Kukar, Sekaltim.co – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), pada Kamis 24 Oktober 2024, sore telah menyebabkan robohnya sebagian atap gedung Rumah Sakit AM Parikesit.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 17.03 WITA ini menimpa Gedung Enggang lantai 3 yang merupakan area rawat inap.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan keterangan resmi yang disampaikan oleh Direktur RSUD AM Parikesit, dr. Martina Yulianti, insiden bermula ketika hujan deras disertai angin kencang melanda kawasan rumah sakit.
Cuaca ekstrem tersebut menyebabkan struktur gunungan (ornamen atap) gedung tidak mampu menahan tekanan angin, sehingga roboh dan menimpa plafon ruang rawat inap.
“Kejadian force majeure ini terjadi sangat cepat. Begitu ada tanda-tanda ketidakstabilan struktur, tim kami langsung melakukan evakuasi terhadap seluruh pasien yang berada di area terdampak,” jelas dr. Martina, beberapa jam setelah kejadian.
Sebelumnya, pihak RS AM Parikesit Tenggarong, dalam keterangan tertulis, membenarkan kejadian tersebut.
“Benar telah terjadi Force Majeure rubuhnya Gunungan Bangunan Rawat Inap di gedung Enggang Lantai 3 RSUD Aji Muhammad Parikesit diakibatkan oleh Hujan Dan Angin Kencang yang terjadi pada hari Kamis 24 Oktober 2024 Sekitar Pukul 17.03 Wita.”
Sejumlah video detik-detik setelah plafon ambruk beredar di media sosial.
Penanganan Cepat dan Evakuasi
Sistem tanggap darurat rumah sakit segera diaktifkan begitu insiden terjadi.
Tim keamanan dan petugas medis bergerak cepat mengevakuasi pasien dari Gedung Enggang lantai 3 ke area aman di gedung lain dalam kompleks rumah sakit.
“Alhamdulillah, berkat kesiagaan tim kami dan prosedur evakuasi yang telah terlatih, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden ini. Seluruh pasien telah dipindahkan ke ruang rawat inap alternatif dengan aman,” tambah dr. Martina.
Dampak Terhadap Layanan Rumah Sakit
Meski insiden ini cukup serius, pihak rumah sakit menegaskan bahwa pelayanan kesehatan di RSUD AM Parikesit tetap berjalan normal.
Hanya area yang terdampak saja yang ditutup untuk pemeriksaan dan perbaikan.
“Kami ingin meyakinkan masyarakat bahwa pelayanan kesehatan di RSUD AM Parikesit tetap berjalan seperti biasa. Gedung-gedung lain tidak terdampak dan tetap aman untuk digunakan,” tegas dr. Martina.
Evaluasi Teknis dan Rencana Perbaikan
Pihak rumah sakit telah mengerahkan tim ahli konstruksi untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap struktur Gedung Enggang.
Menurut dr. Martina, kebetulan saat ini sedang ada proyek pembangunan di area rumah sakit, sehingga tenaga ahli konstruksi dapat segera dikerahkan untuk melakukan assessment.
“Tim teknis sedang melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan tingkat kerusakan dan langkah perbaikan yang diperlukan. Kami tidak akan mengambil risiko dan akan memastikan gedung benar-benar aman sebelum digunakan kembali,” jelas dr. Martina.
Klarifikasi Rumor dan Hoaks
Menyusul beredarnya berbagai informasi di media sosial, pihak rumah sakit merasa perlu mengklarifikasi beberapa hal:
1. Gedung yang mengalami kerusakan adalah bangunan lama yang telah beroperasi sejak 2012, bukan gedung baru atau gedung yang sedang direnovasi.
2. Tidak ada korban jiwa atau cedera dalam insiden ini.
3. Kerusakan terbatas pada area atap dan plafon di lantai 3 Gedung Enggang.
4. Pelayanan di unit-unit lain tetap berjalan normal.
RSUD AM Parikesit berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh struktur bangunan di kompleks rumah sakit untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (*)