Mahakam Ulu, SEKALTIM.CO – Bencana banjir masih melanda Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur hingga memasuki hari ketiga, Kamis 16 Mei 2024. Luapan air dari Sungai Long Apari dan Sungai Boh mengakibatkan 36 kampung di 5 kecamatan tergenang banjir.
Kapolres Mahakam Ulu melaporkan, berdasarkan data terkini sementara, banjir masih menggenangi sejumlah daerah di kecamatan Long Bagun, Long Hubung, Long Pahangai, dan Long Apari. Total ada 13 kampung terdampak di Kecamatan Long Bagun, 8 kampung di Long Hubung, 10 kampung di Long Pahangai, serta 6 kampung di Long Apari.
“Selamat pagi Jenderal, mohon izin melaporkan situasi bencana banjir di Mahakam Ulu pada hari ini masih berlangsung akibat limpahan arus deras dari Sungai Long Apari dan Sungai Boh,” demikian kutipan laporan Kapolres yang beredar di media sosial, Kamis 16 Mei 2024.
Daerah Kab. Mahakam Ulu yang hingga saat ini masih tergenang Banjir, sbb:
Kampung di Kec. Long Bagun yang terkena banjir :
1. Kamp. Long Bagun ilir
2. Kamp. Batoq Kelo
3. Kamp. Long Bagun Ulu
4. Kamp. Ujoh Bilang
5. Kamp. Rukun Damai
6. Kamp. Batu Majang
7. Kamp. Long Hurai
8. Kamp. Memahak Besar
9. Kamp. Memahak Teboq
10. Kamp. Memahak Ulu
11. Kamp. Batoq kelo
12. Kamp. Long Merah
13. Kamp. Long Melaham
Kampung di Kec. Long Hubung yang terkena banjir :
1. Kamp. Datah Bilang Baru
2. Kamp. Datah Bilang Ulu
3. Kamp. Datah Bilang Ilir
4. Kamp. Mamahak Teboq
5. Kamp. Matalibaq
6. Kamp. Long Hubung
7. Kamp. Lutan
8. Kamp. Sirau
Kampung di Kec. Laham yang terkena banjir :
1. Nihil
Kampung di Kec. Long Pahangai yang terkena banjir :
1. Kamp. Long Lunuk
2. Kamp. Long Lunuk baru
3. Kamp. Long Pahangai I
4. kamp. irung ubing
5. kamp. naha aruq
6. kamp. long isun
7. kamp. long Pahangai
8. Kamp.long Pahangai II
9. Kamp.long tuyoq
10. Kamp. liu mulang
Kampung di Kec. Long Apari yang terkena banjir
1. Kamp. Long Apari
2. Kamp. Tiong Ohang
3. kamp. Noha Tifab
4. Kamp. Long Kerioq
5. Kamp. Long Penaneh I
6. Kamp. Long Penaneh II
Banjir bandang ini tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga mengakibatkan kerusakan material cukup parah. Rumah-rumah di bantaran Sungai Mahakam Ulu ikut tergenang, begitu pula fasilitas publik seperti PLN, PDAM, sekolah, puskesmas, kantor kecamatan, tempat ibadah, hingga kantor polsek dan koramil.
Menghadapi situasi darurat ini, Pemprov Kalimantan Timur melalui Dinas Sosial setempat menggelontorkan bantuan logistik untuk korban banjir. Pada Kamis sore, sebanyak 1.500 paket sembako berisi beras, gula, makanan kaleng, mie instan dan kebutuhan pokok lainnya dikirim menggunakan jalur sungai menuju Kecamatan Ujoh Bilang.
“Sore ini berangkat. Hari ini 1.500 paket terlebih dulu diluncurkan menggunakan kapal,” ungkap Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak didampingi Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Achmad Rasyidi.
Menurut Andi, untuk saat ini baru tim dari Dinas Sosial dan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Mahakam Ulu yang diterjunkan menangani pengungsian dan pendistribusian bantuan. Namun, ia tidak menutup kemungkinan menurunkan personil bantuan jika dibutuhkan.
“Sementara Tim Dinas Sosial dan Tagana Mahulu yang bergerak,” imbuhnya.
Andi menjelaskan, khusus bantuan bencana di Kaltim bersumber dari dua sumber, yakni APBD dan APBN. Paket sembako 1.500 unit yang dikirim itu bersumber dari APBD Kaltim. Sementara bantuan lain seperti tenda, perlengkapan keluarga, dan lainnya akan disalurkan dari APBN senilai Rp273,37 juta.
“Kita masih hitung ketersediaan yang mau disalurkan bantuan dari APBN lewat gudang kami. Ini masih disiapkan,” ujar Andi.
Untuk reaksi cepat, sambung Andi, pihaknya masih mendropingkan logistik secara bertahap sambil menyiapkan kebutuhan 6.000 paket sembako lagi yang masih mencukupi dari APBD Kaltim.
Menghadapi bencana banjir besar yang meluas ini, pemerintah, relawan, serta masyarakat Mahakam Ulu diharapkan dapat bersatu padu mengevakuasi korban, mendistribusikan bantuan logistik, serta membangun kembali hunian dan fasilitas umum yang rusak pasca banjir mereda. Solidaritas dan kepedulian seluruh elemen menjadi kunci agar bencana tidak semakin memakan korban jiwa. (*)