Samarinda, SEKALTIM.CO – Kepala BPS Kaltim Dr Yusniar Juliana menerangkan pada Selasa 2 Januari 2024, bahwa Provinsi Kalimantan Timur, yang merupakan gabungan 2 Kota indeks harga konsumen (IHK) yaitu Samarinda dan Balikpapan, pada Desember 2023 mengalami inflasi sebesar 0,39% dengan inflasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,46%.
“Provinsi Kalimantan Timur, yang merupakan gabungan 2 Kota IHK yaitu Samarinda dan Balikpapan, pada Desember 2023 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen dengan inflasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,46 persen,” ungkap Yusniar Yulianan melalui rilis daring Selasa 2 Januari 2024.
Yusniar Juliana menambahkan, pada Desember 2023, Kota Samarinda mengalami inflasi 0,41% dan Kota Balikpapan 0,39%. Secara umum, inflasi terjadi karena peningkatan indeks harga pada 7 kelompok pengeluaran.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 1,11%, diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,92%, kelompok transportasi 0,31%, kelompok kesehatan 0,13%, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,11%, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,07%, serta kelompok penyediaan makan dan minuman/restoran 0,02%.
Sementara 3 kelompok mengalami penurunan, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki 0,27%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,18%, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,03%. Kelompok pendidikan cenderung stabil.
Komoditas penyumbang inflasi bulanan antara lain cabai rawit, angkutan udara, emas perhiasan, daging ayam ras, dan bawang merah. Sedangkan komoditas penyumbang inflasi tahunan yaitu beras, angkutan udara, cabai rawit, rokok kretek filter, dan emas perhiasan.
Adapun komoditas penyumbang deflasi tahunan adalah minyak goreng, bawang merah, semen, ikan layang/benggol, dan popok bayi. Sementara untuk deflasi bulanan adalah udang basah, bayam, kangkung, buncis, dan celana jeans anak.
Menurut BPS Kaltim, inflasi dipengaruhi sejumlah faktor global seperti permintaan batubara RI dari China dan India yang meningkat menjelang musim dingin. Selain itu operasi pasar menjelang Natal dan Tahun Baru, penyesuaian harga BBM, serta penguatan nilai tukar rupiah turut berpengaruh.
Dengan capaian inflasi tersebut, diharapkan daya beli masyarakat Kaltim tetap terjaga. Pemerintah daerah juga dituntut terus memantau harga dan stok kebutuhan pokok guna menekan laju inflasi 2024. (*)