Berau, SEKALTIM.CO – Pengembangan komoditas padi organik di Kabupaten Berau menunjukkan hasil positif. Program pengembangan padi organik ini merupakan program kerja sama Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Ketahanan Pangan Holtikultura dan Peternakan dengan Bank Indonesia.
Meski begitu, Sekretaris Kabupaten Berau, M Said, mengatakan masih banyak tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sektor pertanian padi organik ini. Salah satunya, pekerjaan di sektor pertanian sulit menarik minat generasi muda karena gengsi yang berbeda dengan pekerjaan di sektor lain seperti pertambangan dan perkebunan.
“Jadi sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini merupakan generasi tua, tidak ada regenerasi lagi. Ini menjadi tantangan kita saat ini,” ujar Said saat menghadiri panen dan pembukaan pelatihan budidaya padi organik di Kampung Labanan Jaya, Kamis (23/2).
Ia memberikan apresiasi atas program pengembangan padi organik dan klaster ketahanan pangan yang telah dijalankan. Program ini diharapkan bisa mencapai ketahanan dan kemandirian pangan serta meningkatkan perekonomian masyarakat dengan membuka lapangan kerja baru.
“Saya harap program yang akan dijalankan ini jangan sendiri-sendiri, baik itu dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Harus bersinergi seluruhnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur Budi Widihartanto mengatakan pihaknya turut berperan mewujudkan ketahanan pangan lokal melalui berbagai program. Program-program tersebut berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2023 lalu, yakni sebesar 6,2 persen dengan inflasi 3,46 persen.
“Kondisi ini harus dipertahankan, salah satunya dengan peningkatan sektor pertanian,” ujarnya.
Diharapkan sektor pertanian dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Kaltim, terlebih setelah ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN) baru. Padi organik memiliki potensi besar karena permintaan yang cukup tinggi dari berbagai negara.
“Gapoktan Manunggal Karsa memiliki potensi lahan 281 hektare yang bisa dikembangkan dengan produksi 6-8 ton per hektare,” imbuh Budi.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Berau telah menandatangani nota kesepahaman dengan Bank Indonesia Kaltim pada 2018 dalam program pengembangan klaster ketahanan pangan. Pengembangan padi organik ini menjadi salah satu implementasi kerja sama tersebut.
Dengan berbagai upaya pengembangan yang dilakukan, diharapkan komoditas padi organik Kabupaten Berau dapat terus berkembang dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan daerah maupun nasional. Selain itu, kesejahteraan petani lokal di Kabupaten Berau juga diharapkan meningkat melalui inovasi di sektor pertanian ini. (*)