Warga Tanah Grogot Paser Gotong Royong Bersihkan Drainase Demi Mengatasi Banjir

Paser, SEKALTIM.CO – Banjir yang melanda wilayah Kelurahan Tanah Grogot dan Desa Jone pada pekan terakhir November 2023 bukanlah isu sepele. Pada pekan ini, terutama di Desa Jone, dampaknya dirasakan begitu serius.

Namun, masyarakat setempat tidak tinggal diam. Mereka bergerak cepat dengan swadaya membersihkan saluran drainase hingga menyewa sksavator, menjadi bukti nyata solidaritas warga dalam menghadapi bencana alam.

Pembersihan Drainase: Desa Jone Beraksi

Pada tanggal 29 November 2023, warga Desa Jone melakukan aksi pembersihan drainase secara maraton. Ketua RT 03 Desa Jone, Sugianto, memimpin inisiatif ini dengan fokus pada Gang Amas dan parit yang menuju Sungai Kandilo. Proses ini melibatkan penggunaan alat berat exavator mini yang disewa secara swadaya oleh warga selama 7 jam dengan biaya 400 ribu per jam.

Sugianto menegaskan bahwa partisipasi aktif warga sangat penting dalam menjaga kebersihan dan kelancaran drainase di Desa Jone. Selain membersihkan sampah, kegiatan ini juga menjadi bentuk edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan.

“Warga menyumbang uang menyewa exavator mini selama 7 jam dengan biaya Rp400 ribu per jam,” ujar Sugianto.

Gotong Royong di Kelurahan Tanah Grogot

Tak hanya Desa Jone, Kelurahan Tanah Grogot juga turut serta dalam membersihkan drainase. Warga, baik secara swadaya maupun bersama instansi Pemerintah Kabupaten Paser, melaksanakan program padat karya dan gotong royong untuk membersihkan drainase di 67 RT se-Kelurahan Tanah Grogot.

Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) turut berperan dengan menggunakan alat berat untuk membersihkan sampah di dua titik strategis, yaitu di Jl. Ahmad Yani dan Jl. HOS Cokroaminoto. Kegiatan ini dilaksanakan mulai Rabu 29 November hingga Kamis 30 November 2023 di berbagai lokasi dalam kota.

Penyebab Banjir: Saluran Tersumbat dan Edukasi dari Bupati

Hujan lebat selama 2 hari, pada Minggu 26 November dan Selasa 28 November 2023, menjadi pemicu banjir di ibukota Kabupaten Paser. Menurut penelusuran Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas PUTR, saluran pembuangan tersumbat di banyak tempat menjadi penyebab utama.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Saharuddin, mengungkapkan bahwa sebagian besar saluran drainase memiliki lebar dan kedalaman yang mencukupi. Namun, sampah plastik menjadi permasalahan utama. Bupati Paser dr Fahmi Fadli secara khusus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menghentikan perilaku membuang sampah sembarangan, mengingat hal ini menjadi salah satu penyebab banjir.

Upaya Bersama: Pemerintah dan Masyarakat Satu Front

Dalam mengatasi dampak banjir, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan. Dengan gotong royong dan swadaya, warga memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan. Di sisi lain, peran aktif instansi pemerintah, seperti Dinas PUTR dan DLH, turut membantu dengan penggunaan alat berat untuk membersihkan drainase.

Solusi Jangka Panjang: Edukasi dan Kesadaran Lingkungan

Pentingnya edukasi dan kesadaran lingkungan tidak bisa dipandang sebelah mata. Melalui insiden banjir ini, kita diingatkan akan dampak negatif dari perilaku sembarangan dalam membuang sampah. Masyarakat perlu terus diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan, baik di tingkat individu maupun komunal.

Kesimpulan

Banjir yang melanda Desa Jone dan Kelurahan Tanah Grogot menjadi momentum untuk menunjukkan kekompakan dan kesolidan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Dengan swadaya dan gotong royong, warga berperan aktif dalam membersihkan drainase dan menjaga lingkungan. Kolaborasi dengan pemerintah juga menjadi aspek penting dalam mengatasi dampak banjir. Melalui edukasi dan kesadaran lingkungan, diharapkan masyarakat dapat menghindari perilaku yang dapat menyumbat saluran drainase di masa mendatang. (*)

Exit mobile version