Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia di Usia 61 Tahun
SEKALTIM.CO – Dunia kesusastraan Indonesia kembali berduka dengan meninggalnya salah satu penyair ternama, Joko Pinurbo atau akrab disapa Jokpin pada Sabtu 27 April 2024.
Penyair Joko Pinurbo menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta pada pukul 04.30 WIB dalam usia 61 tahun setelah diketahui menderita sakit paru-paru.
Kabar duka tersebut, satu di antaranya disampaikan melalui media sosial Instagram oleh sastrawan Maman Suherman, @maman1965, yang juga menyatakan diri sebagai murid dari Jokpin.
“Selamat jalan guruku, Mas Joko Pinurbo. Ilmu darimu dan kenangan tentangmu, abadi,” tulisnya turut menyebutkan judul buku kumpulan puisi Maman yang berjudul “Bhinneka Tunggal Cinta” pemberian dari Jokpin.
Okky Madasari, melalui foto di akun media sosial X, sambil merenung di hadapan jenazah Jokpin. Dia menuliskan, “Tuhan yang merdu, terimalah ibadah puisi Joko Pinurbo dalam rumahmu. – Jogja, 27 April 2024.”
Jenazah penyair kelahiran Sukabumi, 11 Mei 1962 ini disemayamkan di rumah duka Pusat Kebudayaan Yogyakarta (PUKY) Sonosewu, Kasihan, Bantul. Pemakaman akan dilaksanakan pada Minggu 28 April 2024 di Pemakaman Demangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta.
Penyair yang dikenal dengan kepribadian sederhana dan dekat dengan anak muda ini meninggalkan sejumlah karya puisi fenomenal seperti Celana (1999), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Kekasihku (2004), Tahilalat (2012), Bulu Matamu (2014), hingga karya terbarunya Salah Piknik (2021) dan kumpulan cerpen Tak Ada Asu Diantara Kita (2023).
Sosok bernama lengkap Philipus Joko Pinurbo ini pernah mengajar di almamaternya Universitas Sanata Dharma pada 1987-1992 sebelum menekuni profesi editor di Bank Naskah Gramedia.
Karya-karyanya bahkan pernah meraih sejumlah penghargaan bergengsi seperti Anugerah Kesenian dari Dewan Kesenian Yogyakarta pada 2001 dan SIH Award untuk Jurnal Puisi Terbaik di tahun yang sama.
Kepergian Jokpin yang merupakan suami dari Nuraeni Amperawati Firmina dan ayah dari dua anak ini meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia sastra tanah air.
Seluruh karya dan jejaknya sebagai salah satu penyair terkemuka Indonesia akan selalu dikenang dan dicintai para pecinta sastra. (*)