Balikpapan, SEKALTIM.CO – Menjelang puncak arus mudik Lebaran 1445 H, Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) melakukan peninjauan kesiapan di sejumlah titik strategis. Salah satunya adalah Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan (SAMS) di Balikpapan pada Ahad, 7 April 2024.
Dalam kunjungannya, Akmal menyampaikan bahwa jumlah pemudik di Kaltim diperkirakan mencapai puncak 21 ribu orang per hari. “Peak session pernah 21 ribu. Itu yang berangkat saja, yang datangnya kurang. Mungkin selesai lebaran biasanya akan naik lagi,” ujarnya.
Akmal menjelaskan jika rata-rata per harinya jumlah pemudik sekitar 14 ribu orang yang berangkat dari Kaltim. Lonjakan ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para pemangku kepentingan dalam memastikan kelancaran arus mudik dan arus balik.
Bersama jajaran Forkopimda, DPRD, Otoritas Bandara Angkasa Pura, OPD terkait, TNI, dan Polri, Akmal meninjau persiapan yang telah dilakukan dalam mendukung kelancaran pemudikan. Ia melihat langsung posko yang menjadi pusat komando layanan arus mudik serta posko kesehatan.
“Hari ini kita bersama jajaran Forkopimda, DPRD, Otoritas Bandara Angkasa Pura, OPD, TNI, Polri, lengkap semua tadi, kita meninjau dan semua yang mendukung terkait kelancaran pelaksanaan arus mudik,” ungkapnya.
Gubernur Akmal mengapresiasi fasilitas yang disediakan Bandara SAMS Balikpapan dalam mengakomodir lonjakan pemudik. Ia menyebutkan bahwa pihak bandara telah melakukan banyak inovasi, seperti menyediakan mini theater bagi pemudik yang menunggu keberangkatan pesawat.
“Selain itu, fasilitas musholanya juga sudah bagus dan sangat representatif. Mudah-mudahan fasilitas yang diberikan oleh Angkasa Pura bisa memanjakan pemudik-pemudik kita,” harapnya.
Meski begitu, Akmal mengingatkan para pemudik untuk tetap menjaga kesehatan dan mengutamakan keselamatan selama perjalanan. Ia mencontohkan, meski pemerintah telah menyiapkan infrastruktur yang memadai, namun jika masyarakat tidak patuh dan taat aturan, hal tersebut bisa membahayakan.
“Contohnya membawa barang-barang yang berbahaya,” ujarnya.
Akmal juga mengingatkan pemudik yang membawa anak dalam kondisi sakit agar dapat memeriksakan kesehatan anaknya di fasilitas kesehatan yang telah disiapkan di bandara.
Mengutip informasi dari otoritas Angkasa Pura, Akmal menyebutkan bahwa rata-rata terdapat 159 penerbangan per hari, termasuk penerbangan privat, carter, dan kargo. Sementara pada puncak arus mudik, jumlah penerbangan meningkat menjadi 175 penerbangan.
“Untuk sekarang ada 175 penerbangan. Jadi naik antara 17 sampai 20 persen,” sebutnya.
Namun, kenaikan jumlah penerbangan tersebut masih sangat memungkinkan dengan fasilitas yang dimiliki Bandara SAMS Balikpapan. Pasalnya, bandara ini dipersiapkan untuk menjadi pintu gerbang atau hub penerbangan di Kalimantan.
“Tapi kenaikan ini masih sangat memungkinkan dengan fasilitas yang sangat bagus, karena memang bandara ini kita siapkan untuk menjadi pintu gerbangnya atau hub-nya Kalimantan. Sehingga secara infrastruktur kita sangat disiapkan dengan baik,” ungkapnya.
Bagi pemudik yang menggunakan jalur darat, Akmal berpesan agar tetap berhati-hati di jalan dan selalu menjaga kesehatan. Menurutnya, tujuan utama mudik adalah untuk membangun kebahagiaan dengan berkumpul bersama keluarga di kampung halaman masing-masing.
“Karenanya jaga keselamatan dan kesehatan pemudik, agar bahagianya bisa sampai ke kampung dan berkumpul bersama keluarga,” pesannya.
Akmal juga meminta kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mudik agar tidak menggunakan fasilitas negara. Hal ini untuk menghindari sensitifitas di masyarakat.
“Ada edarannya juga diminta ASN tidak menggunakan fasilitas negara. Jika mudik memakai kendaraan pribadi, karena kalau menggunakan fasilitas negara seperti mobil atau motor dinas itu bisa menimbulkan sensitifitas bagi masyarakat, untuk itu disarankan tidak menggunakan kendaraan dinas,” pesannya.
Setelah mengunjungi Bandara SAMS Balikpapan, Akmal bersama Forkopimda melanjutkan peninjauan ke Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Balikpapan yang menjadi titik keberangkatan laut ke arah Penajam, Palu, dan Mamuju.
“Terlihat tadi secara umum masih terkendali,” ungkap Akmal.
Ia mencatat jumlah pemudik di pelabuhan penyeberangan tersebut masih relatif sedikit dibandingkan tahun 2023 di hari H-4 atau H-5, yaitu sekitar 50 persen. Penurunan ini diduga karena dibukanya akses jalan tol di Samboja Km.38 (jalur Sepaku Semoi) yang menjadi alternatif jalur darat bagi pemudik menuju Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
“Mereka yang mau ke Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah lebih memilih lewat darat. Jadi tidak melalui penyebrangan,” jelasnya.
Meski demikian, Akmal berencana untuk mendiskusikan bersama DPRD dan Dinas Perhubungan agar Pelabuhan Kariangau tetap dapat dilindungi karena memiliki nilai sejarah. Menurutnya, pelabuhan ini dapat dijadikan salah satu moda transportasi laut di masa mendatang atau bahkan dirancang menjadi museum.
“Penyebrangan Niaga ini bersejarah. Nanti kita diskusikan lebih lanjut bersama-sama agar penyebrangan ini menjadi salah satu moda transportasi laut nantinya,” tuturnya. “Bisa jadi museum, makanya kita nanti diskusikan dengan otoritas terkait,” tambahnya. (*)