Buku Aji Galeng Diluncurkan di IKN, Tokoh Penjaga Negeri dari Paser Utara

Sekaltim.co – Sosok Aji Galeng (1790–1882) menjadi sorotan melalui peluncuran buku berjudul “Aji Galeng dari Paser Utara: Penjaga Negeri, Peletak Peradaban (1790–1882)”.
Peluncuran buku Aji Galeng berlangsung di Auditorium Gedung Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Selasa 16 September 2025, dan dihadiri sejumlah tokoh penting dari Kaltim maupun perwakilan adat.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim sekaligus Ketua Yayasan Aji Galeng, Bambang Arwanto, menyebut karya ini ditulisnya bersama Safardy Bora.
Menurutnya, buku tersebut menjadi upaya merekam jejak sejarah Nusantara, khususnya perjuangan masyarakat Paser Utara melawan kolonialisme.
Aji Galeng telah menjadi simbol perlawanan sekaligus peletak peradaban di tanah Telake-Balik.
Aji Galeng lahir dari keturunan bangsawan Kesultanan Paser dan Kutai pada 1790. Pada 1819, Sultan Kutai Kartanegara ke-16, Aji Muhammad Salehuddin, mengangkatnya sebagai panglima perang.
Setahun kemudian, ia memimpin pasukan mengusir Inggris yang merampas kebun rotan dan sarang burung walet di Muara Pahu, Toyu, dan Sepaku.
Pada 1821, ia ditabalkan sebagai Panembahan Telake-Balik di Lembakan, dengan tugas menjaga kekayaan negeri sekaligus mempersatukan rakyat.
Puncak perjuangannya terjadi pada 1825 saat memimpin pertempuran melawan Belanda di Sepaku selama 93 hari hingga berhasil memukul mundur pasukan kolonial dan menegaskan kedaulatan rakyat.
Tahun 1880, Aji Galeng bersama cucunya, Aji Sumegong, kembali menggagalkan ambisi Belanda menganeksasi sarang burung walet di Toyu dan Sepaku.
Perjuangan ini meneguhkan posisinya sebagai tokoh penjaga kedaulatan di tanah Paser Utara. Ia wafat pada 1882 dan dimakamkan di Lembakan, Long Kali, Kabupaten Paser.
“Aji Galeng wafat pada 1882 dan dimakamkan di Lembakan,” ungkap Bambang Arwanto Gelar Kakah Demong Agung Nata Kusuma Diningrat, yang juga diketahui sebagai keturunan Aji Galeng.
Menurut Bambang Arwanto, Aji Galeng bukan hanya panglima perang, tetapi juga peletak dasar peradaban di wilayah yang kini menjadi pusat pemerintahan baru Indonesia.
Perjuangan Aji Galeng memberi pesan bahwa membangun IKN juga harus berlandaskan nilai luhur para leluhur.
Peluncuran buku tersebut dihadiri Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, Ketua TP PKK Kaltim Hj Sarifah Suraidah Harum, Bupati Penajam Paser Utara H Mudyat Noor, Deputi Sosial Budaya OIKN H Alimuddin, serta tokoh adat dari Paser, Kutai, dan Wajo.
Yayasan Aji Galeng berharap lahir karya-karya sejarah serupa dari daerah lain di Kalimantan Timur. Upaya ini diyakini akan memperkuat identitas, kebanggaan, dan kecintaan masyarakat terhadap tanah air. (*)









