Masjid Raya Darussalam Samarinda Siap Direnovasi Megah pada 2024

Ikon Bersejarah dan Landmark Spiritual

Samarinda, SEKALTIM.CO – Tepat pada 2025 mendatang, Masjid Raya Darussalam Samarinda akan merayakan hari jadinya yang ke-100 tahun. Berdiri kokoh sebagai saksi sejarah perkembangan Islam di Kota Samarinda, masjid bersejarah ini kini siap menjalani renovasi megah pada 2024 untuk memperindah dan memperkaya warisan budaya serta spiritual di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur dengan nuansa Turki Ustmani ini.

Bermula dari Masjid Jami’ pada 1925

Sejarah panjang Masjid Raya Darussalam Samarinda bermula dari Masjid Jami’ pada 1925 yang terletak persis di seberang bangunan masjid saat ini. Pada masanya, Masjid Jami’ hanya berukuran sekitar 25 x 25 meter tanpa halaman di sekelilingnya. Seiring bertambahnya jumlah jemaah, kapasitas masjid tak lagi mampu menampung, terutama saat salat Ied.

Inisiatif untuk Membangun Masjid yang Lebih Besar

Melihat keterbatasan tersebut, pada 9 November 1963, atas inisiatif tokoh masyarakat dan pemerintah daerah, dilakukan peletakan batu pertama untuk membangun masjid yang lebih besar oleh A. M. Parikesit selaku Kepala Daerah Istimewa Kutai saat itu. Namun, proses pembangunannya belum terlaksana hingga 1967.

Lahirnya Yayasan dan Relokasi Masjid

Pada 26 Desember 1967, Yayasan Masjid Raya Samarinda dibentuk untuk mengambil alih pelaksanaan pembangunan selanjutnya. Setelah berbagai pertimbangan, keputusan diambil untuk memindahkan lokasi masjid raya ke tanah kosong pemberian Pemda seluas 15.000 meter persegi. Pelaksanaan pembangunan kemudian dipercayakan kepada H. M. Kadrie Oening selaku Wali Kota Tingkat II Samarinda saat itu.

Pada 3 Februari 1974 atau 10 Muharram 1394 masehi masjid raya diresmikan. Waktu itu bangunan Masjid Raya ukurannya 40 kali 60 meter persegi dengan empat buah menara dengan tinggi 13 meter serta terdapat lambang bulan sabit dengan lengkungan 5.

Perkembangan dan Renovasi Berkelanjutan

Dengan jumlah penduduk Kota Samarinda yang terus bertambah, mencapai 407.897 jiwa pada 1990, kebutuhan akan sarana dan fasilitas sosial yang memadai menjadi prioritas. Hal ini mendorong pembangunan Masjid Raya Samarinda yang lebih besar dan megah.

Di masa kepemimpinan Gubernur H. M. Ardans, perhatian lebih diberikan terhadap perkembangan bangunan Masjid Raya Samarinda. Renovasi dilakukan dengan membangun bangunan berlantai 3 seluas 7.200 meter persegi dengan kapasitas daya tampung mencapai 14.000 jemaah. Seiring berjalannya waktu, masjid terus mengalami renovasi berkala untuk mempertahankan keindahan dan kelestariannya sambil tetap mempertahankan beberapa bagian bangunan lama dari tahun 1990.

Ikon Bersejarah dan Landmark Spiritual

Masjid Raya Darussalam Samarinda tidak hanya menjadi simbol perkembangan Islam di kota ini, tetapi juga berdiri gagah sebagai ikon bersejarah dan landmark spiritual yang memperkaya panorama Sungai Mahakam. Keberadaannya menjadi bukti sejarah yang tak terlupakan di tengah perkembangan Kota Samarinda.

Renovasi Megah untuk Tonggak Bersejarah Arsitektur Religi

Menyadari pentingnya warisan budaya dan spiritual ini, Pemerintah Kota Samarinda berencana melakukan renovasi besar-besaran pada Masjid Raya Darussalam pada 2024. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan renovasi ini akan menjadi tonggak bersejarah bagi kemajuan arsitektur religi di Kalimantan Timur dalam sambutannya pada Senin, 8 April 2024.

“Masjid ini sudah bertahun-tahun menjadi saksi bisu dari sejarah Kota Samarinda. Namun, ini saatnya bagi kita untuk memberikan yang terbaik bagi warisan budaya dan spiritual kita. Renovasi ini akan menjadi tonggak bersejarah bagi kemajuan arsitektur religi di Kalimantan Timur,” ujar Wali Kota Andi Harun.

Solusi Pendanaan untuk Mewujudkan Renovasi Megah

Wali Kota Andi Harun mengakui bahwa kendala pendanaan selalu menjadi hambatan dalam mewujudkan rencana renovasi ini, meski telah menerima proposal dari panitia pengurus. Namun, bersama pengurus dan yayasan, Pemkot akhirnya menemukan solusi untuk mewujudkan renovasi megah tersebut.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa memperindah masjid ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Namun, bersama-sama dengan pengurus dan yayasan, kami telah menemukan solusi untuk mewujudkannya,” ungkapnya.

Transformasi Menyeluruh dan Dinamis

Renovasi Masjid Raya Darussalam Samarinda ini tidak hanya sekadar mempercantik bangunan, tetapi juga mengubahnya menjadi pusat kegiatan yang lebih dinamis dan inklusif. Dengan dana yang telah disiapkan mencapai sekitar Rp30 miliar, masjid akan menjalani transformasi menyeluruh, mulai dari bagian dalam hingga halaman luarnya.

Magnet Baru Sektor Pariwisata dan Ekonomi Lokal

Selain menjadikan masjid sebagai ikon budaya dan spiritual, renovasi ini juga diharapkan dapat menjadikan Masjid Raya Darussalam Samarinda sebagai magnet baru bagi sektor pariwisata Kota Samarinda. Dengan menjadikan masjid sebagai bagian dari paket wisata kota yang terintegrasi dengan objek wisata lainnya seperti Citra Niaga dan Pasar Pagi, diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

“Pembangunan masjid ini juga akan menjadi magnet baru bagi sektor pariwisata Kota Samarinda. Dengan menjadikan masjid sebagai bagian dari paket wisata kota, seperti yang direncanakan dengan mengintegrasikannya dengan objek wisata lainnya seperti Citra Niaga dan Pasar Pagi, diharapkan akan meningkatkan kunjungan wisatawan serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” pungkas Andi Harun.

Renovasi megah Masjid Raya Darussalam Samarinda ini diharapkan dapat meningkatkan kemegahan warisan budaya dan spiritual sekaligus menjadikannya destinasi wisata andalan yang dapat mengangkat perekonomian Samarinda. Dengan sejarah panjangnya, masjid berusia hampir satu abad ini siap menjalani transformasi besar untuk menjadi ikon baru Kota Samarinda yang lebih memikat dan dinamis. (*)

Exit mobile version