Granat Ditemukan di Pekarangan Warga Bantuas Palaran Samarinda

Samarinda, SEKALTIM.CO – Sebuah granat ditemukan warga di pekarangan rumahnya di Jalan Al Hasanie RT 05, Kelurahan Bantuas, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada Kamis 1 Februari 2024. Granat jenis nanas ini ditemukan oleh Salman saat sedang membersihkan pekarangannya.

Menurut Kapolsek Palaran Kompol Zarma Putra, Salman merasakan parang yang digunakan untuk menebas rumput menyentuh benda keras seperti besi. Setelah dicek, benda itu ternyata sebuah granat.

Salman lantas segera melaporkan temuannya ke Ketua RT setempat. Kemudian Ketua RT menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Bantuas Aipda Hilldes Teffi untuk meminta bantuan.

Bhabinkamtibmas bersama Babinsa Koramil Palaran langsung menuju lokasi dan memastikan benda itu adalah granat. Mereka lantas menghubungi tim penjinak bom dari Brimob Polda Kaltim yang bermarkas di Samarinda Seberang.

Tim dari Brimob pun dikerahkan ke tempat kejadian dan melakukan evakuasi granat. Granat tersebut kemudian dibawa ke Mako Brimob untuk dilakukan penjinakan.

Dari bentuk fisiknya, granat itu diduga merupakan sisa peninggalan zaman penjajahan Belanda. Pasalnya, dahulu kolonial Belanda sempat menduduki wilayah Sanga-Sanga dan Bantuas di Kalimantan Timur.

Di lokasi kejadian, pihak kepolisian sudah memasang garis polisi untuk mengamankan area tersebut. Kapolsek Palaran menghimbau warga yang menemukan benda mencurigakan agar segera melapor ke pihak berwajib.

Ia juga mengapresiasi kerja sama dan kewaspadaan warga dalam melaporkan temuan granat ini. Berkat respon cepat warga dan aparat keamanan, granat berbahaya ini berhasil diamankan sebelum menimbulkan korban.

“Kepada seluruh warga apabila menemukan benda yang sekiranya mencurigakan agar segera menghubungi pihak yang berwajib guna dilakukan penanganan lebih lanjut,” demikian keterangan Kapolsek, Jumat 2 Februari 2024.

Ketua RT 05 Bantuas, Mustamat, mengungkapkan bahwa sebenarnya ini bukan kali pertama granat ditemukan di wilayah RT 05. Pada 1993 silam, granat pernah ditemukan juga di lahan perkebunan warga setempat.

Hanya saja kala itu granat sudah tidak aktif lagi sehingga tidak perlu ditangani tim penjinak bom.

“Cuma waktu itu tidak ditangani Gegana karena sudah tidak aktif,” kata Mustamat kepada wartawan.

Selain perkebunan, sebagian besar wilayah RT 05 masih berupa hutan. Dulunya tentara Jepang membuka hutan tersebut menjadi lahan perkebunan setelah perang usai. Kemungkinan besar granat-granat itu sisa dari masa perang dahulu. (*)

Exit mobile version