SEKALTIM.CO – Pada peringatan tahunan ke-8 Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW) yang diselenggarakan oleh Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) di Institut Perdamaian, Gapyeong-gun, Provinsi Gyeonggi, International Women’s Peace Group (IWPG) turut berpartisipasi dan mendesak dukungan terhadap DPCW.
Acara ini direncanakan untuk mempertemukan orang-orang dari seluruh dunia dengan pola pikir damai untuk bekerja sama secara erat di bawah saling pengertian dan komunikasi guna menemukan cara untuk membangun perdamaian di muka bumi.
Dalam pidato peringatannya, Ketua IWPG Hyun Sook Yoon menyoroti betapa banyak perang yang masih terjadi di seluruh dunia, dengan warga sipil yang tidak bersalah menjadi korban.
“Di tengah konflik ini, perempuan dan anak-anaklah yang paling menderita. Validitas DPCW sebagai solusi mendasar terhadap perang telah terus dibuktikan oleh presiden, menteri, pakar hukum, dan pemimpin LSM di seluruh dunia,” ujarnya.
Yoon menambahkan, “Konflik fisik dan perang harus diakhiri terlebih dahulu. Selain itu, konflik struktural dan budaya juga harus dihilangkan. Hanya dengan cara ini kita dapat benar-benar menghapuskan diskriminasi dan kekerasan di bidang ekonomi, lingkungan hidup, pasar tenaga kerja, proses pembangunan, dan masih banyak lagi. Melalui hal ini, perdamaian berkelanjutan akan tercapai di muka bumi ini.”
HWPL, organisasi induk yang mencanangkan 10 Pasal 38 Klausul DPCW pada tahun 2016, menyatakan komitmennya untuk memimpin diskusi internasional guna mendorong perkembangan perdamaian institusional yang stabil berdasarkan saling pengertian dan komunikasi antar budaya yang berbeda.
Ketua HWPL, Man Hee Lee, menyoroti kebutuhan mendesak akan kerangka institusional perdamaian dengan menyebut konflik Rusia/Ukraina dan Israel/Hamas yang sedang berlangsung.
Dalam upayanya mewujudkan perdamaian dunia, IWPG aktif melakukan berbagai kegiatan. Saat ini, IWPG berpartisipasi dalam Komisi Status Perempuan (CSW) PBB ke-68 yang berlangsung di Markas Besar PBB di New York mulai tanggal 8 Maret.
Setiap tahun, IWPG mengikuti acara internasional ini untuk memperkenalkan DPCW kepada para menteri perempuan di seluruh dunia dan meletakkan peta jalan untuk mendesak kepala negara juga mendukung deklarasi ini.
Selama CSW68, IWPG juga berencana menjadi tuan rumah bersama Acara Sampingan dengan Pantai Gading, negara yang telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (MoA) dengan IWPG.
Dalam acara tersebut, IWPG akan menjelaskan klausul utama DPCW dan memperkenalkan kasus Mindanao, Filipina, di mana DPCW sedang dilaksanakan.
Upaya lain yang dilakukan IWPG adalah membentuk 100 Komite Perdamaian regional pada bulan Maret untuk memperkuat kegiatan perdamaian lokal.
Sejak tahun 2023, IWPG juga telah menyediakan Pendidikan Pelatihan Pengajar Perdamaian (Peace Lecturer’s Training Education) di seluruh dunia untuk mempromosikan kebutuhan akan DPCW.
Dalam upayanya mendukung perdamaian dunia, HWPL berkontribusi terhadap mitigasi konflik dan rasa saling tidak percaya berdasarkan berbagi pengetahuan spiritual melalui platform keagamaan seperti dialog perbandingan kitab suci di kantor World Alliance of Religions’ Peace (WARP) Office dan Akademi Perdamaian Agama Internasional.
HWPL juga bekerja sama dengan Komite Nasional UNESCO, pemerintah nasional, sekolah, dan banyak lembaga lainnya untuk menyebarkan pendidikan perdamaian yang memfasilitasi pemahaman dan komunikasi terbuka antar budaya.
Dengan upaya kolektif dari IWPG, HWPL, dan berbagai pihak lainnya, langkah demi langkah terus diambil untuk mewujudkan perdamaian dunia yang berkelanjutan melalui pelembagaan Deklarasi Perdamaian dan Penghentian Perang (DPCW) sebagai kerangka institusional perdamaian global. (*)