Sultan Gunung Tabur Dimakamkan dengan Menghormati Tradisi Adat Turun Temurun
Berau, SEKALTIM.CO – Sultan Gunung Tabur H. Adji Raden Mohammad Bachrul Hadie tutup usia pada usia 70 tahun dan dimakamkan secara adat Kesultanan pada Kamis 30 Mei 2024m sekira pukul 10.00 WITA, di Komplek Pemakaman Keluarga Kesultanan Gunung Tabur.
Prosesi pemakaman dilaksanakan dengan mengikuti Adat Kesultanan Gunung Tabur secara turun temurun, mulai dari proses pemandian jenazah hingga proses penghantaran ke tempat peristirahatan terakhir.
Kediaman Sultan yang bernuansa kuning itu dihadiri ratusan warga, tokoh masyarakat, dan pejabat yang bertakziah sekaligus turut mengantar ke pemakaman.
Bupati Sri Juniarsih Mas dan Wakil Bupati Gamalis turut hadir bersama masyarakat. Prosesi pelepasan pemakaman diawali dengan berbagai kata sambutan, mulai dari pihak keluarga, kerabat kesultanan, hingga Bupati.
“Sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nya kami kembali. Hari ini, saya dan kita semua sangat sedih dan berduka atas kepergian Sultan Gunung Tabur,” ucap Bupati Sri Juniarsih lirih.
Menurut Sri Juniarsih, Almarhum adalah sosok yang rendah hati, ramah, dan penuh semangat, terutama semangatnya dalam menjaga dan mempertahankan nilai sejarah secara turun-temurun, yang seharusnya menjadi motivasi bagi penerusnya.
“Hari ini kepergian beliau meninggalkan duka yang dalam bagi kita semua. Atas nama pemerintah daerah dan pribadi saya juga menyampaikan permohonan maaf. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik, keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan kekuatan,” kata Bupati.
Dalam prosesi pemakaman mendiang, keluarga besar menggunakan tradisi adat turun-temurun.
Pertama, cara memandikan jenazah dengan menggunakan air dari Sungai Segah yang ditampung dalam guci bernama ‘pamulu’.
Guci yang berisi air tersebut akan disambut secara bergantian oleh kerabat kesultanan dan masyarakat sampai dengan rumah duka sebagai bentuk kegotong-royongan dan penghormatan terakhir kepada Sultan.
Tradisi lainnya, selepas disalatkan, jenazah akan ditaruh ke dalam peti dan ditandu menggunakan ‘ringgungan’.
Dalam ringgungan tersebut, jenazah akan dikawal empat orang pria yang terdiri dari anak dan cucu.
Kerabat kesultanan dan masyarakat lainnya memikul ringgungan tersebut berjalan kaki hingga ke liang lahat.
Sultan Gunung Tabur H. Adji Raden M. Bachrul Hadie, SH., MBA Bin H. Adji Raden Muhammad Ayoeb meninggal dunia pada Rabu pagi, 29 Mei 2024, di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, pukul 07.49 WITA pada usia 70 tahun.
Selama hidupnya, Sultan Aji Raden Mohammad Bachrul Hadie dikenal sebagai pribadi yang ramah dan murah senyum. Ia meninggalkan seorang istri, 7 anak, dan 12 cucu.
Prosesi pemakaman secara adat Kesultanan Gunung Tabur ini menunjukkan penghormatan terakhir kepada Sultan yang sangat dihormati dan dicintai masyarakatnya dengan menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur warisan leluhur.
Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat. (*)