NEWS SEKALTIM

Menteri Bahlil Dorong Percepatan RDMP Balikpapan untuk Tekan Impor Migas

Balikpapan, Sekaltim.co – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), harus selesai paling lambat Juli 2025.

menteri Bahlil Lahadalia menyatakannya setelah meninjau langsung perkembangan proyek peningkatan kapasitas kilang pada Sabtu, 14 Desember 2024.

“Dengan segala cara, selesai Juni atau Juli 2025 lebih baik,” tegas Bahlil usai peninjauan proyek strategis nasional tersebut.

Target penyelesaian ini menjadi prioritas mengingat peran penting RDMP Balikpapan dalam upaya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor migas.

Setelah proyek rampung, kapasitas pengolahan kilang minyak PT Pertamina (Persero) di Balikpapan akan mengalami peningkatan signifikan.

“Saat selesai, kapasitas pengolahan kilang minyak Pertamina menjadi 360 ribu barel per hari atau bertambah 100 ribu barel per hari dari 260 ribu barel per hari kemampuan sekarang,” jelas Bahlil.

Selain peningkatan kapasitas, RDMP Balikpapan juga akan menghasilkan bahan bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik, setara dengan standar Euro IV yang lebih ramah lingkungan.

Peningkatan mutu ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi.

Menteri ESDM mengungkapkan bahwa kebutuhan minyak Indonesia saat ini mencapai 1,6 juta barel per hari.

Dari jumlah tersebut, hanya 525 ribu barel yang dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri (lifting), sementara 1,1 juta barel sisanya masih harus diimpor, baik dalam bentuk minyak mentah maupun produk jadi.

Proyek RDMP Balikpapan sempat mengalami kendala akibat kebakaran pada unit crude distillation unit (CDU) IV pada Mei 2024.

Insiden tersebut menyebabkan mundurnya target penyelesaian yang semula direncanakan pada Desember 2024.

Meski demikian, Bahlil memastikan bahwa seluruh komponen utama proyek telah selesai, termasuk Unit CDU IV yang telah selesai diperbaiki dan telah memasuki tahap uji coba.

“Kemajuan proyek RDMP per September 2024 telah mencapai 91 persen,” ungkap Bahlil.

Meski manajemen PT Pertamina (Persero) menargetkan penyelesaian pada September 2025, Menteri ESDM mendorong agar proyek dapat diselesaikan lebih cepat untuk segera menekan angka impor migas.

Bahlil juga menekankan pentingnya Pertamina untuk meningkatkan lifting migas nasional.

Hal ini dipandang sebagai strategi ganda dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor, yaitu melalui peningkatan produksi dalam negeri sekaligus penguatan kapasitas pengolahan.

Keberhasilan proyek RDMP Balikpapan diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat ketahanan energi nasional.

Dengan peningkatan kapasitas pengolahan dan kualitas BBM yang dihasilkan, Indonesia dapat mengurangi beban impor sekaligus memenuhi standar emisi yang lebih ketat di masa mendatang. (*)

Simak berita Sekaltim.co lainnya di tautan Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button