Sulsel, SEKALTIM.CO – Sebuah video viral yang menunjukkan insiden kekerasan yang melibatkan tiga oknum TNI terhadap seorang sopir taksi online di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, telah menarik perhatian publik.
Video tersebut viral di media sosial, Minggu 30 Juni 2024. Sejumlah akun media sosial, sperti akn Instagram Andreli_48 dan akun X @dhemit_is_back pada Sabtu 29 Juni 2024.
Akun dhemit_is_back @dhemit_is_back menuliskan, Oknum TNI lakukan aksi kekerasan terhadap sopir di Bandara sultan Hasanuddin, belum diketahui pasti kronologi atas kejadian tersebut. Siapa pun yg salah tetap harus di proses jangan hanya Materai 10rb
Cat Warrior jempol racing mode on.”
Kejadian yang terjadi pada 28 Juni 2024 ini awalnya menimbulkan kecaman luas, namun kemudian dilaporkan telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Kronologi Kejadian
Dari unggahan akun Instagram Andreli_48, dituliskan sebuah laporan. Dari laporan itu diketahui kejadian terjadi pada 28 Juni 2024.
Insiden bermula ketika sebuah taksi online Maxim engan nomor polisi DD 1805 BY diduga menerobos palang pembayaran Toll Gate Bandara tanpa melakukan pembayaran pada pukul 14.59 WITA.
Sebelumnya, kendaraan tersebut terlihat menaikkan penumpang di area parkir kedatangan, yang merupakan pelanggaran terhadap aturan bandara.
Ketika dimintai keterangan, sopir taksi yang diidentifikasi bernama Agusli, dilaporkan bersikap tidak kooperatif dan merekam petugas menggunakan ponselnya sebelum melarikan diri menuju gerbang tol bandara.
Tindakan ini memicu pengejaran oleh petugas keamanan bandara (Avsec) dan personel BKO.
Eskalasi Konflik
Dalam video yang viral pada Minggu, 29 Juni 2024, terlihat tiga pria berseragam TNI mencegat dan melakukan tindakan kekerasan terhadap Agusli.
Salah satu oknum TNI terlihat berupaya merampas ponsel Agusli dan membanting pintu mobil. Agusli terdengar berteriak meminta tolong dan menyatakan bahwa dia sedang mengalami kekerasan.
Ketegangan terlihat saat pelaku menantang Agus untuk melaporkan kejadian tersebut. “Lapor ma ko!” bentak pelaku. Agus yang ketakutan, mencoba menutup jendela mobilnya, tetapi pelaku dengan paksa membuka pintu mobil dan membantingnya.
“Pak, kekerasan ini, pak!” teriak Agusli, namun pelaku menyangkal, “Kekerasan apa?” Korban terus memohon agar pelaku menghentikan perbuatannya, tetapi permintaan tersebut tidak digubris.
Di ujung video, Agusli terlihat dipiting dan dipukul sambil berteriak, “Tolong, tolong, tolong.”
Tanggapan Resmi
Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala Penerangan Lanud Sultan Hasanuddin, Mayor Susanto, menyatakan bahwa kejadian tersebut dipicu oleh kesalahpahaman antara sopir taksi dan tiga prajurit TNI yang bertugas di bandara.
“Kejadian kesalahpahaman tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dan kedua belah pihak sepakat berdamai,” ujar Mayor Susanto dalam keterangan tertulisnya pada 29 Juni 2024.
Resolusi
Sebagai bukti perdamaian, sebuah foto yang menunjukkan ketiga prajurit TNI merangkul Agusli telah beredar di media sosial. Meskipun demikian, belum ada konfirmasi resmi mengenai tindakan disipliner atau hukum yang mungkin diambil terhadap oknum TNI yang terlibat dalam insiden tersebut.
Menurut laporan yang beredar, kendaraan Maxim yang terlibat dalam insiden ini telah tercatat memasuki bandara sebanyak 45 kali dan keluar 44 kali dalam bulan tersebut.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang pengawasan dan penegakan aturan terkait operasi taksi online di area bandara.
Insiden ini telah memicu diskusi publik tentang profesionalisme aparat keamanan, hak-hak pengemudi taksi online, dan pentingnya menegakkan peraturan di area bandara tanpa menggunakan kekerasan. (*)