
Sekaltim.co – Pertanyaan publik mengenai kapan Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan benar-benar selesai akhirnya terjawab. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa proyek strategis nasional tersebut ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada pertengahan Desember 2025. Kepastian ini diberikan setelah Yuliot bersama jajaran Komisaris Pertamina, yaitu Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Mochamad Iriawan, Komisaris PT Pertamina (Persero), Hasan Nasbi dan Raden Adjeng Sondrayani, meninjau langsung progres terakhir di lokasi proyek, Rabu 19 November 2025.

Dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, Kamis 20 November 2025, disebutkan bahwa pengoperasian awal RDMP Balikpapan akan dilakukan pada Desember mendatang. “Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan ditargetkan rampung dan mulai pengoperasian awal pada pertengahan Desember tahun 2025,” demikian tertulis dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, Rabu 19 November 2025.
Hasil pengecekan lapangan memperlihatkan bahwa sisa pekerjaan tinggal berada pada bagian detail, yakni sekitar 1–2 persen. Menurutnya, penyempurnaan ini kami targetkan tuntas dalam beberapa hari ke depan sehingga siap diresmikan Presiden.
“Jadi, untuk kesiapan secara fasilitas masih ada penyempurnaan sekitar 1-2 persen yang kita harapkan dalam beberapa hari ke depan itu bisa diselesaikan 100 persen sehingga siap untuk diresmikan. Yang 1,5 persen itu ada detail-detail pekerjaan saja,” jelasnya.
Laporan ke Presiden dan Target PNBP
Pada hari berikutnya, Kamis 20 November 2025, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan perkembangan RDMP Balikpapan kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka.
“Saya kan harus melaporkan terhadap target di dalam APBN. Kan sebentar lagi kan bulan Desember mau selesai. Bagaimana PNBP kita? PNBP kita sudah 85 persen dari target yang diberikan dalam APBN. Kemudian lifting, juga alhamdulillah mencapai target,” ujar Bahlil dikutip dari keterangan pers Setpres Kamis 20 November 2025, usai memenuhi panggilan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta.
Dalam pertemuan itu, Bahlil juga memaparkan capaian penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor energi serta realisasi lifting migas.

“PNBP kita sudah 85 persen dari target APBN, dan lifting juga mencapai target,” ujar Bahlil dalam keterangan pers Setpres.
Selain itu, Bahlil menyampaikan progres peningkatan akses listrik ke wilayah yang masih minim pasokan, termasuk percepatan pembangunan energi di Papua.
Laporan mengenai kesiapan peresmian RDMP Balikpapan turut menjadi agenda utama karena proyek ini diproyeksikan menjadi lompatan besar bagi ketahanan energi nasional.
Kontribusi RDMP untuk Swasembada Energi
RDMP Balikpapan adalah salah satu investasi terbesar Pertamina, dengan nilai mencapai USD 7,4 miliar atau sekitar Rp126 triliun. Proyek ini merupakan bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM).
Jika beroperasi penuh, kilang ini ditargetkan mampu memenuhi 22 hingga 25 persen kebutuhan BBM nasional. Produk yang dihasilkan juga akan setara standar Euro V, sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu, kilang baru ini dirancang untuk mengolah residu menjadi produk petrokimia bernilai tinggi seperti propylene dan ethylene yang selama ini masih banyak diimpor.
Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, menyebut pengoperasian awal unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) pada 10 November 2025 sebagai pencapaian besar. RFCC adalah jantung RDMP yang meningkatkan kualitas sekaligus efisiensi kilang.
“RFCC menandai langkah besar menuju swasembada energi dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam,” ujar Taufik.
Desakan DPR: Kapan RDMP Balikpapan Selesai?
Meski kini pemerintah memastikan target penyelesaian pada Desember 2025, pertanyaan mengenai keterlambatan proyek sempat mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI bersama Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, pada 19 November 2025.
Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam, menyoroti lambannya progres RDMP yang telah berjalan hampir satu dekade. Ia bahkan membandingkan dengan era Orde Baru, ketika pembangunan kilang dapat dirampungkan hanya dalam beberapa tahun.
“Ini bukan bangun baru, hanya perluasan. Kenapa begitu sulit?” tegas Mufti.
Baca selengkapnya: Kapan RDMP Balikpapan Selesai dan Dibuka Dipertanyakan Anggota Komisi VI DPR RI
Sorotan ini muncul setelah target pembukaan kilang pada 10 November 2025 kembali meleset. Saat itu, hanya dilakukan seremonial pengoperasian awal RFCC tanpa peresmian penuh.
Kini pemerintah memastikan bahwa RDMP Balikpapan memasuki fase terakhir. Dengan sisa progres hanya 1,5 persen, proyek ini diproyeksikan siap diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada pertengahan Desember 2025. RDMP bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi simbol transformasi energi nasional menuju kemandirian dan efisiensi jangka panjang. (*)









