Jejak Visioner Awang Faroek Ishak di Jembatan Pulau Balang yang Terwujud di Masa Jokowi

SEKALTIM.CO – Peresmian Jembatan Pulau Balang oleh Presiden Joko Widodo pada Minggu, 28 Juli 2024, tidak hanya menandai era baru konektivitas di Kalimantan Timur (Kaltim), tetapi juga membuka kembali lembar sejarah panjang pembangunan infrastruktur strategis ini.

Meski diresmikan di era kepemimpinan Jokowi, jejak awal pembangunan jembatan ini ternyata memiliki kaitan erat dengan masa pemerintahan Gubernur Kalimantan Timur periode dua periode, 2009-2018, Awang Faroek Ishak.

Rusmadi, Wakil Wali Kota Samarinda yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur di era Awang Faroek Ishak, memberikan kesaksian menarik.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada 31 Juli 2024, ia menuliskan, “Betapa tidak, beliaulah yang mencanangkan dan memulai pembangunannya. Saat itu, 2010 pembangunan Jembatan Bentang Pendek 470 m mulai dibangun dengan APBD Kaltim.”

Rusmadi juga menambahkan, “Sementara Bentang panjang 800 m, karena keterbatasan anggaran membutuhkan dukungan APBN & mulai dibangun 2015. Ground breaking pembangunannya dilaksanakan bersamaan dengan diresmikannya Terminal Peti Kemas Kariangau 24 Oktober 2012 oleh Bapak SBY Presiden RI.”

Kesaksian senada juga datang dari Dayang Donna Faroek, putri Awang Faroek Ishak yang kini menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Timur.

Dalam unggahannya pada Selasa 30 Juli 2024, ia menyatakan, “Alhamdulillah Peninggalan Program-program Bapak Awang Faroek Ishak, satu per satu berhasil diselesaikan dengan Penuh Haru dan Penuh Kebanggaan. Semoga semua dapat bermanfaat untuk Kesejahteraan Seluruh Rakyat Kalimantan Timur.”

Donna juga mengungkapkan reaksi ayahnya saat menyaksikan peresmian jembatan tersebut. “Pas liat peresmian kemarin Bapak AFI sempat Terharu dan dengan penuh kebanggaan akhirnya pelan-pelan program kerjanya selesai satu per satu,” tulisnya.

Kronologi Pembangunan

Meski dalam peresmiannya Presiden Jokowi menyebutkan bahwa jembatan ini mulai dibangun pada 2015, sejumlah sumber menegaskan bahwa cikal bakal pembangunan jembatan ini sebenarnya sudah dimulai jauh sebelumnya.

Akun Skyscrapercity Samarinda memberikan klarifikasi, 29 Juli 2024, dengan menuliskan, “Kami tambahkan, jembatan ini sejatinya dibangun sejak tahun 2009 atas inisiasi Gubernur Kaltim saat itu Awang Faroek Ishak. Pemprov memang hanya membiayai pembangunan bentang pendeknya, itu pun sudah keluar uang Rp400 miliar lebih dari APBD. Bentang panjangnya kemudian diusulkan melalui APBN.”

Mereka juga menjelaskan, “Sama nasibnya seperti jalan tol, APBN baru mengucur pada 2015 seperti yang dibilang pak Presiden. Jembatan ini kemudian tersambung sepenuhnya pada 2021 lalu. Kemudian diresmikan secara seremonial kemaren sore, dan baru bisa dibuka untuk umum Desember 2024 mendatang.”

Signifikansi Jembatan Pulau Balang

Dalam peresmiannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya Jembatan Pulau Balang bagi konektivitas wilayah. “Jembatan Pulau Balang di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah proyek penting di Kalimantan Timur, menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Provinsi Kalimantan Selatan,” ujar Jokowi.

Jokowi juga menyebutkan bahwa jembatan ini dibangun dengan biaya Rp1,4 triliun dan akan signifikan mempercepat waktu tempuh. “Dengan adanya Jembatan Pulau Balang, waktu tempuh dari Balikpapan ke IKN menjadi lebih cepat yang sebelumnya 2,5 jam menjadi 1,5 jam,” tambahnya.

Dampak dan Harapan

Keberadaan Jembatan Pulau Balang diharapkan tidak hanya mempercepat mobilitas antar wilayah, tetapi juga membawa dampak positif bagi perekonomian Kalimantan Timur secara keseluruhan.

Meski belum rampung sepenuhnya, terutama dari arah Balikpapan, beberapa potensi dampak positif Jembatan Pulau Balang bisa dicatat, antara lain:

1. Percepatan distribusi logistik: Memudahkan pengiriman barang dari Pelabuhan Semayang Balikpapan ke wilayah Penajam Paser Utara dan sekitarnya.
2. Peningkatan investasi: Membuka peluang investasi baru di wilayah yang sebelumnya sulit diakses.
3. Pengembangan pariwisata: Memudahkan akses wisatawan ke berbagai destinasi di Kalimantan Timur.
4. Dukungan pembangunan IKN: Mempercepat mobilisasi sumber daya untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Tantangan ke Depan

Meski telah diresmikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi:

1. Penyelesaian akhir: Presiden Jokowi menyebutkan bahwa saat ini sedang dalam “proses perbaikan visual”, menandakan masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
2. Manajemen lalu lintas: Perlu strategi khusus untuk mengatur arus lalu lintas, terutama saat jembatan dibuka untuk umum pada Desember 2024.
3. Pemeliharaan jangka panjang: Diperlukan rencana pemeliharaan yang baik untuk memastikan keberlanjutan fungsi jembatan.
4. Integrasi dengan rencana pengembangan wilayah: Jembatan ini perlu diintegrasikan dengan rencana pengembangan wilayah secara keseluruhan, termasuk dengan proyek IKN.

Membangun Kaltim

Peresmian Jembatan Pulau Balang bukan hanya menandai terwujudnya sebuah infrastruktur vital, tetapi juga menjadi bukti kesinambungan visi pembangunan antar periode kepemimpinan. Inisiasi yang dimulai di era Gubernur Awang Faroek Ishak, berlanjut dan akhirnya terwujud di masa pemerintahan Presiden Jokowi.

Ke depan, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa jembatan ini benar-benar membawa manfaat maksimal bagi masyarakat Kalimantan Timur. Diperlukan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk mengoptimalkan potensi yang dibawa oleh kehadiran Jembatan Pulau Balang ini. (*)

Exit mobile version