ANEKABontang

Bontang Kembangkan Ecoprint Berbasis Alam untuk UMKM

Bontang, Sekaltim.co – Kota Bontang Kalimantan Timur (Kaltim) tengah mengembangkan ecoprint bagi para pelaku UMKM. Langkah ini dilakukan Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Koperasi Usaha Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) demi memperkuat pengembangan UMKM melalui inovasi kerajinan berbasis alam.

Langkah terbaru Bontang adalah menggelar Pelatihan Dasar Ecoprint diikuti 25 peserta dari 15 kelurahan dan 10 perwakilan Dekranasda Kota Bontang.

Ecoprint adalah teknik pewarnaan alami pada kain dengan memanfaatkan pigmen daun, bunga, atau bagian tanaman.

Motif hasil ecoprint yang muncul adalah cetakan langsung dari daun/bunga tersebut. Sehingga muncul jejak berupa warna, pola, maupun tekstur alami dari tanaman yang dipakai.

Teknik ini sering disebut “ecoprint batik” karena hasilnya berpola seperti batik, meski tidak melalui proses malam.

Buah pohon Kahoi (Shorea balangeran) untuk pembuatan Herbarium juga bisa dicoba untuk pembuatan kain ecoprint.

Pelatihan yang berlangsung pada 24–25 November 2025 ini dibuka oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan, dan SDM (PKSDM) Kota Bontang, Lukman.

Ia menyebut ecoprint sebagai kerajinan yang relatif baru berkembang di Bontang. Saat ini baru sekitar empat perajin yang aktif menggeluti teknik produksi motif alami tersebut.

Karena itu, pemerintah menilai potensi ecoprint perlu diperluas sebagai produk kreatif berbasis kearifan lokal.

“Kerajinan ecoprint ini masih langka di Bontang. Bahan bakunya mudah didapat dari lingkungan sekitar, seperti dedaunan. Makanya potensi ini harus kita kembangkan,” ujar Lukman Senin 24 November 2025.

Ia menegaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya mengenai keterampilan membuat produk, tetapi juga bagaimana UMKM dapat berkembang secara menyeluruh. Mulai dari produksi, branding, hingga penjualan.

“Ending-nya produk itu harus bisa terjual, tidak hanya di Bontang tetapi juga di Kaltim, nasional, bahkan internasional,” tegasnya.

Lukman juga mencontohkan keberhasilan UMKM rumput laut Bontang yang telah menembus pasar Australia. Menurutnya, pencapaian tersebut harus menjadi pemacu bagi sektor industri kreatif lainnya, termasuk ecoprint.

Apalagi, hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dinilai membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk lokal.

“Pasar ecoprint di IKN pasti ada. Kita harus bisa bersaing dengan Samarinda dan Balikpapan,” tambahnya.

Ia bahkan mendorong agar produk kerajinan Bontang dapat dipromosikan di lokasi strategis, termasuk galeri UMKM di depan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan.

Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian DKUMPP Bontang, Muh Ridwan, menyebut pelatihan ecoprint ini sebagai langkah awal memperkenalkan teknik pencetakan motif alami kepada masyarakat.

Selama dua hari pelatihan, peserta mempelajari teori, praktik dasar, hingga teknik mencetak motif daun dan bunga ke atas kain.

Ridwan berharap pelatihan ini mampu melahirkan perajin baru sekaligus memperkuat identitas industri kreatif daerah. “Ini bentuk dukungan kami agar masyarakat punya keterampilan tambahan dan bisa memulai usaha yang bernilai ekonomi,” ujarnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button