dukungan penuh, baik secara medis maupun psikologis, agar para korban segera pulih,” tegas Listyo.
Tak hanya fokus pada penyelidikan, Polda Metro Jaya juga bergerak cepat dengan menggelar trauma healing bagi korban, keluarga, serta guru SMAN 72.
Pendampingan ini dilakukan sejak Jumat malam, dipimpin AKBP Ida Bagus Gede Adi Putra Yadnya, M.Psi., Psikolog, dengan metode Psychological First Aid untuk membantu mengelola stres dan rasa takut pascakejadian.
Pasca insiden ledakan masjid SMAN 72 Jakarta, menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto, kegiatan trauma healing akan terus berlanjut hingga korban benar-benar pulih secara mental. “Kami ingin memastikan semua korban dan keluarga mendapatkan dukungan emosional terbaik,” ujarnya. (*)




