SEKALTIM.CO – Balai Karantina Pertanian Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap 7.349 ton Palm Kernel Expeller (PKE) atau bungkil sawit sebelum diekspor ke Seoul, Korea Selatan.
Komoditas bungkil sawit bernilai setara Rp10,7 miliar ini merupakan salah satu produk unggulan ekspor Kaltim.
Arum Kusnila Dewi, Kepala Karantina Kaltim, menjelaskan proses pemeriksaan yang dilakukan pada 6 Juli 2024 tersebut.
“Bungkil Sawit senilai Rp 10,7 Miliar tersebut pertama-tama diperiksa kesehatannya oleh Petugas Karantina. Sampel Bungkil Sawit yang diambil di gudang eksportir diuji di Laboratorium Karantina Tumbuhan untuk memastikan ada atau tidaknya OPT/OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan/Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina),” ungkap Arum melalui keterangan tertulis, 7 Juli 2024.
Proses Karantina dan Persyaratan Ekspor
Sebelum pengiriman, Bungkil Sawit beserta alat angkutnya menjalani proses fumigasi, yang merupakan salah satu persyaratan dari negara tujuan.
Arum menekankan pentingnya memenuhi standar internasional.
“Setiap komoditas yang diekspor harus memenuhi persyaratan negara tujuan dan dilakukan tindakan karantina sesuai dengan SOP sebelum dikeluarkan Phytosanitary Certificate (PC) untuk menjamin keberterimaan di negara tujuan,” ungkapnya.
Setelah semua tindakan karantina dilaksanakan, Petugas Karantina menerbitkan Sertifikat KT-10 (Phytosanitary Certificate) sebagai bukti telah lapor karantina.
Sertifikat ini menjadi dokumen penting yang menyertai pengiriman, memastikan bahwa produk telah memenuhi standar kesehatan dan keamanan yang dipersyaratkan.
Bungkil Sawit: Komoditas Unggulan Kaltim
Bungkil Sawit merupakan salah satu komoditas unggulan dari Kalimantan Timur yang rutin diekspor ke berbagai negara.
Produk ini dikenal sebagai bahan baku pakan ternak dengan kandungan protein tinggi, menjadikannya komoditas yang sangat diminati di pasar internasional.
Ekspor Bungkil Sawit ini menunjukkan potensi besar industri kelapa sawit Kalimantan Timur, tidak hanya dalam produksi minyak sawit, tetapi juga dalam pemanfaatan produk sampingannya.
Hal ini mencerminkan upaya Indonesia untuk memaksimalkan nilai tambah dari industri kelapa sawit.
Dampak Ekonomi dan Prospek Ke Depan
Ekspor 7.349 ton Bungkil Sawit senilai Rp10,7 miliar ke Korea Selatan ini memberikan dampak positif bagi perekonomian Kalimantan Timur dan Indonesia secara keseluruhan.
Selain meningkatkan devisa negara, ekspor ini juga membuka peluang kerja sama ekonomi yang lebih luas antara Indonesia dan Korea Selatan.
Ke depannya, diharapkan ekspor Bungkil Sawit dan produk turunan kelapa sawit lainnya dari Kalimantan Timur dapat terus meningkat.
Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen utama produk kelapa sawit di dunia. (*)