Polemik Fanny Soegi Bornean Soal Dugaan Ketidaktransparanan di Balik Lagu Asmalibrasi

Sekaltim.co – Kasus royalti lagu sering kali menjadi topik yang sensitif dan menimbulkan kontroversi di dunia musik menyelimuti Fanny Soegi yang telah keluar dari Soegi Bornean.

Hal ini kembali mencuat ketika Fanny Soegi Bornean, mantan vokalis Soegi Bornean, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait royalti lagu populer mereka, “Asmalibrasi”.

Fanny menuding adanya ketidaktransparanan dalam pembagian royalti yang merugikan pencipta lagu.

Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang kasus ini, mulai dari kronologi hingga dampaknya terhadap publik.

Siapa Fanny Soegi?

Fanny Soegi adalah seorang musisi kelahiran 1999 yang dikenal sebagai mantan vokalis grup band Soegi Bornean.

Kariernya di dunia musik sudah dimulai sejak muda, dan ia dikenal memiliki suara khas yang menjadi daya tarik utama band tersebut.

Namun, hubungan profesionalnya dengan Soegi Bornean berakhir, dan kini Fanny bersolo karier.

Lagu Asmalibrasi dan Kesuksesannya

“Asmalibrasi” adalah salah satu lagu yang melambungkan nama Soegi Bornean. Lagu ini diterima dengan sangat baik oleh pendengar, baik di platform streaming maupun di acara live.

Lagu ini menjadi salah satu hits yang sering diputar di berbagai kesempatan, menandakan keberhasilan finansial yang signifikan dari segi royalti.

Kontroversi Royalti Asmalibrasi

Fanny Soegi belum lama ini mengungkapkan fakta miris terkait royalti lagu “Asmalibrasi”.

Ia menuding bahwa mantan band-nya, Soegi Bornean, menunjukkan sikap tidak transparan dalam pengelolaan royalti.

Fanny mengklaim bahwa ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan tanpa hak yang sah.

Pihak yang Hidup Mewah dari Royalti

Menurut Fanny, pihak yang seharusnya tidak berhak atas royalti justru menikmati kemewahan.

Dalam sebuah cuitannya di X, Fanny menyebutkan bahwa pihak tersebut hidup foya-foya, membeli dua unit mobil dan gitar mahal.

Hal ini sangat kontras dengan kondisi pencipta lagu, yang justru harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Nasib Pencipta Lagu yang Memprihatinkan

Salah satu hal yang paling mengejutkan dari pernyataan Fanny adalah kondisi pencipta lagu “Asmalibrasi”.

Fanny mengungkapkan bahwa pencipta lagu harus meminjam uang untuk membayar uang sekolah anaknya dan tinggal di rumah kontrakan dengan kondisi atap yang jebol.

“Bayangin aja, lagu Asma ini yang kalian dengar di mana-mana, penciptanya sampai minjam uang untuk bayar sekolah anaknya,” ucapnya, dikutip dari cuitan akun X @fannysoegi pada Senin, 9 September 2024.

Sementara itu, royalti lagu yang seharusnya menjadi hak pencipta lagu justru dinikmati oleh pihak lain.

“Band2-an kok serakah, enggak keren blas,” sindir Fanny.

Klarifikasi dari Soegi Bornean

Setelah pernyataan Fanny viral, Soegi Bornean pun angkat bicara. Melalui akun Instagram mereka, Soegi Bornean mengklarifikasi bahwa pernyataan Fanny tidak sepenuhnya benar. Mereka menegaskan bahwa pembagian royalti sudah sesuai dengan kesepakatan yang dibuat bersama Fanny dan pihak manajemen.

Kesepakatan Pembagian Royalti

Soegi Bornean menekankan bahwa nominal royalti yang diterima telah disepakati bersama dan Fanny selalu terlibat dalam setiap keputusan terkait pembagian royalti.

