SEKALTIM.CO – Ketua Forum Persaudaraan Muslim Kalimantan Timur (FPMKT), Rasyid Ridla, SH, mengeluarkan pernyataan keras mengenai tuduhan ‘Politik Dinasti’ yang kerap kali diarahkan kubu lawan kepada salah satu calon kepala daerah di Bumi Mulawarman.
Menurut pria yang berprofesi sebagai seorang pengacara tersebut, penggunaan istilah ini tak lebih dari taktik untuk menjatuhkan karakter calon kepala daerah yang dinilai memiliki peluang kuat dalam kontestasi politik tahun 2024.
Tuduhan semacam ini lanjut Rasyid, hanya menunjukkan upaya pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan yang lebih substantif.
“Narasi tentang Politik Dinasti ini tidak relevan lagi, dan hanya berfungsi sebagai alat untuk merusak citra kandidat yang didukung oleh rakyat,” ujarnya, Minggu siang (3/11/2024).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa prinsip demokrasi dan hak politik menjamin bahwa setiap warga negara berhak maju sebagai calon pemimpin, tanpa terkecuali.
“Hak politik setiap warga negara dijamin dalam demokrasi, dan tidak seharusnya hak ini dirampas hanya karena ada anggota keluarga yang pernah memimpin, atau lebih dulu memimpin,” tuturnya.
“Kita seharusnya mengedepankan penilaian berdasarkan kapasitas dan program kerja, bukan dengan mengaitkannya pada hubungan keluarga,” tambahnya.
Ia juga menilai bahwa narasi ‘Politik Dinasti’ ini bisa menjadi indikasi bahwa kandidat yang melontarkan isu itu sebenarnya kehabisan gagasan atau program konkret yang bisa mereka tawarkan.
“Ketika pihak tertentu terus memunculkan isu dinasti, hal ini menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk bersaing secara programatik,” tegasnya.
Isu seperti ini kata Rasyid, kerap kali muncul sebagai upaya pengalihan perhatian ketika lawan politik tidak memiliki rencana yang kuat atau gagal dalam pemerintahan sebelumnya.
“Ini adalah isu murahan yang kerap dipakai untuk menutupi kekurangan dan kegagalan di masa lalu,” bebernya.
Pengembangan isu ‘Politik Dinasti’ ini justru bisa memperlihatkan rasa panik dari pihak lawan yang melihat popularitas dan dukungan masyarakat semakin besar terhadap paslon tersebut.
Di tengah situasi itu, kubu lawan mencoba berbagai cara untuk menurunkan elektabilitas kandidat ini dengan mengangkat isu-isu yang tidak berhubungan langsung dengan kompetensi kepemimpinan.
Atas dasar itu, ia mengingatkan masyarakat Kaltim agar tidak terpengaruh oleh isu-isu murahan seperti ini. Masyarakat diminta untuk lebih fokus pada program yang ditawarkan oleh masing-masing kandidat.
“Saya rasa masyarakat Kaltim sudah sangat cerdas. Masyarakat harus lebih kritis dan jangan sampai terjebak dalam narasi-narasi yang hanya menciptakan kesan negatif tanpa substansi, khususnya isu yang tidak memiliki dampak langsung pada kesejahteraan kita semua,” tutupnya.