Problem Pendidikan: UKT Mahal dan Kesenjangan Akses Beasiswa!

Samarinda, SEKALTIM.CO – Pendidikan adalah pilar yang paling penting dalam pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Banyak sejarah yang membuktikan jika negara-negara maju di dunia telah menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama.

Alhasil mereka yang sudah memprioritaskan pendidikan sejak awal, dapat dipastikan akan mampu mencapai tingkat kesejahteraan dan kemajuan lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang mengabaikannya.

Di Indonesia sendiri kata Anggota Komisi III DPR RI Rudy Mas’ud, tingkat pendidikannya masih terbilang rendah. Tercatat, hanya ada 6 persen penduduk Indonesia yang lulus S1, sementara S2 dan S3 bahkan lebih rendah lagi.

“Di Indonesia, mahasiswa yang lulus S1, S2 dan S3 memang masih terlalu rendah, kira-kira angkanya baru 6 persen yang lulus S1, S2 itu 0,6 persen, sementara S3 hanya 0,03 persen. Tentu ini menjadi persoalan bersama,” ujarnya.

 

Anggota DPR RI Rudy Mas’ud jadi pemateri dalam acara Youth Aware Movement, Jumat (5/7/2024).

 

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Di depan generasi milenial yang mengikuti kegiatan Youth Aware Movement pada Jumat (5/7/2024) kemarin, Rudy Mas’ud menuturkan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami ketertinggalan. Negara-negara maju di dunia sudah berada jauh dengan minimal 20 persen penduduknya lulus S1.

“Maaf bukan menyinggung, ibaratnya, mereka yang lulusan SMA itu baru bisa mengurus diri sendiri, namun jika sudah lulus S1 itu bisa mengerjakan banyak hal, peluangnya besar, terangnya.

Maksud yang coba disampaikan oleh Rudy Mas’ud, bahwa pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), menciptakan masyarakat yang lebih adil, berbudaya, dan beradab.

Dengan pendidikan yang baik, setiap individu akan memperoleh berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk berkontribusi secara efektif dalam berbagai sektor kehidupan.

Negara yang memiliki SDM berkualitas tinggi akan lebih mampu bersaing di kancah global. Mereka akan mampu menciptakan berbagai inovasi, dan mengelola sumber daya alam (SDA) dengan lebih efisien.

“Maka saya berkesimpulan bahwa pendidikan ini menjadi bagian yang sangat fundamental untuk bisa memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, kira-kira begitu,” jelasnya.

Pengentasan Kemiskinan
Menurut pria yang terkenal suka belajar itu, pendidikan merupakan cara terbaik untuk bisa memutus rantai kemiskinan dan kebodohan di Indonesia. Hal ini sejalan dan seperti yang pernah disampaikan oleh Presiden ke-3 BJ Habibie.

“Kata Bj Habibie, pendidikan itu satu-satunya cara untuk memutus rantai kemiskinan dan kebodohan. Jadi, kita harus memperhatikan masalah pendidikan ini lebih serius lagi. Ya, tentu saja harus,” paparnya.

 

Salah satu peserta yang terlibat dalam acara Youth Aware Movement


Biaya UKT Mahal

Ketika mahasiswa mengeluhkan mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dihadapan Rudy Mas’ud, ia benar-benar prihatin terhadap UKT yang terus meningkat di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Terutama, bagi mahasiswa yang ekonominya sulit di Kaltim.

Menurutnya, biaya UKT yang tinggi ini bukan hanya tanggung jawab individu atau keluarga mahasiswa saja, tetapi juga tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah. Kolaborasi keduanya sangat penting untuk menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi masalah ini.

“Daerah-daerah yang memiliki APBD cukup harusnya bisa membantu, bagaimana didalam melaksanakan program-program ini agar adik-adik mahasiswa kita bisa kuliah. Tidak hanya sampai S1 dan S2 saja, tapi bisa mencapai S3,” katanya.

