Sekaltim.co – Tim panjat tebing putri Indonesia belum meraih medali di ajang Olimpiade 2024 Paris. Rajiah Sallsabillah dan Desak Made Rita Kusuma Dewi harus mengakui keunggulan lawan mereka dalam kompetisi yang sangat ketat.
Di babak perempat final, 7 Agustus 2024, Rajiah Sallsabillah berhasil mengalahkan Emma Hunt asal Amerika Serikat dengan catatan waktu terbaik pribadinya 6,54 detik.
Dalam duel tersebut, Emma Hunt sempat terpeleset, memberi kesempatan bagi Sallsabillah untuk melaju dengan tenang. Kemenangan ini mengantarkan Sallsabillah ke babak semifinal.
Namun, di semifinal, langkah Sallsabillah terhenti oleh Lijuan Deng dari China. Sallsabillah mencatatkan waktu 6,41 detik, sedikit lebih lambat dari Deng yang mencatatkan 6,38 detik.
Dalam perebutan medali perunggu, Sallsabillah kembali harus mengakui keunggulan lawannya. Natalia Kalucka dari Polandia berhasil meraih medali perunggu dengan waktu 6,53 detik, sementara Sallsabillah mencatat waktu 8,24 detik.
“Saya sedih, tapi tetap fokus karena masih ada babak selanjutnya. Saya berterima kasih pada diri sendiri sudah bisa sampai di titik ini. Walaupun kecewa, saya akan terus berjuang, mungkin di Los Angeles 2028,” kata Sallsabillah.
Di sisi lain, Desak Made Rita Kusuma Dewi harus mengakhiri langkahnya di perempat final setelah kalah tipis dari Lijuan Deng.
Desak mencatatkan waktu 6,369 detik, sedangkan Deng 6,363 detik. Selisih yang sangat tipis ini membuat Desak tidak bisa melanjutkan ke babak semifinal.
“Saya sudah berusaha secepat mungkin, tapi lawan saya lebih cepat. Saya akan berjuang lagi di Los Angeles 2028,” ujar Desak Made.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia atas dukungan dan doanya, serta berharap Veddriq Leonardo bisa meraih podium tertinggi di Olimpiade.
Chef de Mission (CdM) Indonesia, Anindya Bakrie, mengungkapkan bahwa masih ada peluang bagi Indonesia untuk meraih medali di Olimpiade Paris 2024.
“Tadi kita melihat perjuangan Desak dan Sallsabillah, meskipun belum membuahkan hasil. Kita harus memberikan dukungan moral yang lebih besar untuk atlet-atlet kita selanjutnya seperti Eko Yuli, Veddriq Leonardo, Rizki Juniansyah, dan Bernard van Aert,” ungkap Anindya Bakrie.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, juga menekankan bahwa olahraga adalah proses yang berbuah hasil.
“Olimpiade adalah puncak prestasi olahraga. Kita menghargai semua proses yang telah dilalui para atlet kita. Jika hasilnya belum sesuai harapan, ini bukan akhir dari segalanya,” jelas Raja Sapta Oktohari.
Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia selalu diperhitungkan dalam cabang olahraga panjat tebing, khususnya speed climbing.
Pelatih tim panjat tebing Indonesia, Hendra Basir, memberikan komentarnya setelah dua atlet, Rajiah Sallsabillah dan Desak Made Rita Kusuma Dewi, gagal meraih medali di nomor speed putri Olimpiade Paris 2024.
“Hari ini sangat mengecewakan, tidak sesuai dengan ekspektasi. Ada beberapa kesalahan yang sangat simpel di area start, tapi itulah pertandingan,” kata Hendra.
Namun, ia menegaskan bahwa kedua atletnya sudah berusaha maksimal untuk bersaing dengan para rival yang tampil impresif.
“Kini, tinggal nomor speed putra yang berpeluang mendapatkan medali emas di Olimpiade Paris. Veddriq Leonardo adalah satu-satunya harapan Indonesia dari cabang olahraga panjat tebing untuk meraih prestasi tertinggi pada Kamis (8 Agustus 2024),” ujar Hendra.
Veddriq Leonardo, Harapan Terakhir Indonesia
Veddriq Leonardo berhasil lolos ke perempat final panjat tebing Olimpiade Paris 2024. Dalam drawing babak perempat final, Veddriq akan berhadapan dengan Bassa Mawem, atlet tuan rumah Prancis.
Berdasarkan catatan waktu pada Selasa 6 Agustus 2024, Veddriq unggul atas Mawem. Veddriq mencatat waktu terbaik dengan angka 4,79 detik, yang menjadi rekor dunia, sedangkan Mawem mencatatkan 5,16 detik sebagai catatan terbaiknya.
“Semoga besok Veddriq bisa lebih maksimal lagi, mohon doanya,” ujar Hendra. (*)