Dispora Kaltim

Perjuangan Suryani Ino Lestarikan Laut Bontang Antarkan Jadi Pemuda Pelopor Kaltim 2024

Samarinda, Sekaltim.co – Di tengah maraknya kerusakan ekosistem laut akibat praktik penangkapan ikan illegal, sosok Suryani Ino hadir sebagai pembawa perubahan di pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur.

Mahasiswi Universitas Terbuk) (UT( jurusan Sosiologi ini berhasil meraih penghargaan sebagai Terbaik 2 Pemuda Pelopor Kaltim 2024 bidang SDA lingkungan dan pariwisata dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim berkat dedikasinya dalam konservasi terumbu karang dan pemberdayaan masyarakat pesisir.

Perjalanan Suryani Ino bermula dari keprihatinannya melihat kerusakan terumbu karang di perairan Bontang, khususnya di kawasan perairan Tobo Batang dekat Pulau Segajah.

Menurutnya, kerusakan ini terjadi akibat praktik illegal fishing. Para nelayan menggunakan bom, potasium, dan pukat harimau yang merusak ekosistem terumbu karang.

“Jadi, laut di Kota Bontang ini mengalami kerusakan yaitu terumbu karang kami rusak. Karena adanya pengeboman ikan akibat kelalaian nelayan kita yang melakukan ilegal fishing. Mereka menggunakan bom, potasium, dan pukat harimau. Itu merusak terumbu karang kita yang ada di laut Kota Bontang. Akhirnya saya bersama nelayan yang ada di kampung Salona, melakukan transplastasi terumbu karang di sana,” jelasnya saat ditemui usai acara Malam Anugerah Pekan Raya Pemuda Kaltim di Hotel Swiss-Belhotel Samarinda, Senin 28 Oktober 2024.

Bersama nelayan Kampung Salona, Suryani Ino memulai program transplantasi terumbu karang sejak 2018. Mereka melakukan penanaman dan pengamatan terumbu seara rutin setiap bulan.

Hingga kini, sudah ada sekitar 2 hektare terumbu karang yang berhasil ditanam. Menurut Suryani, masih terdapat potensi 5 hektare kawasan yang bisa dikembangkan untuk pertumbuhan terumbu karang.

“Kita lakukan dari tahun 2018 sampai sekarang dan itu sudah kurang lebih 2 hektare yang kita tanam di lautan. Dan masih ada sekitar 5 hektare lagi yang bisa kita tanam,” ungkapnya.

Proses pertumbuhan terumbu karang membutuhkan kesabaran luar biasa. Suryani menjelaskan, penanaman terumbu verbeda dengan menanam pohon.

Terumbu karang hanya tumbuh satu sentimeter per tahun. Karena itu, dia bersama para nelayan rutin melakukan monitoring bulanan dengan membawa meteran dan alat pertukangan untuk mengukur pertumbuhannya.

“Terumbu karang ini, tuh termasuk susah pertumbuhannya karena beda dengan kita nanam pohon. Terumbu karang itu pertumbuhannya setahun cuma satu sentimeter. Makanya kita itu setiap bulan harus terus mengamati terumbu karang yang ada di lautan kita supaya pertumbuhannya itu kita bisa melihat,” jelas Suryani.

Perlahan program transplantasi terumbu karang ini menuai keberhasilan. Program ini juga membuka peluang pengembangan ekowisata bahari di Kampung Salona.

Pada 2021, Suryani mengajak para nelayan setempat untuk mengembangkan berbagai atraksi wisata seperti kapal telusur, snorkeling, diving, dan outbound.

Suryani menerangkan, sebelumnya para nelayan di Kampung Salona hanya mengandalkan penangkapan cumi yang dilakukan seminggu sekali saat bulan purnama.

“Jadi mereka ini di kampung Salona itu rata-rata nelayan cumi. Mereka memancing cumi itu dilakukan sebulan seminggu di saat bulan purnama. Nah, di saat bulan purnama itu mereka mancingnya cuman malam hari. Akhirnya ada kapal-kapal yang nganggur di kampung nelayan ini,” tutur Suryani.

Kapal-kapal mereka pun banyak yang menganggur. Dia kemudian melihat ini sebagai peluang untuk mengembangkan wisata bahari yang ramah lingkungan.

“Saya sebagai pemuda setempat, mengajak kolaborasi dengan nelayan-nelayan yang ada di sana untuk melakukan kegiatan wisata. Jadi awalnya kita lakukan wisata Kapal telusur sejak 2021 dan akhirnya berjalan sampai sekarang,” kata Suryani.

Selain itu, program ini memberikan dampak signifikan bagi kehidupan nelayan. Sebelumnya, mereka harus melaut jauh untuk mendapatkan ikan karena kerusakan ekosistem di dekat pantai.

Sekarang, berkat pemulihan terumbu karang, ikan-ikan mulai kembali ke perairan dekat kampung. Ini menghemat biaya BBM para nelayan.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk PT Pupuk Kaltim, memperkuat program ini. Perusahaan BUMN tersebut membantu dalam pengamatan dan monitoring pertumbuhan terumbu karang.

Rusmulyadi, Kasi Kepemimpinan Kepeloporan dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, mengungkapkan kekagumannya. Rusmulyadi mengaku salut terhadap perempuan yang mau mengembangkan sebuah pulau di Bontang yang sudah mulai tenggelam.

“Kita salut ada perempuan yang mau mengembangkan sebuah pulau di Bontang yang sudah mulai tenggelam. Kita salut di situ, karena memang, jarang pemuda kita yang mempunyai daya juang, mau berpikir untuk lingkungan di sekitarnya dan itu (terumbu karang) bertahap dicek setiap bulan,” ujarnya ditemui terpisah.

Suryani Ino dan tim terus melakukan inovasi dalam pengembangan ekowisata Kampung Salona. Selain menjaga kelestarian laut, program ini juga mengedukasi wisatawan tentang pentingnya konservasi ekosistem laut.

Kisah Suryani no membuktikan bahwa kepedulian dan konsistensi seorang pemuda mampu membawa perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Melalui pendekatan konservasi berbasis pemberdayaan masyarakat, Suryani Ino tidak hanya menyelamatkan ekosistem laut tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir Bontang. (Adv/DisporaKaltim)

Simak berita Sekaltim.co lainnya di tautan Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button