WACANA

Peningkatan Aktivitas Ekonomi dan Dampaknya pada Inflasi di Kalimantan Timur

Samarinda, SEKALTIM.CO – Peningkatan aktivitas ekonomi di Kalimantan Timur, khususnya yang dipicu oleh pembangunan di Kawasan Ekonomi Khusus (IKN), telah menjadi pendorong utama inflasi di wilayah ini. Inflasi tersebut, terutama pada sektor pangan dan transportasi, menuntut perhatian serius dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim untuk menjaga stabilitas harga, terutama pada komoditas bahan pokok penting.

Data Inflasi Terbaru

Menurut Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Kaltim,  yaitu Samarinda dan Balikpapan pada November 2023, terjadi inflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan (mtm) dan 3,30 persen secara tahunan (yoy). Meskipun terdapat kenaikan, laju inflasi Kaltim masih lebih rendah dibandingkan dengan IHK nasional, yang sebesar 0,38 persen (mtm).

Penyumbang Utama Inflasi

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tetap menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kaltim. Lima faktor terbesar yang berkontribusi pada inflasi adalah cabai rawit, angkutan udara, emas perhiasan, beras, dan kangkung. Kelangkaan stok cabai rawit dan beras, serta kenaikan harga avtur yang mendorong tarif angkutan udara, menjadi pemicu utama dari inflasi ini.

“Jika dilihat komoditas dominan penyumbang inflasi atau deflasi pada bulan November tahun 2023 baik itu secara month to month dan Year on Year, kita lihat untuk m to m komoditas penyumbang inflasi ini adalah cabai rawit, angkutan udara, emas perhiasan, beras, dan kangkung. Jadi jika secara nasional kita lihat secara spesifik tadi disampaikan bahwa tekanan inflasi beras semakin melemah di mana terdapat penambahan kota yang mengalami deflasi pada komoditas beras. Tetapi untuk Kalimantan Timur ini masih mengalami inflasi sebesar 0,035 4%,” ujar Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana saat rilis BPS Kaltim, 1 Desember 2023.

Upaya Pengendalian Inflasi oleh Bank Indonesia

Bank Indonesia, melalui TPID, terus berupaya mengendalikan inflasi di Provinsi Kaltim. Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM) menjadi strategi utama. Distribusi bantuan pangan pada November 2023, khususnya cabai dan beras, menjadi salah satu langkah konkret yang diambil.

“Laju IHK Kaltim pada periode ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan IHK nasional sebesar 0,38 persen (mtm),” ungkap kepala perwakilan BI Kalimantan Timur Budi Widihartanto, dalam keterangan resminya, Sabtu 2 Desember 2023.

Gerakan Tanam Cabai dan Dampaknya

Bank Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersinergi dengan melaksanakan Gerakan Tanam Cabai di enam Kodim se-Kaltim. Langkah ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan stok cabai rawit, salah satu komoditas yang menjadi penyumbang inflasi signifikan.

Analisis IHK Kaltim

Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim menjadi barometer perubahan harga pada tingkat konsumen. Inflasi sebesar 0,37 persen pada November 2023 mencerminkan pertumbuhan harga di dua kota utama, dengan Samarinda mengalami inflasi sebesar 0,30 persen dan Balikpapan mencatat kenaikan sebesar 0,44 persen. Angka ini masih sejalan dengan target inflasi nasional pada rentang 3±1 persen (yoy).

Penjelasan dari BPS Kaltim

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana, IHK digunakan sebagai ukuran perubahan harga komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Data menunjukkan kenaikan IHK dari Oktober 2023 ke November 2023, naik dari 114,80 menjadi 115,22. Inflasi tahun kalender mencapai 3,06 persen, sementara inflasi tahunan berada di angka 3,30 persen.

Analisis Kelompok Pengeluaran

Dari 11 kelompok pengeluaran, enam berkontribusi pada inflasi, dengan makanan, minuman, dan perawatan pribadi sebagai penyumbang terbesar. Kesehatan dan perlengkapan rumah tangga menjadi dua kelompok yang berkontribusi pada deflasi. Meskipun demikian, inflasi Kaltim masih berada pada level rendah dan stabil hingga November 2023, menandakan kondisi inflasi yang terkendali sepanjang tahun ini.

Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltim

Bukan hanya dalam bidang ekonomi, Kaltim juga mencatat kemajuan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut BPS, IPM Kaltim pada tahun 2023 naik 0,84 poin menjadi 78,20, mencerminkan perbaikan signifikan dalam kehidupan masyarakat.

Pertumbuhan IPM dari Tahun ke Tahun

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menyampaikan bahwa IPM Kaltim terus meningkat dalam tiga tahun terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,98 persen per tahun. Dari tahun 2020 hingga 2023, IPM naik dari 75,94 menjadi 78,20, menandakan status pembangunan manusia Kaltim yang sudah berada di level tinggi sejak tahun 2020.

“Status IPM ini merupakan gambaran level pencapaian pembangunan manusia dalam suatu periode jadi semakin tinggi status IPM akan menunjukkan capaian pembangunan manusia yang lebih baik Selain itu IPM juga kita perlu melihat Bagaimana perkembangannya antar waktu. Jadi kecepatan IPM menggambarkan perubahan capaian pembangunan manusia dibandingkan waktu sebelumnya,” ujar Yusniar Juliana.

Peningkatan Dimensi IPM

Peningkatan IPM pada 2023 terjadi pada semua dimensi, termasuk umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Bayi yang lahir pada tahun 2023 memiliki harapan hidup hingga 74,72 tahun, meningkat 0,27 tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Meskipun inflasi terjadi akibat peningkatan aktivitas ekonomi, langkah-langkah yang diambil oleh Bank Indonesia dan TPID membuktikan komitmen mereka untuk menjaga stabilitas ekonomi dan harga. Sementara itu, peningkatan signifikan pada IPM Kaltim menggambarkan kemajuan dalam kualitas hidup masyarakat, yang dapat menjadi daya tarik positif bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi di wilayah ini. (*)

Simak berita Sekaltim.co lainnya di tautan Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button