SEKALTIM.CO – Dinas Sosial Kalimantan Timur (Dinsos Kaltim) mengambil langkah strategis dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dukungan psikososial bagi korban bencana.
Melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Layanan Dukungan Psikososial yang diselenggarakan pada 2-4 Juli 2024, Dinsos Kaltim berkomitmen untuk mempersiapkan tenaga profesional yang kompeten dalam menangani dampak psikologis dan sosial akibat bencana.
Bertempat di Coconut Beach Samboja, acara yang diikuti oleh 40 peserta dari berbagai latar belakang ini secara resmi dibuka oleh Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial, Akhmad Rasyidi, mewakili Asisten Pemerintahan dan Kesra.
Pelatihan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sistem penanganan bencana di Kalimantan Timur, khususnya dalam aspek pemulihan mental dan sosial korban.
“Layanan dukungan psikososial ini memiliki peran vital dalam membantu korban bencana yang mengalami trauma dan depresi,” ungkap Rasyidi dalam sambutannya, dikutip dari keterangan tertulis Dinsos Kaltim, Rabu 3 Juli 2024.
Rasyidi juga menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang konsep psikososial yang terdiri dari dua aspek utama: psiko dan sosial.
“Aspek psiko mengacu pada jiwa, pikiran, emosi, perilaku, keyakinan, sikap, persepsi, dan pemahaman diri. Sementara aspek sosial berkaitan dengan interaksi antar manusia, tatanan sosial, norma, nilai, sistem ekonomi, kekerabatan, serta keyakinan yang berlaku dalam masyarakat,” ungkapnya
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa psikososial merupakan hubungan dinamis dalam interaksi antar manusia. “Tingkah laku, pikiran, dan emosi individu akan saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain serta pengalaman sosial,” tambahnya.
Tujuan utama dari dukungan psikososial yang diberikan adalah untuk memulihkan kondisi individu, keluarga, atau kelompok pasca bencana, baik bencana alam maupun sosial.
Melalui dukungan ini, diharapkan para korban dapat bangkit kembali, menjadi lebih tangguh secara mental, dan mampu berfungsi optimal dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami berharap, dengan adanya dukungan psikososial ini, para korban bencana dapat menjadi kuat secara individu maupun kolektif, memiliki ketangguhan dalam menghadapi masalah, serta menjadi berdaya dan produktif dalam menjalani hidup,” ujar Rasyidi.
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini memiliki beberapa tujuan spesifik, di antaranya:
1. Memberikan pengetahuan komprehensif tentang dampak psikologis dan sosial akibat bencana alam.
2. Meningkatkan keterampilan peserta dalam melakukan asesmen dan intervensi layanan dukungan psikososial.
3. Membekali peserta dengan kemampuan menggunakan instrumen asesmen dan intervensi yang tepat.
4. Meningkatkan semangat, kemampuan, dan keterampilan para TAGANA (Taruna Siaga Bencana) dalam menjalankan tugas mereka di lapangan. (*)