NEWS SEKALTIM

Penutupan Sementara TWA Padang Luwai Kutai Barat Hingga Akhir 2025 demi Pulihkan Habitat Anggrek

Sekaltim.co – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur (BKSDA Kaltim) mengumumkan penutupan sementara Taman Wisata Alam (TWA) Padang Luwai di Kabupaten Kutai Barat (Kubar).

Penutupan sementara TWA Padang Luwai Kubar ini berlaku mulai 5 November hingga 31 Desember 2025, sesuai surat pengumuman Nomor PG.335/K.18/TU/KSA.04.01/11/2025.

Pengumuman penutupan sementara Taman Wisata Alam (TWA) Padang Luwai di Kabupaten Kutai Barat (Kubar). (Foto: Dok BKSDA Kaltim)

Langkah ini diambil sebagai bentuk pemulihan habitat anggrek yang mulai terganggu akibat aktivitas wisata dan perubahan lingkungan.

“Selama masa penutupan, seluruh kegiatan wisata di kawasan TWA Padang Luwai akan dihentikan sementara,” demikian keterangan tertulis BKSDA Kaltim, Kamis 13 November 2025.

Dalam pengumuman tersebut, BKSDA mengajak masyarakat turut mendukung upaya konservasi agar kelestarian puspa dan keseimbangan ekosistem tetap terjaga.

BKSDA Kaltim berharap masyarakat memahami langkah ini sebagai bentuk komitmen menjaga warisan hayati Kalimantan Timur.

“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung upaya konservasi ini demi kelestarian puspa dan keseimbangan alam Indonesia,” tulis pihak BKSDA.

TWA Padang Luwai, yang juga dikenal sebagai Cagar Alam Kersik Luway, merupakan habitat penting bagi 57 spesies anggrek alam, termasuk anggrek hitam (Coelogyne pandurata) — bunga endemik Kalimantan yang dilindungi secara nasional.

Anggrek hitam pernah menjadi maskot dalam ajang politik di Kaltim, yaitu Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2025.

Baca: https://sekaltim.co/mengenal-anggi-maskot-unik-pilgub-kaltim-2024-terinspirasi-anggrek-hitam-kalimantan/

Kawasan ini memiliki karakter unik berupa hutan kerangas dengan pasir putih, cocok bagi tumbuhnya berbagai jenis flora langka.

Selain anggrek hitam, kawasan seluas 5.000 hektare ini juga menjadi rumah bagi anggrek penunjuk langit (Cleisostoma discolor), anggrek anyaman (Dendrobium crumenatum), anggrek kumis kucing (Bulbophyllum vaginatum), hingga anggrek bambu (Grammathopyllum speciosum).

Koleksi Padang Luwai selain anggrek juga terdapat pula tanaman khas Kalimantan seperti kantong semar (Nepenthes reindwartiana, gracilis, dan ampularia) yang termasuk kategori Least Concern menurut IUCN.

Secara administratif, kawasan konservasi ini berada di antara tiga kecamatan: Sekolaq Darat, Melak, dan Damai, Kabupaten Kutai Barat.

Selain menjadi rumah bagi ratusan spesies anggrek, Padang Luwai juga memiliki pesona wisata alam seperti Air Terjun Jantur Gemuruh, aliran dari Sungai Tapak yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

Penutupan sementara TWA Padang Luwai Kubar ini demi upaya pemulihan dan diharapkan mampu mengembalikan keseimbangan ekosistem serta meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya menjaga alam. “Mari bersama jaga, rawat, dan lestarikan alam untuk masa depan hijau yang berkelanjutan,” tutup BKSDA Kaltim. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button