“Kami pihak management mendistribusikan sesuai dengan nominal yang telah disepakati. Fanny pun selalu terlibat dalam keputusan pembagian royalti,” bunyi klarifikasi Soegi Bornean yang dikutip dari akun Instagram @soegiborneanmusik.

Mereka memastikan bahwa tidak ada hal yang ditutup-tutupi dalam proses tersebut.

Hubungan dengan Pencipta Lagu Asmalibrasi

Soegi Bornean juga menegaskan bahwa hubungan mereka dengan pencipta lagu “Asmalibrasi”, Dhimas Tirta Franata, berjalan dengan baik.

Mereka masih berkomunikasi secara lancar dan bahkan masih bekerja sama dalam beberapa proyek lagu terbaru mereka.

“Kami juga tidak ada masalah dengan pencipta dan masih berkomunikasi dengan baik. Bahkan masih ada kerjasama di salah satu karya pada album baru Langkah Rupa,” jelasnya.

Refleksi Fanny: Bukan Sekedar Uang, Tapi Hati Nurani

Fanny menegaskan bahwa keluhannya bukan semata-mata tentang uang, melainkan soal hati nurani.

Ia menyindir Soegi Bornean sebagai pihak yang serakah atas permasalahan royalti tersebut.

Fanny ingin menekankan pentingnya integritas dan keadilan dalam industri musik.

Pandangan Soegi Bornean Tentang Royalti dan Rekonsiliasi

Soegi Bornean menyatakan siap untuk melakukan rekonsiliasi terkait royalti jika diperlukan, bahkan dengan melibatkan ahli.

Mereka ingin menyelesaikan permasalahan ini dengan baik tanpa merusak hubungan yang sudah terjalin dengan pencipta lagu.

Masalah Terkait Lagu ‘Raksa’

Selain “Asmalibrasi”, Soegi Bornean juga mengklarifikasi masalah terkait lagu “Raksa”.

Mereka memastikan bahwa lagu tersebut diciptakan bersama-sama dan royalti yang dibagikan juga sesuai kesepakatan.

Kejadian Pasca Kematian Ibunda Fanny

Salah satu isu lain yang mencuat adalah keputusan Fanny untuk tampil di panggung tujuh hari setelah ibundanya meninggal.

Soegi Bornean menjelaskan bahwa keputusan tersebut adalah hasil kesepakatan bersama, termasuk dengan Fanny sendiri.

Manajemen sudah mencoba mencari solusi, termasuk tampil tanpa Fanny atau mencari vokalis pengganti.

“Itu adalah hasil keputusan bersama termasuk Fanny. Bahkan pada saat itu manajemen juga sudah melakukan mediasi dengan pihak penyelenggara agar bisa tampil meski tanpa Fanny. Kami mengusahakan untuk mencari vokalis pengganti serta rela manggung tanpa dibayar. Namun Fanny mengiyakan untuk tampil dalam pertunjukan tersebut,” jelasnya.

Komentar dan Respons Lanjutan dari Fanny Soegi

Setelah klarifikasi dari Soegi Bornean, Fanny memberikan respons melalui kolom komentar. Ia seolah mengisyaratkan bahwa klarifikasi tersebut tidak sepenuhnya benar dengan bertanya kepada para pengikutnya, “Kalian percaya?”

Mengapa Isu Ini Penting?

Kontroversi ini penting karena menggambarkan masalah yang lebih besar dalam industri musik: ketidaktransparanan dan ketidakadilan dalam pembagian royalti.

Ini juga menyoroti pentingnya hubungan yang sehat dan adil antara semua pihak yang terlibat dalam pembuatan musik.

Kasus royalti “Asmalibrasi” ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya transparansi dan keadilan dalam industri musik.

Meskipun klarifikasi sudah diberikan oleh Soegi Bornean, isu ini menyoroti perlunya sistem yang lebih jelas dan adil dalam pembagian royalti, agar semua pihak yang berkontribusi mendapatkan hak yang sesuai. (*)

Exit mobile version