Samarinda, Sekaltim.co – Gemuruh semangat pemain muda memenuhi Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, saat Piala Gubernur Kaltim U-13 dan U-15 resmi ditutup pada malam Senin, 18 November 2024. Kompetisi bergengsi yang berlangsung selama satu pekan ini tidak sekadar ajang pertandingan, melainkan panggung lahirnya generasi emas sepak bola Kalimantan Timur.
Selama delapan hari, mulai 11-18 November 2024, puluhan tim dari sepuluh kabupaten/kota di Kalimantan Timur saling beradu strategi dan kemampuan. Setiap pertandingan memperlihatkan semangat juang dan bakat terpendam yang siap berkembang, menciptakan kompetisi yang dinamis dan mendebarkan.
Namun, muncul pertanyaan berkaitan dengan langkah lanjutan dari kompetisi ini. Rasman, Kabid Peningkatan Prestasi Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga Kalimantan Timur, mengungkapkan pandangan mendalam tentang pentingnya kompetisi ini lantaran masih ada kabupaten yang belum konsisten dalam pembinaan olahraga, khususnya sepak bola.
Menurutnya, potensi sepak bola di Kalimantan Timur sangatlah besar. Setiap kabupaten/kota memiliki lebih dari 10 klub yang siap berkembang. Namun, yang masih menjadi kendala adalah minimnya ajang kompetisi untuk mengasah kemampuan para pemain muda.
Pihaknya akan terus mendorong PSSI dan asosiasi sepakbola terkait untuk menjalin kerja sama dengan pihak perusahaan dan pemerintah daerah guna menyelenggarakan lebih banyak kejuaraan.
“Kita minta agar PSSI, askot melakukan kerja sama dengan pihak perusahaan atau pemerintah daerah untuk penyelenggarakan kejuaraan-kejuaraan. Karena di masing-masing kabupaten/kota itu semuanya lebih dari 10 klub yang ada di kabupaten/kota,” kata Rasman. Hal ini dimaksudkan untuk membuka peluang seluas-luasnya bagi bibit-bibit muda berbakat agar terus melatih diri melalui sebuah pertandingan.
Strategi pengembangan dilakukan secara bertahap. Pihak Dispora Kaltim berkomitmen untuk memberikan dukungan, namun dengan batasan yang jelas. Bantuan tidak diberikan secara total, tetapi disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan masing-masing daerah.
Tahun depan, pihaknya akan menyediakan bantuan untuk penyelenggaraan kejuaraan. Dukungan ini dapat berupa penyediaan perlengkapan, bantuan teknis, maupun pendampingan dalam menggelar kompetisi.
“Tentu kita harus respon dengan baik. Nanti akan kita bantu bola misalnya, kita support terus kabupaten/kotanya. Kemudian tahun depan kita kasih spare untuk bantuan kejuaraannya,” ungkap Rasman.
Kompetisi Piala Gubernur Kaltim kali ini tercatat sebagai momen penting dalam pemetaan talenta sepak bola muda. Setiap pertandingan menjadi laboratorium untuk mengidentifikasi pemain-pemain berbakat yang berpotensi menjadi tulang punggung tim di masa depan.
Para pelatih dan pengamat sepak bola pun tak lepas mengamati setiap gerakan para pemain muda. Mereka mencari bibit-bibit unggul yang bisa dikembangkan menjadi pemain profesional.
Penting untuk dipahami bahwa kompetisi ini bukan sekadar ajang pertandingan, melainkan investasi jangka panjang pembangunan olahraga di Kalimantan Timur. Setiap pertandingan adalah kesempatan untuk membangun karakter, disiplin, dan semangat juang generasi muda.
Ke depan, Dispora Kaltim berharap kompetisi sejenis akan semakin sering digelar. Baik antar kecamatan maupun antar kampung, yang penting menciptakan ekosistem kompetisi yang sehat dan mendukung pengembangan bakat.
“Provinsi yang turun tangan. Tapi, kan dengan batasan tertentu. Tidak semuanya kita kasih karena nanti terlalu enak buat mereka,” ujarnya.
Penutupan Piala Soeratin Zona Kaltim kali ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang pembinaan sepak bola daerah. Semangat, bakat, dan dukungan pemerintah menjadi modal utama melahirkan generasi emas sepak bola Kalimantan Timur. (Adv/DisporaKaltim)