Beasiswa untuk Mahasiswa Berprestasi
Disinggung mengenai beasiswa yang telah disalurkan pemerintah, Rudy Mas’ud bukan tak setuju dengan program itu. Alangkah baiknya jika program pendidikan bisa mencakup lebih luas lagi. Sehingga, bukan mahasiswa pintar dan berprestasi saja yang mendapatkannya. Tetapi mereka yang tak berprestasi juga bisa merasakan manfaatnya.

“Saya bukannya tidak setuju beasiswa, saya setuju, tapi persyaratan beasiswa itu adalah prestasi. Yang menjadi persoalan, banyak adik-adik kita tidak berprestasi, terus bagaimana jika tidak berprestasi, jadi tidak kuliah, kan enggak boleh gitu. Tetap harus disupport,” imbuhnya.

APBD Mampu Realisasikan Program Sekolah Gratis
Sebagai sosok yang dikenal telah menguasai bidang ekonomi, Rudy Mas’ud memaparkan perhitungan bahwa APBD Kaltim khusus untuk pendidikan yang mencapai hingga Rp5 triliun itu mampu merealisasikan program sekolah gratis hingga S3.

Dengan catatan, pengoptimalan serapan APBD di perangkat daerah terkait harus benar-benar tercapai agar tidak terjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa). Sehingga hal positifnya, program sekolah gratis hingga S3 juga bisa terealisasi.

“Intinya tergantung pemimpinnya, kalau punya kemauan pasti bisa terealisasi. Tentu di mana ada kemauan, di situ ada jalannya. Saya harap Kaltim ke depan bisa lebih baik lagi,” tegasnya ketika menjadi pemateri dalam acara bertajuk “Menyongsong Masa Depan Indonesia Emas: Peran Kepemudaan dalam Pembangunan Bangsa”.

Sistem Pendidikan di Maroko
Maroko, sebuah negara yang terletak di ujung barat laut Afrika, menjadi inspirasi legislator Senayan ini. Dengan sistem pendidikan yang progresif dan inklusif, Maroko adalah negara yang patut untuk ditiru oleh Indonesia.

Salah satu sistemnya yang paling mencolok adalah kebijakan menyediakan pendidikan gratis dan dukungan nutrisi bagi para pelajar. Komitmen Pemerintah Maroko benar-benar memastikan setiap warganya memiliki akses yang adil dan merata terhadap penyediaan pendidikan gratis dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, termasuk S1, S2, dan S3.

Hal tersebut memungkinkan para pelajar dari berbagai latar belakang ekonomi untuk meraih pendidikan tinggi tanpa harus terbebani oleh biaya pendidikan yang tinggi. Jika program ini dilakukan di Indonesia khususnya Kaltim, maka tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menuju generasi emas bukan tidak mungkin lagi. Namun sangat-sangat mungkin diwujudkan.

“Memang saya terinspirasi sekali dengan Maroko, disana itu pendidikannya sampai S3 gratis. Bukan cuma pendidikannya saja yang gratis, mereka juga dikasih gizi yang cukup, dikasih telur dan susu. Program ini bisa kita terapkan, disisi lain mengatasi stunting, juga sekaligus mencerdaskan anak-anak kita,” bebernya.

Dampak Positif bagi Masyarakat
Kebijakan pendidikan dan dukungan nutrisi yang diterapkan oleh Maroko memberikan dampak positif bagi masyarakat. Tingkat partisipasi dalam pendidikan meningkat secara keseluruhan, dengan lebih banyak pelajar yang mampu mengejar mimpi akademis mereka tanpa terhambat oleh masalah keuangan.

Jika diterapkan di Kaltim, program ini juga berperan untuk mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan tingkat kelulusan di berbagai tingkatan pendidikan. Positifnya, SDM Kaltim menjadi unggul dan Indonesia Emas 2045 benar-benar terealisasi.

“Orang yang sekolah di Maroko itu sampai S3 loh, dikasih susu dan telur itu pagi dan malam. Saya ingin jika kita belum mampu enggak apa-apa, yang penting kan sekolahnya gratis dulu, supaya tidak menjadi beban. Jadi UKT-nya yang tadi tidak cukup, jadi cukup, bisa untuk beli makanan yang bergizi. Semoga Indonesia khususnya Kaltim bisa menerapkannya,” tutupnya.

Exit mobile version